Selamat membaca
Ekspresi wajah dari Nyonya Marioline seketika berubah menjadi suram. “Miley, kuharap kau tidak mengecewakanku hari ini!” ucapnya dengan dingin.
“Aku berhasil mendapatkan kontrak kerja sama dengan Rafael grup, nenek,” gumam Miley.
“Apa?” semua orang tercegang. Bagaimana bisa dalam hitungan menit Miley bisa meyakinkan deputi Rafael grup untuk menyutujui kerja sama dengan perusahaan kecil seperti mereka. Ini sungguh tidak masuk akal menurutnya.
“Coba kau ulang apa yang kau katakan, Miley,” pinta Nyonya Marioline.
Miley mengumpulkan nafasnya lalu mengulang perkataannya. Nyonya Marioline bangkit dari kursi. Tatapannya tertuju pada Miley. Nyonya tua itu masih belum yakin dengan apa yang dikatakan oleh Miley.
“Mana mungkin itu bisa terjadi,” ucap Herry sambil menggebrak meja.
“Nenek ini kontrak yang diberikan oleh Rafael grup kepadaku,” ucap Miley sambil menyerahkan lembaran tersebut pada Nyonya Marioline.
Perkataan Miley membuat hati keluarga Marioline meledak saat itu juga.
“Itu pasti kontrak palsu! Aku tidak percaya kau bisa mendapatkannya,” ketus Herry.
“Hah, aku juga tidak percaya! Bagaimana mungkin dia bisa memenangkan proyek 100 juta dolar ini,” timpal Aline.
“Maaf Anda keliru, Aline. Kontrak ini bukan 100 juta dolar tetapi 500 juta dolar,” sahut Miley sambil mengedipkan matanya.
“Kau pikir kami bodoh dan mudah kau tipu! Tidak Miley, kau salah. Mana mungkin kau bisa mendapatkan 500 juta dolar dari pembagian proyek ini? Aku rasa kau itu sudah gila,” balas Aline. Wanita itu juga sering merendahkannya.
“Hahah, iya dia gila karena gagal mendapatkan kontrak lalu membuat kontrak palsu untuk membuat nenek baik padamu,” sambut Herry.
“Nenek, ini adalah awal dari kebohongannya. Kau pasti tidak akan mengampuninya,” hasut Herry.
“Miley, kau benar-benar mengecewakanku,” ucap Nyonya Marioline yang terhasut dengan ucapan Herry dan Aline.
Namun seseorang berteriak mengatakan kalau surat kontrak itu adalah asli“Rafael grup telah merilis pernyataan resmi, kontrak 500 juta dolar itu asli.”
Akun resmi dari Rafael grup merilis kontrak kerja sama mitra pertama. Semua orang sibuk mencari akun itu untuk memastikan dirinya sendiri.
Proyek hotel senilai 10 milyar dolar Rafael grup menandatangi mitra pertama. Deputi Elena dan perwakilan Rafael grup, Miley Marioline berhasil menandatangani kontrak tekstile dan dekorasi sebesar 500 juta dolar. Melihat judul ini semua orang menyesal karena telah meremehkannya dan menghinanya terutama Aline dan Herry.
Nyonya Marioline segera mengambil kontrak dan membacanya dengan teliti. Senyumannya kian melebar, “Oke Miley, kau hebat!”
“Bagaimana cara kau menyakinkan Rafael grup?” tanya Nyonya Marioline.
“Aku hanya mengatakan kalau perusahaan kita akan berusaha untuk bekerja sama dengan baik,” jawab Miley.
Herry menjadi patung saat mendengar jawaban dari Miley. Sesederhana itukah jawaban yang diucapkan Miley?
Kemudian Bryan menangih janji Herry, “Kau ingatkan dengan janjimu itu, Herry?”
“Aaah tidak mungkin!” erangnya di dalam hati. Mana mungkin Herry akan melakukannya, pastinya dia akan mempermalukan dirinya sendiri juga orang tuanya.
“Kau itu sampah mana mungkin aku akan berlutut pada sampah sepertimu,” sahut Herry. Dia mengingkari janjinya.
“Bukankah kau sudah menyumpahi kematian pada nenekmu dan keluargamu?” tanya Bryan.
Seketika ekpresi wajah Nyonya Marioline berubah dan menatap Herry dengan tajam.
“Apa kau ingin aku mati?”
“Bukan seperti itu, Nenek. Jangan mau dibodohi oleh Bryan,” sahut Herry memelas.
“Herry, jangan membodohi nenek di sini. Kau itu sudah mengambil sumpah racun semalam jadi jika kau tidak menepati janjimu maka sumpahmu akan dikutuk Tuhan. Apakah kau ingin mengutuk nenek?” ucap Bryan dengan cerdas.
“Ini bukan lelucon!” erangnya frustasi.
“Lakukan apa yang telah kau katakan semalam! Tepati janjimu sekarang!” pinta Nyonya Marioline dengan dingin.
“Nenek.”
Herry menjadi panik, dia belum pernah melihat neneknya marah selama ini. Nyonya Marioline menggebrakan meja sehingga membuat yang lain kaget.
“Apakah kau akan mengingkari janjimu?” bentak Nyonya Marioline.
“Nenek, ak-aku..” bibir Herry membeku. Pria ini akan menjatuhkan dirinya jika dia melakukannya tetapi dia akan kehilangan kepercayaan dari nenek jika dia melanggar sumpah.
Meskipun sudah memikirkan beberapa kali, Herry masih tidak rela melakukannya tetapi dia terpaksa melakukan semua ini agar tidak hilang kepercayaan dari neneknya.
“Ok aku akan melakukannya demi nenek,” sahutnya kemudian.
Bryan menatapnya sambil tersenyum. Dia tidak mengatakan apapun, hanya menunggu Herry untuk berlutut.
Herry membungkuk sambil berkata, “Aku bersalah.” Suaranya terdengar sangat berat.
“Apa yang kau katakan? Aku tidak mendengarnya. Bisakah kau mengatakannya dengan keras?” pinta Bryan. Dia dengan sengaja meninggikan suaranya untuk membuat Herry kesal.
Herry menahan penghinaan dan mengulang kalimat tersebut, “Aku salah.”
“Oh jadi di mana kesalahanmu?” tanya Bryan dengan nada yang mengejek.
Herry mengepalkan tanganya karena merasa harga dirinya ditindas Bryan. Herry menahan amarahnya dan menyeringai. Ekpresinya menunjukan rasa penyesalan. Seharusnya dia tidak meremehkan kemampuan Miley, tetapi sepertinya itu semua sudah terlanjur terjadi. Tentu saja, dia tidak bisa menarik kata-katanya lagi.
Sementara Miley diselimuti kebingungan. Dia melihat perubahan yang terjadi pada suaminya. Tampaknya Bryan menjadi sosok yang percaya diri dan apa yang dia ucapkan itu akan terjadi. Hatinya bertanya-tanya mengapa suaminya begitu berbeda sekarang?
Nyonya Marioline menjadi lega setelah melihat pengakuan Herry. Setidaknya anak malang itu telah menepati janjinya. Kepercayaan pada kutukan sumpah yang diucapkan oleh Herry tentangnya membuat dia tidak memiliki pilihan lain untuk menangih janji pada cucu kesayangannya. Sebenarnya dia enggan melakukan itu, tetapi ini menyangkut dirinya.
Nyonya Marioline mendengus tegas, “Herry, ini adalah pelajaran bagimu bahwa jangan pernah memainkan sumpah!”
Herry mendongkak untuk menatap sang nenek dan dia mengangguk tidak berdaya, “Nenek, maafkan aku.”
Setelah itu berlalu, Nyonya Marioline berkata gembira, “Akhirnya kesempatan ini kita dapatkan juga. Kita harus bisa membangun hubungan baik dengan Rafael grup.”
Bryan melengkungkan bibirnya sempurna dan dia mengingatkan janji Nyonya Marioline, “Nenek, karena Miley telah berhasil mendapatkan kontrak kerjasama ini, maka posisi direktur akan diberikan padanya.”
Nyonya tua itu mengangkat alisnya dan memikirkan sesuatu. Ingin rasanya dia menghempaskan janji yang diucapkannya. Kebingungan pun melanda hatinya. Haruskah dia menyerahkan jabatan direktur itu? Atau tidak? apa yang akan terjadi jika dia tidak menepati janjinya?
Setelah memikirkan itu, Nyonya Marioline memberikan jawabannya. “Baiklah, besok malam aku akan mengumumkannya."
Bryan tersenyum lega setelah mendengarkan pernyataan dari Nyonya marioline.
Pandangan Nyonya Marioline mendarat ke Miley dan dia berseru, “Miley, aku membutuhkan bantuanmu.”
Tanpa berpikir panjang, gadis itu dengan cepat mengangguk setuju. “Iya, katakan apa yang bisa kulakukan?”
Wanita tua itu menatapnya dengan penuh harapan seraya berkata, “Kau harus mengusahakan ketua Rafael grup untuk datang ke rumah ini malam besok. Kita akan merayakan ini bersamanya sebagai ucapan terima kasih. Kedatangan mereka akan membuat kita semakin dikenal.”
Miley tersenyum dan berkata dengan semangat, “Baiklah, aku akan mencobanya."
Tiba-tiba dia ingat apa yang dikatakan oleh Elena, wakil dari ketua Rafael grup, wanita itu mengatakan bahwa ketuanya sangat sibuk saat ini. Jika dia membutuhkan sesuatu, maka Miley bisa menyampaikan sesuatu itu padanya.
Keraguan melandanya, Miley berkata dengan hat-hati, “Bagaimana jika mereka tidak datang? Elena bilang, kalau ketuanya sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk bertemu dengan orang-orang.”
Nyonya Marioline terdiam dalam dua detik sebelum dia berkata, “Jika ketua tidak bisa datang, maka kau bisa mengundang Nyonya Elena untuk datang.”
Miley mengangguk dengan ragu.
“Cobalah, kau tinggal menelponnya,” ujar Bryan tertawa.
Bersambung