Ke dua mata Felly terbuka sedikit demi sedikit, sesekali ia menyipitkan netranya untuk menyesuaikan cahaya lampu kamarnya yang terang benderang. Setelah mengerjapkan matanya berkali-kali, ke dua matanya terbuka dengan sempurna. Ia mengamatti setiap sudut ruangan yang tengah ia tempati saat ini, ia sangat kenal betul di mana. Ini adalah kamarnya dengan Gavin. Ia kembali mengingat-ingat kembali kejadian beberapa waktu yang lalu sebelum ia sampai di sini. Dia melihat Gavin bergandengan tangan dengan seorang wanita asing yang sexy, lalu dirinya memisahkan mereka dan menerobos hujan. Karena ia terlalu tergesa-gesa dalam melangkah, ia terpeleset jalanan yang licin dan terjatuh. Salah satu tangannya terulur, menyentuh belakang kepalanya yang terasa masih agak sakit. Hari ini adalah hari yang paling s**l baginya, ia melihat suami tercintanya tengah berselingkuh dengan wanita lain di depan matanya lalu ia terjatuh hingga pingsan dan kepalanya sakit. Lengkap sudah penderitaannya hari ini.
Felly melompat dari ranjang, perutnya terasa perih karena kelaparan, ia melewatkan makan siangnya tadi. Kaki hendak melangkah keluar dari kamar, namun di urungkannya saat melihat Gavin baru saja keluar dari kamar mandi yang berada di kamar mereka dengan bertelanjang d**a dan tubuh bagian bawahnya hanya terbalut handuk putih selutut. Pemandangan yang sangat luar biasa indahnya, ke dua pipinya terasa panas dan netranya seakan tidak mau lepas dari perut eight pack milik Gavin yang seakan tengah menggoda dirinya untuk ia sentuh.
"Khem!" Gavin berdehem dengan keras, membuat lamunan Felly yang tengah mengagumi tubuh suaminya tersadar dan mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Gavin menatapnya dengan tajam dan dingin, seolah ia memberi tau Felly agar tidak menatapnya seperti itu. Namun mata Felly masih ingin di manjakan dengan pemandangan indah itu, hingga akhirnya ia mendaparkan sebuah ide agar ia bisa berlama-lama berada di depan Gavin sembari mengagumi tubuh atletis pria itu.
"Seingatku aku berada di cafe dan terjatuh, setelah itu aku tidak ingat apapun. Kenapa sekarang aku ada di kamar?" tanya Felly dengan suara lembutnya yang sangat alami tanpa di buat-buat.
"Kamu pingsan!" sahut Gavin sembari mengeringkan rambut basahnya menggunakan handuk kecil.
"Lalu siapa yang membawaku kemari?" tanya Felly lagi, netranya masih fokus pada perut suaminya yang sangat menggoda dengan buliran air sisa mandi yang masih menetes dari sana. Ia benar-benar ingin menyentuhnya, apakah keras?
"Aku!" balas Gavin dengan singkat.
"Kamu yang bawa aku ke sini?" tanya Felly tidak percaya, Gavin membawanya dari depan cafe sampai ke kamar? Terdengar mustahil karena sikap dingin Gavin yang selalu tidak pernah peduli dengan dirinya selama ini.
"Bagaimana caranya?" Gavin membuang nafasnya dengan kasar, istrinya ini benar-benar banyak bertanya. Sangat bawel!
"Aku menyeretmu!" tegasnya dengan tajam, Felly mendengus kesal, baru saja ia akan berniat mengucapkan terina kasih, tapi sikap Gavin mendadak berubah menjadi menyebalkan.
"Kamu jahat!" sarkas Felly dengan keras.
"Aku menggendongmu," ujar Gavin dengan lembut, ke dua mata Felly berbinar mendengarnya. Benarkah Gavin menggendongnya tadi? Sayang sekali ia tengah pingsan, jadi ia tidak bisa merasakan bagaimana nyamannya di dalam dekapan tubuh atletis Gavin. Lain kali ia akan pura-pura pingsan di depan Gavin agar pria itu menggendongnya lagi.
"Lalu siapa yang mengganti pakaianku dengan piyama?" lirih Felly namun masih bisa di dengar oleh Gavib, gadis itu menundukkan kepalanya ke bawah, tepatnya ke arah s**********n Gavin yang terdapat segumpalan daging yang menonjol. Pikiran gadis itu mulai m***m dengan membayangkan seberapa besar milik suaminya itu.
