Tania mengambil microphone dari tangan Prianto. “Saya masih belum mengetahui apakah Saya akan terus bekerja di sini atau tidak. Saya masih merasa seperti bermimpi setelah mendapatkan kebebasan Saya dan kini harus menerima kenyataan pahit perusahaan yang dibangun dan dibesarkan susah payah oleh Ayah Saya harus di akuisisi.” “Tidak, Saya nyatakan dengan tegas, Saya tidak akan pernah meminta bantuan kepada keluarga Meier. Saya tidak mau berurusan dengan mereka lagi. Saya ingin membuka lembaran baru dalam hidup Saya, tanpa ada keluarga Meier terlibat di dalamnya,” tandas Tania dengan tegas. Selesai memberikan pernyataannya, mereka bertiga pun kembali masuk ke dalam gedung perusahaan. Dara, Tania dan Prianto berjalan menuju ke lift. Di dalam lift fikiran Tania menerawang jauh. Ia merasa san