D. Mengenal dia

1075 Kata
" sakit Liam lepasin" lengan Safa ditarik terlalu kencang "ohh iyaa sorry gue gak sengaja" ekspresi nya sedikit khawatir "kenapa sih, lo mau aja disuruh nganterin gue, ribet kan jadinya" kata safa kesal "heh batu, orang tua nyuruh itu harus dilaksanakan, masa gue harus nge bantah nyokap gue" kali ini liam bersikap bijak "terserah lo deh" safa hanya bisa pasrah "cepat naik" kata Liam "Hmm" jawab Safa malas mereka berangkat meninggalkan rumah dengan motor PCX milik Liam, di perjalanan suasana sangat hening mereka tidak ada yang membuka pembicaraan. Liam mengarahkan spion ke arah Safa tanpa sepengetahuan safa dia melihat wajah Safa yang terlihat sangat manis tetapi mengapa di matanya terlihat menyimpan kesedihan. "ngapain lo liatin gue" ungkap Safa yang ternyata sadar diperhatikan "geer lu, orang gue liat keadaan di belakang" kata liam tidak mengaku "ohh gitu, yaudah itu sepion jangan diarahin ke wajah gue" Safa emosi "iyaa marah-marah mulu" Entah mengapa safa selalu ingin marah-marah dan bersikap judes jika berhadapan dengan Liam, mungkin karena Safa tidak suka dengan orang yang sok kenal dirinya. "lo tinggal di kosan?" tanya Liam saat sudah sampai di kosan Safa "bukan di hotel" bales Safa jengah, sudah tau ini kosan pake nanya "lo tinggal sama siapa" tanya Liam serius "sendiri" "kenapa?" Liam tidak berhenti bertanya "kalo gue ajak satu kampus tinggal di sini gak muat" ungkap safa sambil tersenyum kecut "bener juga sih, tapi lo itu cewek masa tinggal sendiri" "ribet amat si lu, udah jangan urusin hidup gue, lu urus aja hidup lo" "gak usah so peduli sama gue" jelas Safa "gue cuma nanya, jangan emosi kali " Liam jadi merasa bersalah "udah lo sana pulang, makasih udah nganterin gue bye " pamit safa lalu masuk ke kosan "jutek amat" kata liam, lalu diapun pergi ..... hari ini safa dan widia berada di kantin kampus mereka memesan dua teh jeruk. "hoki banget lu sa, bisa langsung diterima" ucap widia ikut senang "entah itu hoki atau cobaan" Safa lemas "maksudnya" Widia bingung "enggak gue bercanda hehe" safa tertawa hambar "lo tau gak, anaknya bu hera kuliah di sini juga" "siapa?" safa penasaran "liam , lo pasti gak akan tahu sih, soalnya lo gak aktif di organisasi " kata widia safa sedikit terkejut liam kuliah disini, tapi dia tiba-tiba ingat pertemuan pertama nya kan di kampus ya sudah pasti lah dia kuliah di sini. "gue tahu ko" jawab Safa "ohh lo tau liam, baguslah" kata widia lega "kenapa bagus" selidik Safa "ya berati lo gak kudet banget" ungkap widia "fuc*" safa mengacungkan jari tengah kemungkinan widia tertawa ... "permisi " safa berada di depan rumah Liam "safa, ayo masuk" kata su ibu ramah "iya bu" mereka pun masuk ke dalam rumah "itu ada ruangan sebelah kiri, kamu tinggal masuk aja tadi juga Alvian udah siap-siap, ibu buru-buru ada arisan, ibu titip Alvian ya, soalnya kakak-kakaknya belum pada pulang" tutur si ibu "siap bu" jawab Safa "yaudah ibu pamit ya" "hati-hati dijual bu" si ibu tersenyum kemudian pergi " si ibu percaya banget, padahal baru ketemu, pokoknya gue gak boleh ngecewain " safa mengingatkan diri sendiri .... Alvian sudah duduk menunggu, memakai peci serta sarung sangat lucu "wahh, ternyata kamu udah siap" kata safa ramah "iya ka safa" jawab Al "kamu udah belajar iqro?" tanya safa "udah tapi belum tamat" jawab al jujur "yaudah kak safa mulai dari sini ya" Alvian mengangguk patuh. "assalamualaikum" reno masuk ke rumah "sepi amat ni rumah, kaya kuburan" pikir reno saat reno berjalan menuju kamar, dia melihat Alvian sedang diajari ngaji oleh seorang wanita, dia penasaran kemudian mendekat "Al ini guru ngaji baru" tanya reno Al mengangguk safa berbalik, lalu berdiri sambil tersenyum memperkenalkan diri "kenalin saya safa Indriani guru ngaji baru" "ohh iya , gue kakak nya dia" jawab reno sambil menggaruk kepala yang tidak gatal "kamu pasti merasa aneh ada orang asing di rumah, di maklum ya" tutur safa "pasti. pasti di maklum" jawab reno "kalo gitu saya lanjut lagi" kata safa lalu mengajar kembali "ohh silahkan, " "Alvian lo jangan rewel " ancam reno "iya" jawab al simpel reno pun pergi masuk ke kamarnya dia tidak menyangka guru ngaji Alvian ternyata masih muda, karena guru ngaji sebelumnya dia dan yang lainnya sudah berumur. "sopan banget tu cewek, gue jadi baper" kata reno kemudian senyum salting ... Brian dan Raihan pulang ke rumahnya setelah selesai sekolah mereka berjalan menuju kamar masih-masing, saat menuju kamar mereka tidak sengaja melihat guru ngaji dan Alvian mereka penasaran mendekat " kak guru ngajinya Al ya" tanya Raihan penasaran "ohh iya, panggil saja kak Safa" safa memperkenalkan diri lagi "siap ka Safa" jawab Brian "kita berdua ke kamar dulu kak" kata brian "ooh iya, silahkan" mereka masuk ke kamar masih-masing safa mengeluarkan napas, ternyata banyak sekali adik liam persis di Poto keluarga, ia kira editan. Safa bertanya-tanya mengapa liam belum pulang adiknya saja sudah pulang. safa segera menghapus pikiran itu, ngapain dia mikirin liam tidak berguna sama sekali . Liam sedang merokok bersama temannya di basecamp. ia tidak pernah berani merokok di rumahnya karena ayahnya melarang semua anaknya meroko ia sangat membenci rokok entah kenapa. Dia baru teringat hari ini kan safa mengajar di rumahnya, sial kenapa baru ingat sekarang, ia segera membuang rokok tersebut lalu buru -buru pergi "Liam kemana lu, main pergi aje" tanya Firza "gue harus cabut, ada urusan penting" jawab liam kemudian pergi "udah kita lanjut lagi aja" kata aldi ... Liam sampai di rumahnya, dia sedikit kaget saat masuk, ayahnya sudah duduk di kursi melihat tajam kerahnya ayahnya sangat jarang berada di rumah paling hanya malam hari saja "ada apa yah" tanga liam "kata ibu kamu, guru ngaji al temen kamu?" kata si ayah "iya, emang kenapa?" Liam tidak mengerti "tanya saja" kata si ayah "oke, liam ke atas dulu" ucap liam si ayah tidak menjawab, ayahnya memang seperti itu cuek dan tegas apalagi tentang rokok, bisa diusir kalo anaknya ketauan merokok. Dia tidak melihat kehadiran Safa di sana Alvian sedang mengaji sendiri, kemana Safa? "al, mana kak Safa" "di kamar mandi" jawab Al "ohhh" liam pun duduk di dekat Al lalu mengeluarkan handphone. Ayahnya naik ke atas untuk melihat Alvian, namun saat itu ayahnya melihat ada asap keluar dari kamar reno, tidak salah lagi itu asap rokok Liam pun mengikuti pandangan ayahnya dia sontak melotot kaget melihat asap rokok, reno sepertinya tidak tahu ayahnya berada di sini, reno selalu berpikir ayahnya tidak ada di rumah saat siang hari dan itulah waktu yang tepat untuk dia merokok. tapi hari ini reno benar-benar sangat sial.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN