“Kamu tidak makan siang Ca?” tanya Naya saat jam makan siang telah tiba hari ini. “Aku kan bawa bekal seperti biasa. Kenapa juga kamu nawarin aku makan siang? Apak amu mau traktir aku, Naya?” jawab Falisha sembari melontarkan pertanyaan kepada Falisha. Naya menggaruk tengkuk yang tidak gatal lalu meringis menunjukan deretan gigi yang putih dan bersih ke arah Falisha. “Kamu meledek aku iya Ca. Tanggal tua Ca, tanggal muda masih jauh kan Ca?” Falisha terkekeh saat mendengar apa yang diucapkan oleh Naya. “Kamu sudah tahu jawabannya kan Naya. Aku membawa bekal itu biar irit uang makan Naya. Uang makan kan bisa ditabung. Lumayan buat masa depan. Kita kan tidak ada yang tahu bagaimana nasib ke depan nanti.” Naya mendekap tubuh rekan kerja terbaiknya itu saat mendengar jawaban yang diucapka