Sudah lama Denisya melupakan Dewa. Melupakan bagaimana sikapnya, bagaimana perasaannya dan bahkan bagaimana rasa ketika Dewa menyetubuhinya. Tapi sekarang segala ingatan itu kembali, Dewa-nya juga kembali. Lelaki itu mencium bibirnya dengan lembut, mengulumnya dan menelusupkan lidahnya kedalam mulut Denisya sehingga ciuman mereka berdua makin dalam. Denisya tentu kebingungan dimana Mahesa sekarang. Tapi kepalanya terlalu pusing untuk menebak-nebak, kehadiran Dewa dihadapannya saja sudah membuatnya terkejut setengah mati. Dan rasa bagaimana ketika kejantanan Dewa bergerak keluar-masuk di kewanitaannya tentu membuat napsu Denisya naik. Kewanitaannya terasa makin basah, makin menjepit kejantanan Dewa yang serasa diurut nikmat oleh dinding rahim Denisya. Bahkan Denisya melingkarkan kakinya