"Kak, menurut lo, gue harus ngamplop berapa?"
"Ya dia siapanya Yuki dulu."
"Jadi, mamanya yang nikahan ini anaknya dari adik neneknya Yuki."
Gue langsung noleh ke arahnya. "Rumit amat sih, Met, nyebutin silsilah udah kayak sejarah aja." Dan dia malah nyengir, menggeser badan makin deketin gue. "Nggak usah deket-deket lo, gue telen mampus."
"Ya memang gitu urutannya. Gue nggak tahu nih kudu ngamplop berapa."
"Yuki ngamplop berapa?"
"Ya dia kan masih keluarga. Dia nggak bilang ngamplop berapa, kayaknya ngasih kado deh. Beda dong, sama gue yang diajak pas hari H. Ah gimana sih, lo kan udah sering kondangan, Kak. Ayo dong."
"Berisik." Gue mendorong badannya dengan kaki biar menjauh sampai ke ujung sofa. "Jauh-jauh lo dari gue."
"Ya terus apa ini?"
"Gue kalau ngamplop gede, Biyas. Lo nggak akan sanggup ngikutin. Tanya Ibu sana."
"Najong lo."
"Lah, emang serius, dih. Gue ngamplop cuma ke orang yang memang gue kenal, bukan basa-basi ke keluarga pasangan kayak lo. Jadi gue nggak tahu. Minggat sana."
"Yaudah minta duit."
Buru-buru gue geplak pundaknya. "Lo kira gue Dinas Sosial, diminta tanggung jawab buat hidupin semua orang sekitar lo."
Biyas malah terbahak, kemudian berdiri dan kembali menaiki tangga. Tapi, bukan Biyas banget kalau nggak menaikkan level emosi gue dengan berhenti di tengah-tengah tangga, terus manggil nama gue. Tepat ketika gue menoleh, dia kasih jari tengah sambil mengedipkan mata.
Gila kali udahan tuh orang.
Duat-duit duat-duit, dikira gampang apa nyari duit. Ngebacot aja noh gampang.
Gue buru-buru ambil handphone saat chat Devi muncul di notif bar.
DEVI
yang keripik jagung
kemarin videonya mana?
MATI GUE.
Keripik jagung yang mana deh? Bukannya semalam gue cuma perlu ngomong di story buat diskon make up di salah satu toko online? Devi suka begini, datang-datang bawa kabar buruk nan membingungkan.
ME
keripik jagung apaan?
Kemudian dia kirim bukti chat antara dia dan si admin toko itu yang udah nagih lagi.
Abis gue udah kalau sampai bilang ke Devi, keripik jagungnya lupa dan udah abis dimakan Biyas dan bungkusnya nggak tahu ke mana. Biyas lagi, Biyas lagi, Biyas terus!
Ini nih, nggak enaknya punya asisten kayak Devi, gue yang bayar dia, gue yang takut.
ME
dev ....
DEVI
apa?
Akhirnya, mau nggak mau, gue tetap harus ngaku ke dia tentang ketololan diri gue sendiri---Biyas terlibat lebih banyak. Biar bagaimana pun, dia yang nantinya akan cari solusi. Gue mana bisa hidup tanpa dia, sekarang. Nggak tahu besok.
Tanya Dilan aja gih.
Pusing amat.
***
OM AGA
hai, Miya.
lagi sibuk?
Gue langsung loncat ke atas kasur, siap buat balas pesan dengan om Aga kita bersama. Maksud gue, Taranganya Azriel, punya gue semoga, secepatnya.
Kalau gue nggak naksir dia, nggak mungkinlah gue mau untuk obrolan-obrolan dan pertemuan selanjutnya.
Buang-buang waktu.
Hal yang sama berlaku buat dia juga. Iya dong? Ngapain dia susah-susah bangun komunikasi kalau memang dia nggak punya ketertarikan yang sama?
Ini bukan terlalu cepat kok, tetapi ini sedang memulai.
Jika di pertengahan kami harus pisah bahkan sebelum satu sama lain mendapatkan apa pun, gue sih nggak masalah. Nggak perlulah memaksa sesuatu yang memang nggak seharusnya terjadi.
ME
haiiiiiii.
enggak kok. hari ini free banget.
Mas sendiri gimana?
Sebenarnya gue nggak free-free banget sih. Setelah pengakuan gue ke Devi tadi, dia kirim screenshot chat room dia dan mbak jualan kripik atau adminnya gue nggak paham.
Isinya jelas bukti kekecewaan. Tapi, berkat keahlian Devi, mbaknya nggak nuntut aneh-aneh deh, malahan dia bakalan ngirim lagi. Cuma ya itu, dikasih syarat tambahan. Yang tadinya story doang, jadi di feed juga.
Enggak cukup satu, lagi.
Yaudahlah ya, daripada ribut bikin pusing aja.
OM AGA
aku baru selesai review artikel anak-anak
untuk seminggu ke depan.
ME
oh, artikelnya dibuat banyak dulu,
nanti tinggal publish gitu?
OM AGA
tergantung. untuk sesuatu yang aktual,
misalnya ada kasus baru tertentu yang relate,
itu bisa dikondisikan.
sudah makan?
ME
udaaaah :)
Emot berfungsi membantu supaya PDKT lo agak hangat aja. Karena nggak semua orang bisa membangun komunikasi yang bagus ketika di chat.
Contohnya Tarangga.
Pertanyaan dia sejak awal menurut gue udah mengurangi keefektifan perbincangan kami.
Lagi sibuk?
Udah makan?
Itu adalah contoh pertanyaan yang akan dengan mudah dipatahkan oleh lawan chatting. Ketika gue bales 'enggak' atau 'udah', maka selesai. Tetapi, dengan imbuhan emoji atau simbol, biasanya bermakna kalau semuanya belum boleh selesai, mari cari topik yang baru.
OM AGA
aku belum.
See? Oh gemasnya dia.
ME
mau ditemenin makan?
OM AGA
mau banget, tapi hari ini udah janji mau
nemenin Azriel sepedahan.
nanti sekalian cari makan bareng dia.
hari ini udah ketemu Riana?
Usaha yang bagus, Om. Gue mah tipe yang menghargai kok, walaupun nggak baik-baik amat, hahaha. Tapi, yang jelas, gue nggak akan membiarkan pihak lelaki yang terus berusaha.
Ketika gue mau, maka gue akan ikut berjuang. Kalau gue memang nggak suka, sejak awal gue akan bilang supaya dia bisa stop.
Simpel kan main game bareng gue?
ME
hari ini Riana lagi ngabisin waktu sama
mamanya, gue dilarang ikut.
btw, gue udah subscribe #KisahKami lho.
tinggal nungguin aja tiap pagi dapet email.
Kasih emoji menggemaskan ah.
OM AGA
what does it mean?
Gue menggigit bibir, berpikir sejenak. Yang dia tanya yang mana? Maksud dari gue subscribe email? Atau gue dilarang ikut Riana dan mamanya?
Lo tahu, salah satu kelemahan PDKT lewat chat adalah ini: Misunderstanding.
Nggak masalah, Miya punya senjata ampuh buat mengatasinya: omongin. Kalau ada apa-apa tuh omongin, jangan dipendam, tahu-tahu ngilang.
Jangan kira gue nggak pernah mengalami masa-masa kampret itu ya, Bebs. Gue pernah kok ditinggal tanpa kabar saat gue ngerasa lagi enak-enaknya punya 'hubungan' sama dia.
ME
yang mana, Mas?
OM AGA
emoji itu.
aku nggak pernah pakai, karena nggak
paham perbedaannya.
kecuali ini buat ketawa dan ini buat nangis.
tapi nggak pernah dipakai juga.
btw, makasih sudah subscribe ke email.
anak-anak makin semangat nanti.
Sekarang gue terbahak.
Betapa sungguh menggemaskan om-nya Azriel semakin hari dikenal.
Dan, ini yang gue maksud soal usia menentukan bagaimana dia menyikapi sesuatu, mengurangi masalah---meski ini terlalu dini buat menilai, gue nggak bisa asumsi aneh-aneh kalau nggak mau syok pas tahu ending-nya nggak sesuai.
Mengurangi resiko lebih baik daripada seolah-olah berani ambil resiko dan ternyata nggak sanggup mengatasi, kan?
Pahamlah maksud gue, jangan minta dijelasin panjang-panjang. Nggak semua orang banyak waktu untuk hal-hal yang dia anggap bukan prioritas banget-banget-banget.
Dengan segenap kesadaran, gue mengetikkan balasan yang nggak akan gue sesali.
ME
mau diajarin gimana bedain
makna emoji?
OM AGA
hahaha. aku tahu yang satu itu kayaknya.
boleh banget
Udah mana ganteng, cerdas, yakali nggak mau dicoba lebih lanjut.
Miya, azriel udah melotot minta
buat berangkat.
kalau setekah ini chat mu nggak kubalas, maaf ya,
berarti aku lagi nggak pegang handphone.
i'll be back :)
Yang lebih menggemaskan dari semua itu adalah ... foto Azriel yang dia kirim dan benar-benar sedang berkacak pinggang sambil mendelik.
Selalu ada bonus untuk sesuatu yang eksklusif, bukan?
Gue dapet itu.