"Alice, dia yang mengganti pakaianmu!" sahutnya dengan kesal karena Felly terlalu banyak bertanya. Dengan kesal Felly melipat ke dua tangannya di d**a, tadinya ia berharap yang mengganti bajunya yang basah adalah Gavin, agar pria itu bisa melihat begitu indahnya tubuhnya ini. Namun ternyata ia salah, Alice yang menggantinya, pasti sahabat baiknya itu ikut dengan Gavin saat melihatnya pingsan.
"Sudah pergi sana! Aku mau ganti baju!" usir Gavin dengan kesal, Felly berjalan keluar dari kamar dengan langkah kaki yang ia hentak-hentakkan sebagai bentuk rasa kesalnya. Perutnya kembali terasa sangat perih karena lapar, tadi ia sempat melupakan rasa laparnya karena melihat tubuh Gavin yang sexy dan menggoda.
|×||×||×|
Felly mendekatkan lehernya ke arah cermin besar yang berada di hadapannya, ia baru saja mandi dan sekarang masih berada di dalan kamar mandi. Ia terkejut saat melihat sebuah tanda kepemilikan atau yang kerap di sebut kissmark berada di leher bagian kanannya. Tidak hanya satu tanda kepimilikan, melainkan ada 4 buah tanda kepemilikan di sana. Kening Felly mengerut, bingung dengan apa yang terjadi dan siapa yang melakukannya. Apa mungkin Gavin yang melakukannya? Felly tidak yakin dengan hal itu. Tangan Felly mengusap tanda itu, namun tandanya tidak hilang juga, justru malah semakin memerah karena usapannya yang kasar.
"Nyebelin banget! Ini apaan sih? Apa di gigit serangga?" tanya Felly pada dirinya sendiri. Ia lantas menggelengkan kepalanya beberapa kali, tidak mungkin serangga yang menggigitnya, ini memang kissmark. Pertanyaannya sekarang siapa pelakunya? Ia hanya tinggal bersama dengan Gavin. Pasti Gavin yang melakukannya, tapi--- Felly tidak yakin suaminyalah yang melakukannya. Lalu kalau bukan Gavin siapa? Felly menutup mulutnya dengan lebar saat ia teringat sesuatu, ia pernsh membaca sebuah buku n****+ genre fantasy yang menceritakan seorang gadis di cumbu oleh makhluk tak kasar mata saat tengah tertidur. Apa itu nyata? Jika iya, maka dirinya tengah mengalaminya sekarang.
"KYAAA!!!" teriaknya dengan keras lalu berlari keluar dari kamar mandi dengan cepat, melupakan bahwa dirinya belum menggunakan pakaiannya, tubuhnya hanya terbalut b*a dan juga celana dalam.
Gavin yang tengah menata ranjang hendak tidur tersentak kaget saat mendengar suara teriakan Felly, tidak biasanya gadis itu berteriak. Ke dua mata Gavib melebar dengan sempurna saat melihat Felly keluar dari kamar mandi hanya menggunakan pakaian dalam saja, menunjukkan tubuhnya yang sangat ideal nyaris sempurna dengan d**a yang membusung dengan ukuran yang bisa di bilang besar. Naluri Gavin sebagai seorang pria keluar, namun dengan cepat pria itu memalingkan wajahnya dari ke arah lain, asal jangan ke arah tubuh Felly yang sangat menggoda imannya. Walaupun dia sudah menikahi Felly selama dua tahun, ia masih belum berani menyentuh gadis itu. Alasannya ia belum siap. Walaupun di sisi lain nafsu dan gairahnya kerap berontak meminta di puaskan, namun ia masih bisa menahannya.
"Ada setan!" pekik Felly masih belum sadar dengan tubuhnya yang hanya terbalur pakaian dalam saja.
"Ngawur!" balas Gavin dengan suara seraknya yang tengah di selimuti dengan gairah.
"Serius!" sahut Felly lagi, gadis itu sangat yakin jika yang menggerayangi tubuhnya adalah setan seperti yang ada di dalam sebuah cerita buku n****+ yang pernah ia baca.
"Gak usah ngawur dan pakai pakaianmu!" bentak Gavin dengan keras, menyadarkan istri cantiknya. Felly menatap ke arah bawah, melihat tubuh sexy nya terekspose jelas di hadapan sang suami, walaupun si manusia es itu tidak menatapnya melainkan memalingkan pandangannya ke arah lain. Sekarang Felly benar-benar yakin mengenai setan yang menggerayangi tubuhnya, jika Gavin sangat enggan melihat tubuhnya, berarti bukan Gavin yang melakukannya. Pasti itu setan!
"KYAAA!!!!"
"BERISIK!"