Perasaan

1103 Kata

"Ce, kamu mulutmu berdarah," ujar Kak Reza. Aku pun segera mengambil tisu yang ada di dashboard mobil Kak Reza, lalu mengusapkan ke mulutku. "Iya, Kak. Tadi digigit si b******k itu," ujarku. "Kamu diapain tadi? Kok bisa dia yang nganter kamu? Pak Nadim ke mana?" tanya Kak Reza tampak khawatir. "Pahaku disundut rokok itu orang, Kak. Sama mulutku ini digigit," ujarku. Pantes aja sedari tadi mulutku terasa perih, tapi tak menyadari jika sampai berdarah. Aku merasa bersyukur bisa diselamatkan Kak Reza. Nggak tahu seperti apa nasibku jika, dia nggak datang menolongku. "Kak, makasih ya. Kakak dah baik, ngomong-ngomong kakak kok tahu lokasiku di sana?" tanyaku penasaran. "Kan ada GPS, untung aja tadi kamu nelpon kalau nggak ya tak tahu lagi, lah," ujar Kak Reza. Aku pun menatapnya, tak ta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN