Siska merasa begitu nyaman dalam tidurnya. Wanita itu bermimpi jika suaminya pulang dan memeluknya saat tidur. Tapi Siska harus menelan pil pahit saat ia bangun, tak ada Ian disampingnya. Ia memang hanya bermimpi. Dengan perasaan yang campur aduk, antara ingin menangis dan mual, Siskapun berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan sesuatu yang tak keluar. Siska terus mengejan karena mual yang melanda sedangkan matanya sudah mengeluarkan air yang mewakili rasa sedihnya. Tubuhnya melemah. Sembari menangis Siska memilih untuk terduduk di lantai kamar mandi yang dingin. Siska bahkan sudah berteriak untuk mewakili rasa rindunya pada Ian. Rindu yang teramat rindu bahkan nyaris membuatnya sesak nafas. Siska memukul kuat dadanya namun aksinya itu dihentikan oleh sepasang tangan. Siska menatap lu