bc

Di Balik Wajah Cacat sang CEO

book_age18+
804
IKUTI
6.2K
BACA
billionaire
HE
blue collar
drama
bxb
city
cheating
like
intro-logo
Uraian

Akibat konspirasi jahat istri bersama sahabatnya sendiri, Aryan Dhiratama mengalami kecelakaan tragis, jatuh ke dasar jurang yang sangat dalam. Namun, kecelakaan tersebut justru membawa Aryan bertemu dengan cinta sejatinya.

Sukma Larasati, seorang gadis sederhana yang menolong Aryan, ketika dia terdampar di tepi danau, di sebuah desa terpencil yang ada di kaki perbukitan.

Kecelakaan itu juga membuat Aryan mengalami cacat permanen pada wajahnya serta menderita amnesia. Karena kehilangan jati diri, Aryan terpaksa tinggal bersama Sukma di desa tersebut. Hingga tak disangka, sebuah kesalahpahaman terjadi dan membawa mereka harus terikat tali pernikahan.

Seiring waktu berjalan, cinta pun mulai tumbuh di antara Aryan dan Sukma. Meski hanya mengenal Aryan sebagai seorang pria buruk rupa dan tidak memiliki identitas yang jelas, tetapi Sukma tetap mencintai dengan sepenuh hati.

Apa yang akan terjadi, ketika ingatan Aryan kembali dan mengetahui bahwa sesungguhnya dia adalah seorang pria kaya raya, CEO perusahaan otomotif ternama?

Akankah Aryan kembali ke masa lalunya dan meninggalkan Sukma seorang diri?

