"Bagaimana? Kamu bersedia menemaniku atau bisa dikatakan membantuku belajar agama?" Bellvania mengerjapkan matanya, menatap perempuan nan cantik didepannya dengan pandangan heran, tiba-tiba saja datang bertamu di toko bunganya dan mengatakan kata barusan, dia waras kan? "Kok diam? Aku salah bicara ya? Gini loh. Kamu kan gebetan Barra dan keb-" "Barra? Gebetan?" potong Bellvania, sejak kapan kata 'gebetan' hadir diantara ia dan Barra? "Uhh! Salah lagi. Gini, aku ini calonnya Dito, kamu tau Dito kan? Dito Hermawan, sahabatnya Barra itu?" Bellvania mengangguk, "Nah, selama ini setiap aku bertamu kerumah mereka Barra tidak pernah menganggapku ada seolah-olah tidak merestui hubunganku dengan Dito. Kamu kan semacam teman dekatnya Barra, apasih namanya itu. Pokoknya dekatlah, kan kita m