D. berusaha

934 Kata
Hujan gerimis turun di hari minggu membuat orang-orang malas melakukan aktivitas. Safa terbangun oleh suara alarm kemudian dia melihat jam, pukul 05:00. Ia bangun dari tempat tidur nya lalu bersiap untuk bekerja. Karena tidak ada kelas di hari minggu, safa selalu bekerja di toko bunga milik nek Minah. Safa ditawari bekerja di tokonya setelah ia membayar dua minuman nek minah di supermarket karena saat itu dompet nek minah ketinggalan. Nek minah ingin membalas kebaikan safa dengan mengajak bekerja di toko bunganya awalnya safa menolak karena ia seorang mahasiswa tidak bisa bekerja setiap hari alhasil nek minah memberikan saran, safa bekerja di hari minggu saja, safa pun menerimanya. Safa menunggu bus di halte ia selalu naik bus kemanapun pergi atau ojek online jika mendesak. motor yang dipakai dirinya untuk ojek online itu bukan miliknya namun ia menyewanya. "lama banget sih, udah 7 menit gue disini" keluh Safa akhirnya bus datang, ia pun segera naik dan duduk di dekat jendela bus mulai berjalan lagi. safa telah tiba di toko bunga milik nek minah, ia pun segera masuk ke toko itu. "assalamualaikum" ucap safa "waalaikumsalam" jawab nek minah "akhirnya kamu datang juga" kata si nenek "tadi safa nunggu bus di halte nya lama nek, jadi telat deh" tutur safa "mungkin banyak penumpang" kata si nenek "kayaknya gitu nek" "yaudah kamu langsung mulai kerja saja" perintah si nenek "siap nek" jawab safa sambil tersenyum "nenek ke belakang dulu ya" kata si nenek "iya nek silahkan" entah kenapa nek minah selalu diam di ruangan belakang ketika safa bekerja, mungkin ia cape karena bekerja sendirian. safa pernah menyarankan nek minah untuk merekrut pekerja di hari safa tidak masuk namun nek minah menolak, katanya ia tidak suka orang baru. .... Di lain tempat Liam dan keluarga sedang berkumpul membicarakan masalah reno. "yah reno minta maaf, reno janji gak akan ngulang lagi" kata reno sambil terduduk di lantai Sia ayah hanya diam, ia sangat kecewa dengan reno, karena ini bukan pertama kalinya reno melakukan itu. ia pernah ketahuan merokok bersama temannya saat smp di pinggir rumahnya si ayah pun menghajarnya namun tidak separah kemarin. "yahh" ucap reno lemas "yah mending maafin kak reno, kasian dari tadi dia kaya orang di buli" kata brian "iya yah maafin reno, kamu gak liat dia udah babak belur kaya gitu" si ibu tidak tega berbeda dengan raihan ia asik sendiri bermain game tak memperdulikan masalah kakak nya. "yah udahlah, reno emang udah keterlaluan tapi ayah kan udah bikin dia babak belur, kurang apalagi, apa reno harus mati dulu biar masalah ini selesai" jelas liam yang sudah tak tahan dengan sikap ayahnya "Liam" si ibu tak khawatir "aku udah cape dengan sikap ayah yang egois dan tempramental, melarang keras melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas" liam emosi "Liam udah" si ibu takut ayah terpancing emosi "kali ini, kamu keterlaluan" ucap si ayah dengan wajah tegas terhadap reno. "reno memang salah, aku siap menerima hukuman apapun, asalkan masalah ini selesai" reno pasrah "keluar kamu dari rumah ini!!!!!" usir si ayah keras semua yang ada di sana pun sontak kaget dengan ucapan di ayah. "yahh" reno lemas "yah kamu jangan keterlaluan, ibu tidak mau reno keluar dari rumah ini" si ibu tidak terima "Dia yang keterlaluan, saya hanya memberikan hukuman setimpal dengan kelakuan nya" jelas si ayah "yah tolong lah kasih keringanan, beri hukuman lain yah" mohon reno ia harus tinggal dimana jika di usir "tidak ada lagi keringanan untuk anak kurang ajar" kata si ayah Brian, Alvian, Raihan mereka hanya diam takut ikut di usir jika bersuara. "tidak berperasaan" ucap Liam si ayah tidak menanggapi, ia kemudian memanggil sopir pribadi "doni kamu usir dia dari rumah sekarang!!!!" titah di ayah nada tinggi "siap pak" kata pak Doni "ayo mas reno keluar" Doni membantu reno untuk berdiri kemudian mengajak keluar rumah. "sebentar pak Doni" reno mendekati si ayah "oke saya ikuti mau anda, lagian lebih enak tinggal di luar bisa ngerokok sepuasnya hahaha" ucap reno membuat emosi si ayah semakin tinggi reno ingin meluapkan emosi yang sedari tadi ia tahan, biarlah si ayah murka toh ia sudah di usir. si ayah bersiap mendaratkan tamparan keras di wajah reno, namun reno menahannya "sekali di usir pantang masuk kembali, jangan harap saya mau masuk lagi ke rumah ini" ucap reno tegas lalu keluar. "kurang ajar, anak durhaka " ucap si ayah nada tinggi "reno...." si ibu teriak, kemudian berlari menyusul reno si ayah kemudian meninggalkan ruang keluarga lalu ke ruangan kerja. Liam melihat ekspresi adiknya yang ketakutan, menyuruh mereka agar pergi ke kamar masing-masing Mereka pun pergi kamarnya, liam berniat keluar menyusul si ibu. "reno kami jangan pergi sayang" kata ibu menangis memeluk Reno "gak usah khawatir bu, reno bisa jaga diri" reno meyakinkan si ibu "kamu mau pergi kemana? mendingan kamu segera ke ruangan ayah terus minta maaf" si ibu tak ingin anaknya pergi "percuma bu, buang-buang tenaga" reno tidak ingin lagi bertemu ayahnya si ibu menangis dan memeluk reno erat "kak Liam bantu lepasin ibu, gue harus pergi" kata reno kepada liam "ayo bu, nanti kita cari solusi setelah ayah gak emosi" liam membujuk si ibu "lepasin bu, reno mohon" ucap reno "kamu tinggal di hotel saja ya, nih pake kartu ibu" tutur si ibu dengan air mata yang tidak berhenti berjatuhan "gak usah bu" Reno menolak " kalo kamu tidak mau menerima ibu tak akan melepaskan kamu" "yaudah reno terima, ibu jangan terlalu mikirin masalah ini, aku baik-baik yakin itu" jelas Reno si ibu kemudian memeluk dan mencium dahi reno "aku pergi dulu bu" si ibu tidak menjawab hanya mengangguk lalu tersenyum paksa. "hati-hati lo, kalo udah nemuin tempat tinggal hubungi gue" ucap Liam reno mengangguk lalu pergi

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN