Bab 47. Menantu-Menantu Adyatama

1138 Kata

Sinta membungkus tubuhnya dengan selimut lalu berjalan menuju ke sofa di mana ia meletakkan tasnya. Buru-buru wanita itu mengambil ponsel yang terus berdering sejak tadi. Ia membuang napas lega ketika bukan nama sang suami yang tertera di layarnya. Melainkan sang ayah. Sinta lantas mengangkat telepon setelah itu. Iya juga merasa penasaran dengan apa yang akan dikatakan papanya malam-malam begini. "Halo, Pa." "Halo. Kamu belum tidur?" tanya Sanjaya. "Belum. Ada apa?" "Prima mana?" "Ke luar kota," sahut Sinta. "Apa? Kalian baru menikah dan Prima malah pergi? Keterlaluan. Memangnya tidak ada hari lain?" tanya Sanjaya geram. "Papa Hans yang minta, Pa," sahut Sinta. "Hans? Dia pasti sengaja melakukan ini," ucap Sanjaya. "Udahlah biar aja. Enggak penting juga," ucap Sinta. "Kam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN