“Kau pasti tahu soal itu. Tapi kenapa tidak memberitahuku, Nia?” Tania menggeleng. “Dev, aku bukannya tidak mau memberitahu. Tapi Della memintaku untuk merahasiakan hal itu. Dan aku sudah terlanjur berjanji padanya.” “Sangat konyol.” sahut Devan sembari melempar punggungnya ke belakang. “Kau tahu jika dia salah, tapi tetap diam saja. Ini sama seperti kau menyimpan bangkai rapat-rapat. Sudah tahu bau, tapi kau masih nekat menyimpannya. Dan akhirnya apa? Tetap ketahuan juga kan?” “Kau bisa mengatakan itu karena dirimu tidak berada di posisiku, Devan. Kau tidak bisa menyalahkan aku begini. Toh memang dari awal aku sudah kerap menasehati Della. Tapi kau tahu sendiri seperti apa dia kan? Ini tidak sepenuhnya salahku.” balas Tania. Perempuan itu memang benar-benar tidak mau disalahkan at