Nania memucat saat Dave kembali menciumnya. Mencium gadis itu dengan sedikit brutal namun masih terselip kelembutan. "Balas ciumanku. Kau sudah kekurangan satu pointmu." ucap Dave tegas dan tajam.
Dave kembali melumat bibir Nania, kali ini dengan Nania yang mencoba membalasnya, menirukan gerakan bibir Dave di bibirnya. Walaupun masih kaku bahkan sangat kaku, Dave sedikit merasa puas.
Dave menggerakkan bibirnya untuk melumat bibir perawan milik Nania. Melumat bibir tipis itu atas dan bawah seolah tak mau sedikitpun berpisah. Bibir Nania terasa manis di lidahnya saat lidah Dave bermain menjilatinya.
Dave menggigit bibir bawah Nania cukup keras membuat Nania terpekik dan hal itu langsung dimanfaatkan oleh Dave untuk menerobos mulut gadis itu dan mencari lidahnya. Bergelut dan bermain dengan lidah Nania sepertinya akan menjadi canduu baginya.
Nania yang tak pernah ciumann sebelumnya tak pernah tahu cara menarik nafas. Jadilah gadis itu hanya menghembuskan nafas tanpa tahu cara menghirupnya kembali. Nania memukul pundak Dave berharap lekaki itu akan menghentikan ciumannya.
Dave melepaskan lumatannya yang langsung dimanfaatkan Nania untuk menarik nafas dalam. Nafas gadis itu terengah-engah. Bibirnya bengkak dan wajahnya memerah. Ini lumatan pertamanya dengan seorang pria. Jangankan lumaatan, kecuupan singkat saja tak pernah dia lakukan.
Dave menatap bibir Nania yang membengkak karena ulahnya. Bukannya iba, Dave justru semakin bernafsu melihat bibir merekah Nania yang sedikit terbuka karena dia tengah menarik nafas dan itu terlihat begitu seksii di mata Dave.
Kalian tahu? Ini pengalaman pertama Dave dengan gadis perawan, seperti gadis yang ada dihadapannya saat ini. Jangankan yang tertutup, yang terbuka saja baru dia yang menjamahnya dan itu sangat luar biasa bagi Dave.
Dave menempelkan keningnya dengan kening Niana, sebelum akhirnya Dave melumat bibir itu kembali. Dave mendudukkan Nania di atas ranjang dan menjilati tengkuk gadis itu membuat Nania merinding geli.
Sungguh, ini pertama kalinya bagi Nania dan ini juga menjadi sensasi terpanas yang pernah dia rasakan seumur hidupnya. Dave membaringkan tubuh kecil Nia pelan, menciumi kembali bibir Nania tapi hanya sebentar. Bibir Dave langsung turun menjelajahi leher dan semakin turun menuju titik sensitif Nia yang kedua setelah belakang lehernya. Nania tersentak saat Dave mengangkat baju kaosnya ke atas sekaligus dengan branya. Wajah Nania sudah memerah karena malu. Tak pernah ada laki-laki yang melakukan hal seperti ini padanya sebelumnya. Jika bukan karena butuh uang, Nia tak akan mau melakukan hal seperti ini.
"Tu—tuan..!" ucap Nania lirih saat Dave menatap tubuh bagian atasnya itu penuh minat sampai membuat lelaki itu tak berkedip. "T—tuan..!"
"Panggil aku Dave jika kita sedang melakukan Sexx." Sahut Dave tajam tanpa melihat ke arah Nania. Belum sempat Nia menjawab, Dave segera menggelitiki dengan mulutnya tubuh bagian atas Nia tersebut membuat gadis itu mengerang antara sakit dan juga malu bercampur naafsu.
Darah Nania terasa mendidih hingga membuat tubuhnya menjadi panas. Belum pernah seumur hidupnya ia merasakan hal seperti ini. Dan hal pertama kali ini ia dapatkan justru dari seseorang yang membeli kegadisannya.
Nia dibuat pening karena ulah Dave. Pria itu bahkan tak memberi Nia jeda untuk hanya sekedar beristirahat. Bagi Dave mendengar desahan seorang perawan membuat nafsuunya menjadi bertambah berkali-kali lipat.
Dalam lumatan yang Dave lakukan pada tubuh bagian atasnya, Nania merasakan sesuatu akan mendesak keluar dari bagian bawahnya membuat Nania menjerit tertahan dan tubuhnya seketika bergetar hebat.