chap-preview
Pratinjau gratis
Eps. 01. Kejutan tak Menyenangkan
Dengan langkah gagah berwibawa, seorang pria berjalan keluar dari akses VIP sebuah bandara internasional di kota utama. Semua kepala tertunduk hormat dan tidak ada orang yang berani menatap, ketika dia melintas. Meskipun demikian, paras rupawan nan penuh kharisma pria tersebut, sungguh tiada terbantahkan serta mampu memesonakan semua mata yang melihatnya. Sebuah pin emas berlogo perusahaan ternama di negeri ini juga terlihat menempel di jas formal yang tengah dikenakan sang pria dan semua orang pastilah mengenalinya. Tak lain dan tak bukan, dia adalah Aryan Dhiratama, seorang CEO dari perusahaan otomotif terkemuka di negeri ini. Di usianya yang masih terbilang muda, Aryan tergolong seorang pengusaha yang sangat sukses, terpandang dan cukup disegani di kotanya. Meninggalkan tanah air untuk perjalanan bisnis ke luar negeri, juga sudah hal yang sangat biasa bagi Aryan. Namun, kepulangannya hari itu, terasa sangat berbeda. Ada hal istimewa yang membuatnya merasa sangat bahagia dan ingin segera tiba di rumah. "Senang rasanya aku sudah kembali ke tanah air." Aryan menggumam dengan senyum indah selalu merekah di bibirnya. Membayangkan akan segera bertemu dengan orang terdekat yang sudah sangat dirindukan setelah lebih dari sebulan berpisah, membuat hatinya seakan berbunga-bunga. "Segera antar aku pulang! Aku ingin secepatnya sampai di rumah." Aryan memberi perintah kepada dua orang asisten kepercayaannya, yang sudah sedari tadi siaga menunggu di pick up zone bandara itu. "Baik, Bos." Kedua pria asistennya itu langsung mengangguk dan patuh pada perintah Aryan. Gana dan Dafa, adalah asisten pribadi kepercayaan Aryan. Selama ini, dua orang itulah yang selalu setia mendampingi Aryan dalam menjalankan roda perusahaannya. "Cari jalan tercepat, Dafa!" Di dalam mobil yang kini sudah melaju perlahan, Aryan kembali mempertegas perintah kepada Dafa, yang saat itu selaku sopir dan akan mengantar dia pulang. "Tidak biasanya Anda terburu-buru seperti ini, Bos? Apa ada sesuatu yang membuat Anda tidak sabar ingin segera sampai di rumah?" Gana bertanya dengan nada sedikit meledek, karena bukan hal biasa dia melihat Aryan begitu bersemangat, seperti hari itu. "Iya, Gana. Hari ini adalah hari istimewaku bersama Alya. Tepat dua tahun yang lalu, aku dan Alya mengikrarkan janji pernikahan." Sambil terus tersenyum, Aryan bercerita kepada dua asistennya. Dia juga terkenang bahwa hari itu adalah hari jadi pernikahannya yang kedua bersama Alya, istrinya. Meskipun hubungan antara Aryan dengan kedua orang itu adalah atasan dan bawahan, tetapi selama ini mereka memang sangat akrab layaknya sahabat. Aryan tidak pernah ragu menceritakan hal-hal pribadinya sekalipun, kepada Gana dan Dafa. Aryan adalah pria yang rendah hati dan mudah bergaul dengan siapa saja. Kekuasaan serta kekayaan yang dia miliki, tidak pernah membuatnya menjadi pria sombong. "Oh ... jadi karena itu, Anda ingin kami merahasiakan kepulangan Anda kepada Nyonya Alya, Bos?" Dafa terkekeh dan ikut menimpali. Dia tahu, sesibuk apa pun Aryan dengan semua pekerjaan, istrinya tetaplah yang paling diutamakan. Aryan mengangguk dan menjawab, "Iya, itu benar, Dafa. Hari ini aku ingin memberi sebuah kejutan istimewa untuk Alya." Gana dan Dafa sejenak saling memandang dan sama-sama tersenyum geli. Mereka tahu dalam urusan asmara, Aryan juga adalah seorang b***k cinta. Dia sangat mencintai dan rela melakukan apa saja demi seorang wanita bernama Alya, yang kini sudah menjadi istrinya. "Malam ini juga, aku akan membawa Alya pergi berlibur ke villa pribadiku." Aryan kembali menggumam sembari mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam saku jasnya. "Aku yakin, Alya pasti akan sangat menyukai hadiah kecil dariku ini." Aryan terus tersenyum sembari membuka kotak itu dan memandangi sebuah cincin permata nan indah di dalamnya. Meski kecil, benda itu tentunya memiliki nilai yang bukan sekedar kaleng-kaleng. Tanpa terasa, mobil mereka kini sudah tiba di depan sebuah rumah berlantai tiga di kawasan pemukiman elit. Bangunan megah bergaya Eropa dan hampir semua dindingnya dicat berwarna putih itu, adalah rumah kediaman milik Aryan. Rumah itulah yang selama ini dia tempati bersama sang istri dan seorang putri kecilnya. Buah hati dari pernikahan mereka, yang kini baru berusia delapan bulan. "Aku turun disini saja dan kalian tidak usah ikut masuk!" Tak ingin kejutan yang dia sudah