Prima kembali mengendarai mobilnya menuju ke sebuah klinik dekat mall. Tadi, Sinta meneleponnya karena ia baru saja pingsan. Dan orang-orang membawanya ke klinik terdekat. Gadis itu tak tahu, tapi akhir-akhir ini ia merasa tubuhnya begitu letih dan lemas. Dan di sinilah penjelasannya. "Anda sedang hamil, Mbak," kata dokter. Sinta melongo. Ia memejamkan mata sejenak dan mengambil napasnya dengan gusar. Ia tak tahu jika ini akan terjadi begitu cepat. Biasanya ia selalu main aman dengan Prima. Namun, entah kapan mereka jadi terlena dan kebablasan. "Apakah saya bisa menghubungi suami, Mbak?" tanya dokter lagi. "Biar saya saja, Dok." Sinta mengambil ponsel di dalam tasnya. Gadis itu segera menghubungi Prima untuk dimintanya datang. Jelas, ia tak bisa mengatasi hal ini sendirian. Jadi,