Melihat tubuh Nia yang bergetar membuat senyum puas terukir dari bibir Dave. Tapi ini belum seberapa, setelah ini ia pastikan semua akan terasa begitu panas dan sangat panas.
*****
Nania sudah terisak menahan perih dibagian bawahnya. Rasa sakit yang begitu amat sangat terasa sakit membuat Nia tak henti-hentinya menangis walaupun tak meraung. Namun itu cukup membuatnya tak nyaman. Mereka baru saja selesai melakukannya setengah jam yang lalu. Dan setelah melakukan itu, ada rasa bersalah yang Nia rasakan pada dirinya sendiri. Ia belum percaya jika kegadisannya yang ia jaga selama ini sudah lepas ditangan seorang Dave sang milyader muda yang kaya raya.
Namun ada satu rasa yang menghantam hati serta perasaan Nia. Yaitu saat mereka melakukannya, entah sengaja atau tidak, Dave sempat mengatakan Nia jalang pertama yang bisa memuaskannya. Dan itu sungguh membuat Nia begitu rendah dan murahan. Walaupun pada kenyataannya ia memanglah seorang jaalang jika dilihat dari kondisi saat ini.
Apalagi dirinya yang tadi juga menikmati hubungan tersebut bahkan Dave mengerang panjang penuh nikmat saat pelepasannya datang. Dave menghentakkan miliknya dalam, sangat dalam sampai menyentuh pintu rahim Nia. Perasaan Nia yang tadi berkecamuk kembali nikmat saat Dave menyentakkan dalam miliknya. Bukan hanya Dave, Nia pun ikut mengerang nikmat walaupun tak sepuas Dave karena konsentrasinya yang masih terpecah gara-gara ucapan Dave tadi.
Dave turun dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh atletisnya. Rumah Dave yang bak istana itu memang sepi kalau malam. Semua pelayannya hanya di bolehkan Dave berada di rumah itu sampai jam lima sore. Karena itu Dave bebas berkeliaran kesana-kemari tanpa busana.
Nia yang tadi masih memejamkan mata, membuka seketika saat mendengar suara Dave mengintrupsinya.
Di tangan Dave sudah ada segelas air mineral dan satu butir pil KB yang tadi diambilnya di kamar saat dia keluar. Dave memang sengaja menyediakan pil tersebut. pil tersebut bisa dikatakan sebagai (Morning After pill). pil ini bisa diminum sampai sehari satu kali dua puluh empat jam setelah berhubungan intim. "Minumlah ini! Aku tak ingin nanti kau merengek minta pertanggung jawaban tentang anak dalam perutmu.!" peritah Dave kembali tajam dan dingin seperti awal mula mereka bertemu tadi.
Nia menatap mata Dave sejenak, meraih pil itu dan memasukkan ke dalam mulutnya lalu dilanjutkan dengan meraih gelas berisi air putih dan meneguknya hingga tersisa setengah.
Nia terdiam saat ia tersadar dengan kenyataan kalau dia kini bukanlah seorang gadis lagi. Dia sendiri tak paham kenapa dia menyerahkan keperawanannya dengan mudah seperti ini.
Tidak! Lebih tepatnya dia menjualnya pada Dave. Menjual harta paling berharga satu-satunya yang dia punya. "Kau tidurlah dulu di sini! Besok kita bicarakan perihal tarifmu malam ini!" Dave keluar dari kamar itu dan berpindah ke dalam kamarnya membaringkan tubuh telanjangnya di atas ranjang.
Sepeninggalan Dave, Nia lagi-lagi dibuat terdiam dan tercenung. Apa dirinya saat ini sudah pantas dikatakan p*****r?. Menjual tubuh sendiri demi uang. Seketika air mata Nia lolos turun begitu saja dari mata cantiknya. Dia terisak dalam diam saat seketika otaknya merespon kalau ia sudah resmi menjadi seorang p*****r dan dia kotor.
Mulai hari ini apa yang akan dia lakukan? Apa yang bisa dia jadikan penyempurnanya sekarang. Hanya keperawanan ini yang bisa dia serukan yang akan menjadi pembeda dia dengan perempuan lain yang tak mau mempertahankan kesucian mereka untuk suami mereka nanti.
"Apa yang harus kulakukan setelah ini Tuhan?" bisik Nia dalam isakannya.
Seketika rasa bersalah muncul dari dalam hati Nia yang makin membuatnya menangis sampai ia tertidur.
*****
BERSAMBUNG.