persiapkan diketahui oleh sang istri, Aryan memilih turun di depan pintu gerbang rumahnya. Dia juga melarang Dafa dan Gana ikut masuk, serta bisa saja merusak rencananya. "Baiklah, selamat bersenang-senang, Bos," ledek Gana dan Dafa lagi, tetapi Aryan sama sekali tidak memedulikannya. Aryan bergegas masuk ke dalam rumah besarnya itu. Di ruang tamu, dia menghentikan langkah dan mengerutkan dahinya. "Mengapa rumah ini sepi? Kemana semua pelayan?" Pandangan Aryan beredar, menelisik semua sudut ruangan yang tampak sepi, tidak seorang pun terlihat disana. "Mengapa Anda pulang lebih cepat, Tuan?" Hanya seorang pelayan yang tiba-tiba datang menghampiri. Namun, pelayan itu juga terlihat sangat terkejut dan tidak menyangka Aryan akan pulang hari itu. "Iya. Kemana yang lain? Mengapa rumah ini sepi?" Aryan sedikit heran dan berbalik bertanya kepada pelayan tersebut. "Ee ... a-anu, Tuan .... " Pelayan itu tergagap dan sejenak menjeda ucapannya. "Se-semua pelayan kecuali saya, hari ini diizinkan cuti oleh Nyonya Alya," sambungnya dengan sangat gugup dan wajah yang tampak tengah berusaha menyembunyikan sesuatu dari Aryan. Akan tetapi, sebuah senyum justru kian terkembang di bibir Aryan, ketika mendengar penjelasan pelayannya itu. "Ahh, sepertinya kejutanku sudah diketahui oleh Alya. Dia justru memberi surprise lain dengan cara meliburkan semua pelayan," terka Aryan dalam hati. Dia mengira Alya sudah mengetahui kejutan darinya dan sengaja meliburkan semua pelayan hari itu, agar mereka bisa lebih leluasa berduaan di rumah. "Sekarang dimana Alya?" tanya Aryan lagi kepada pelayannya. "Nyonya Alya ... a-ada di kamar, Tuan." Pelayan itu menjawab masih dengan suara terbata dan semakin terlihat gugup. Namun, Aryan tidak terlalu peduli dengan sikap tidak biasa pelayan tersebut. Bergegas dia naik ke tangga lantai dua rumah itu dan menuju kamar yang selama ini ia tempati bersama sang istri. Tiba di depan kamar, Aryan terkesiap. Samar-samar telinganya menangkap suara tidak biasa melintas di pendengaranya. Sambil memegang gagang pintu, Aryan lalu menempelkan telinganya di daun pintu dan mencoba menguping. Dia sangat penasaran, karena sesuatu mencurigakan sepertinya tengah terjadi di dalam kamar itu. "Oughh ... aahh ... teruskan dan lebih dalam lagi, Sayang! Rasanya nikmat sekali." Jantung Aryan seketika berdebar hebat. Suara yang terdengar tengah mendesah itu, sangat tidak asing di telinganya. Suara lenguhan panjang dan lembut dari seorang wanita, terdengar menggema di rongga telinganya itu, tentu sangat mudah ia kenali. "Aaahh ... aku mencintaimu, Sayang?" Suara berat seorang pria yang juga tengah mendesah nikmat, terdengar ikut menimpali. "Iya, Sayang. Aku juga mencintaimu. Terima kasih atas semua yang kamu berikan malam ini. Aku sangat puas." Suara-suara itu semakin terngiang dan terasa kian menusuk di pendengaran Aryan, yang membuat darahnya seketika mendidih. Dia tahu kalau di dalam kamarnya kini tengah ada dua manusia yang tengah memadu hasrat. Dari suaranya saja, Aryan sudah tahu siapa yang sedang berbuat m***m di dalam sana. Sambil mendengus kasar, Aryan menendang pintu kamar itu sekuat tenaga, sehingga kini terbuka lebar. Mata Aryan seketika terbelalak lebar dan wajahnya merah padam, ketika dengan sangat nyata dia melihat apa yang tengah terjadi di hadapannya. Dua manusia tampak sedang begitu asyik dalam pergulatan panas di atas ranjang miliknya dan tubuh mereka juga tak terbalut sehelai benang pun. "Dion!" "Alya!" Dengan mulut menggeram serta bergetar hebat, Aryan membentak, menyebut nama dua orang itu dengan suara tinggi dan tampak sangat gusar. Bagai guntur dan petir yang menggelegar di tengah hujan badai, hatinya seakan bergemuruh, seolah sangat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rasa rindu yang sebelumnya memuncak kepada sang istri, kini berubah menjadi rasa benci dan murka yang seakan memporak-porandakan hati serta perasaannya. Harapan untuk merayakan hari jadi pernikahan berdua dan berlibur di villa pribadi miliknya pun, seakan hancur berkeping-keping, kandas oleh pengkhianatan istri bersama sahabatnya sendiri.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tentang Cinta Kita

read
199.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
106.6K
bc

My Secret Little Wife

read
114.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
18.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
217.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook