Pandangan Zein langsung terpusat pada Serly yang berjalan sambil tersenyum manja pada sosok yang tidak asing bagi, Zein. Zein langsung berdiri dan mengikuti langkah Serly, namun Zein hanya diam memperhatikan keduanya cukup lama hingga beberapa pelayan mengantar makanan ke ruangan itu dan saat itulah Zein mengetuk pintu ruangan itu dan menyapa Serly juga Adam ayahnya yang langsung terkejut saat melihat Zein di balik pintu gelap
"Zein," sapa Adam sangat tenang namun Serly sudah terlihat gugup dan salah tingkah, di hadapan Zein yang juga langsung menatap dirinya dengan tatapan meminta penjelasan.
"Apa yang sedang papa lakukan di sini?" Tanya Zein tetap tenang namun jujur hatinya sudah sangat kacau saat ini. Ini adalah kali kedua Zein menemukan Serly dan ayahnya tengah menghabiskan waktu bersama dan rasanya ada yang aneh yang kini Zein rasakan. Cemburu.
"Kami akan makan siang. Apa lagi!" Jawab Adam. Bagaimana ini memang jam makan siang. Sebelumnya, Serly, sudah mengatakan jika Zein tidak bisa menjemputnya ke kampus dan saat itulah Adam mengajak Serly untuk makan siang. "Tadi papa kebetulan sedang berada di kantor MC samping kampus cakrawala untuk membicarakan kerjasama perusahaan kita yang kita bahas sebulan lalu, karena terlanjur dah berada di sana, papa sekalian nelpon Serly dan menanyakan apa kelas dia sudah selesai, dan kebetulan Serly bilang iya. Dia juga mengatakan jika kau sedang tidak bisa menjemput nya karena sedang menemui teman-temanmu," jelas Adam panjang lebar dan Serly hanya mengangguk sambil menatap Zein dengan senyum terbaiknya.
Zein hanya meraih wajah Serly untuk dia cium keningnya dan duduk di sebelah Serly juga ayahnya. Tak ada lagi kata atau rasa curiga yang Zein rasakan saat ini, karena semua yang sedang dia pikirkan sudah terjawab dengan sangat tepat dan pas.
"Maafkan aku, karena memilih bersama teman-teman ku dari pada menjemputmu, maaf." Ucap Zein sambil mencium punggung tangan Serly dan Serly hanya diam dengan tersenyum sambil sesekali melirik ke arah Adam yang tengah menatap dirinya pula.
"Tidak masalah," jawab Serly kalem dan Zein hanya bisa menghela napasnya.
"Kau tidak perlu khawatir, selama papa bisa membantumu, maka papa juga tidak keberatan melakukanya untukmu. Bagaimanapun lusa kalian sudah akan menikah, dan itu artinya Serly juga akan menjadi putri papa kan?" Ucap Adam lagi dan Zein langsung mengangguk sebagai jawaban pasti untuk penjelasan ayahnya yang sudah berbesar hati untuk mengantikan perannya di samping Serly.
"Terima kasih, pa." Ucap Zein dengan segenap ketulusannya, dan hilang sudah rasa cemburu juga curiganya pada Serly dan Adam , ayahnya.
Akhirnya makan siang itu berjalan dengan cukup damai, karena Zein akhirnya ikut makan siang bersama Serly dan Adam, ayahnya, dan meninggalkan teman-temannya yang juga sedang ngumpul di restoran yang sama karena ternyata kekuatan cintanya pada Serly benar-benar mengalihkan dunia seorang, Zein Herlambang.
Makan siang itu berlangsung cukup lama dan saat Zein ,Serly juga Adam , keluar dari private room restoran itu, para sahabat Zein ternyata masih berada di sana. Zein lebih dulu menyamperi sahabat-sahabatnya, tentunya dengan memperkenalkan Serly, wanita yang akan dia nikahi dua hari lagi juga ayahnya, Adam Herlambang.
Carlos sempat mengingat-ingat di mana kiranya dia pernah bertemu dengan ayah dari Zein itu, tapi Carlos benar-benar tidak ingat, namun wajah ayah dari Zein itu sangat familiar di ingatan nya tapi sungguh dia tidak ingat pernah bertemu dengan nya dimana
"Senang bisa bertemu dengan, bapak." Ucap Carlos juga Juan dan beralih menatap Serly yang sedang tersenyum ke arah mereka. "Oooh kau sangat cantik," Puji Carlos pada gadis cantik berlesung pipi itu, dan Serly hanya tersenyum tipis. "Tapi sayang lusa kau sudah kan menjadi nyonya Herlambang." Sesal Carlos seolah-olah itu sangat berat untuk dirinya. "Seandainya tidak, aku tidak keberatan menikung Zein dan mungkin akan merebutmu darinya," sambung Carlos dan Juan langsung menabok bahu Carlos yang menurutnya sangat norak.
"Ingat. Bini lu lagi bunting. Jangan Ngadi-ngadi deh lu." Kekeh Juan dan Carlos langsung tertawa sumbang di ikuti tawa Marsel juga Zein Herlambang.
"Zein, papa balik duluan ya. Jangan lupa antar serly pulang segera sebelum mamanya melarang mu bersama putrinya atau malah akan membatalkan pernikahanmu lusa," goda Adam dan Zein benar-benar hanya mengangguk.
Adam berlalu meninggalkan kumpulan anak-anak muda itu termasuk Zein dan serly juga, dan masuk ke mobilnya untuk kembali ke kantor nya. Sementara Zein juga langsung pamit pada para sahabatnya dan mengantar serly pulang.
Zein mengatakan tidak akan menemui Serly sampai hari lusa dan akan kembali bertemu di hari H pernikahan mereka.
Malamnya.
Di kediaman, Kiray Agustin.
Makan malam sedang berlangsung dengan Serly dan Kiray Agustin, Serly sudah hampir menghabiskan makanan nya saat Maryam membawa satu mangkuk sup jamur untuk Kiray Agustin karena itu adalah makanan kesukaan Kiray Agustin. Kiray baru akan menyendok supnya saat tiba-tiba aroma sup itu masuk ke Indra penciuman Serly dan Serly langsung merasa pusing bahkan Serly tidak jadi menghabiskan salad buahnya karena tiba-tiba Serly juga jadi enek hanya karena mencium aroma sup milik ibunya. Dari dulu Serly memang tidak pernah suka makan sup jamur itu, jadi ya wajar jika kadang Serly langsung pusing saat mencium aroma kuah sup jamur kesukaan ibunya.
Serly permisi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya juga pamit pada ibunya untuk ke kamarnya. Kiray hanya menatap punggung putrinya yang terlihat kurang sehat beberapa hari ini, dan Kiray bisa memakluminya karena calon pengantin baru memang kadang akan merasa gugup juga takut, dan hal itu sangat wajar.
Kiray melanjutkan makannya dan menghabiskan semangkuk kecil sup jamur nya setelah itu, menyusul putrinya ke kamar nya di lantai atas Mension itu. Saat Kiray membuka pintu kamar putrinya, Serly ternyata tidak ada di kamarnya, namun suara gemercik air terdengar jelas di kamar mandi dan Kiray yakin jika Serly putrinya ada di kamar mandi. Kiray duduk sebentar untuk menunggu putrinya di tepi ranjang dan melihat layar ponsel milik Serly berkedip kedip menandakan ada panggilan masuk di ponsel itu. Kiray memperhatikannya, ada nama Zein Herlambang di layar ponsel itu namun Kiray Agustin tidak berniat untuk mengangkatnya karena menurutnya itu tidak benar. Hingga ponsel itu berhenti menyala, Serly masih belum keluar dari kamar mandi, dan ponsel itu kembali menyala, kali ini ada nama Om Adam Herlambang, di layar ponselnya dan Kiray yakin jika itu adalah ayah dari Zein Herlambang. Kali ini Kiray mencoba meraih ponsel itu untuk menerima panggilan calon besannya, namun baru saja Kiray berniat untuk menerima panggilan itu, Serly tiba-tiba keluar dari kamar mandi dan buru-buru mengambil ponselnya dari tangan ibunya.
"Dari tadi ponselmu berdering, sayang. Mama pikir kau masih lama di kamar mandi jadi mama akan coba memberitahunya jika kau sedang di kamar mandi," jelas Kiray dan Serly hanya mengangguk. "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Kiray karena wajah Serly terlihat agak pucat, dan bibirnya terlihat agak memutih.
"Iya, mama. Serly baik-baik saja. Mungkin ini efek tamu bulanan Serly atau karena rasa gugup Serly karena lusa Serly akan menikah." Jawab Serly cukup bisa di pahami oleh Kiray Agustin, ibunya.
"Sebaiknya kau istirahat dulu, sayang. Dan besok kau tidak perlu ke kampus dulu." Ucap Kiray memperingati putrinya dan Serly kembali mengangguk. Serly menarik naik kakinya ke atas ranjang dan menarik selimut untuk menutup tubuhnya yang tiba-tiba terasa dingin.
Kiray membantu putrinya untuk menarik naik selimutnya hingga ke d**a dan berdiri dari duduknya untuk bersiap keluar dari kamar putrinya. "Lebih baik matikan saja AC nya jika suhu kamarmu terasa dingin," ucap Kiray memperingati putrinya karena Kiray yang melihat Serly terlihat menggigil, sebelum akhirnya Kiray benar-benar keluar dari kamar itu dan berjalan ke arah ruang kerjanya untuk mengecek beberapa file yang tadi pagi Shopia tinggalkan untuk dia tanda tangani.
Hari berikutnya berlalu, sampai di hari H pernikahan Serly dan Zein, Serly masih saja terlihat kurang baik dan wajahnya terlihat masih pucat meskipun Kiray sudah memberinya vitamin yang cukup untuk pengantin yang sebentar lagi akan menikah itu.
Kiray Agustin, sudah sangat cantik dengan gaun putih ke buruan yang kemarin Shopia pesan untuknya agar serasi dengan gaun pengantin yang akan putrinya pakai, juga serasi dengan keluarga besar calon besannya. Make up yang Kiray gunakan juga sudah terlihat sempurna dan semakin terlihat cantik dengan rambut coklatnya yang di sanggul rendah dan hanya di hiasi satu kuntum mawar merah yang dia semat di telinga kanannya, ciri khas style Kiray Agustin. Meski demikian Kiray Agustin, tetap terlihat jauh lebih muda dari usianya saat ini.
Seperti yang telah di sepakati bersama antara Yuyun dan Kiray, nanti akan ada pihak dari mempelai laki-laki yang akan menjemput langsung pengantin perempuan nya jadi Kiray dan beberapa kerabat nya sudah berangkat lebih dulu ke hotel di mana acara pesta itu akan berlangsung. Sementara Serly masih di rias oleh penata rias profesional yang Kiray datangkan untuk putrinya. Tentu Kiray akan memberikan semua yang terbaik untuk putrinya karena begitulah peran orang tua bagi anak-anak nya. Dan Kiray juga akan melakukan perannya sebagai seorang ibu yang terbaik bagi satu-satunya putri yang dia miliki.
Kiray Agustin, Shopia dan suaminya, ibu Maryam dan tiga rombongan mobil dari pihak Kiray baru saja sampai di lobi hotel di mana pesta pernikahan itu akan di gelar. Beberapa pihak wedding organizer yang menyambut kedatangan Kiray dan tamu undangan yang lain langsung menuntun Kiray beserta rombongannya untuk memasuki aula pesta dan senyum Yuyun langsung terpancar indah saat melihat calon besan cantiknya yang benar-benar terlihat semakin cantik dari kemarin ketika dirinya menemui Kiray Agustin di restoran.
Pihak wedding organizer mempersilahkan Kiray dan keluarga nya untuk duduk di bagian yang sudah di persiapkan kan sebelumnya, tepat di samping altar dan bersebelahan dengan keluarga dari pihak Zein Herlambang.
Hanya Yuyun dan beberapa kerabat Yuyun lainnya yang duduk di sana. Adam Herlambang tidak berada di sana saat Kiray dan rombongannya datang. Yuyun mengatakan jika Zein masih didandani dan mungkin Adam sedang menyusul putranya.
Kedua adik perempuan Zein nyaris tidak berkedip saat memperhatikan wanita yang sedang berbicara dengan ibunya yang baru dia tau jika wanita cantik itu adalah ibu dari Serly Agustin, Kiray Agustin. Jika kemarin dia berpikir Serly adalah wanita yang sangat cantik, maka kali ini mereka percaya jika kecantikan Serly pasti di turunkan dari ibunya. Jika Serly memiliki rambut hitam yang berkilau, Kiray Agustin justru memiliki rambut coklat yang sangat indah dan semakin serasi dengan wajah cantiknya.
Zein baru sampai di aula utama hotel itu dan bertemu pandang dengan ibunya yang langsung memintanya untuk langsung naik ke altar pernikahan sembari menunggu pengantin wanitanya yang sedang di jemput pihak yang sudah di persiapkan oleh keluarga besar Zein sendiri. Sudah berkali-kali Yuyun menghubungi Adam suaminya namun Adam masih belum menjawab panggilannya.
Zein masih berdiri di atas altar dan sesekali mendapatkan selamat dari tamu undangan yang datang. Sampai detik ini Zein masih belum tau juga belum bertemu dengan ibu dari Serly Agustin dan masih senantiasa menunggu penggantinya datang.
Sudah hampir tiga jam Zein berdiri di altar itu tapi pengantinnya masih belum terlihat sampai saat ini, dan Kiray Agustin juga Yuyun menyadari jika ini sudah terlalu lama mereka menunggu penggantinya di jemput padahal jarak antara hotel dan tempat tinggal Kiray hanya membutuhkan waktu empat puluh menit, tapi ini sudah sangat lama sekali. Pikir Kiray Agustin.
Kiray Agustin menghubungi beberapa penjaga dan asisten rumah tangga untuk menanyakan keberadaan putrinya namun para penjaga di kediaman nya mengatakan jika nona Serly sudah berangkatkan ke pernikahannya dengan di jemput oleh pihak keluarga dari mempelai laki-laki dari tiga jam lalu. Lantas kemana mereka pergi, kenapa mereka masih belum sampai di tempat ini? Batin Kiray Agustin.
Kiray Agustin merasa ada yang tidak beres dengan semua ini. Mungkinkah putrinya di culik, atau,,,, oooh Kiray Agustin tidak berani berpikir yang macam-macam dan tidak mau asal menebak. Kiray Agustin menatap Roy yang sedang berdiri di samping dan berbisik pada Roy. "Cari tau keberadaan putriku!" Perintah Kiray Agustin pada Roy dan Roy terlihat berjalan keluar dari pesta itu yang sudah di penuhi tamu undangan dari pihak Zein Herlambang dan beberapa kolega bisnis HG group dan kolega bisnis Young corporretion juga pastinya.
Kiray Agustin terlihat bercengkrama dengan beberapa kolega bisnis nya dan mereka sangat senang bisa bertemu secara langsung dengan CEO young corporretion, Kiray Agustin.
Tidak sedikit di antara mereka tidak percaya jika saat ini mereka sedang berhadapan secara langsung dengan CEO yang sejatinya masih sangat cantik, bahkan sangat-sangat cantik di usia yang sebentar lagi akan memiliki cucu dari putri tunggalnya.
Setelah kurang lebih satu jam ketika dia memerintahkan Roy untuk mencari keberadaan putrinya, Roy terlihat berjalan ke arah Kiray yang sedang bercengkrama dengan para kolega bisnisnya. Roy hanya mengangguk untuk memberi isyarat pada bosnya untuk menyampaikan informasi yang sedang Kiray tunggu dengan kecemasan yang terlampau besar di hatinya.
Roy terlihat berjalan ke sisi timur aula itu dan Kiray mengikuti langkah Roy. Roy hanya menunjukkan beberapa photo dan video yang berhasil dia dapatkan lewat alat pelacak pintar yang dia miliki dan yakin seratus persen jika itu adalah info yang tidak mungkin salah untuk dia sampaikan pada bosnya.
Syok. Ya. Kiray syok saat mendapat kan kenyataan ini, dan bingung bagaimana cara dia menjelaskan semua ini pada Zein yang terlihat masih tersenyum menyapa dan menerima ucapan selamat dari para tamu undangan yang hadir, begitu juga Yuyun yang masih terlihat tersenyum sama manisnya dengan senyum Zein karena memang ini adalah hari yang paling bahagia untuk mereka semua, lalu bagaimana mungkin Kiray tega menghancurkan kebahagiaan mereka dengan kabar yang kurang baik saat ini. Tapi bungkam dan berpura-pura tidak tau juga bukan lah pilihan yang tepat.
Kiray menghela napasnya dalam lalu menghembuskannya dengan sangat kasar, kembali melakukan hal yang sama agar rasa sesak di dadanya sedikit melonggar, sebelum akhirnya mantap untuk menyampaikan kabar yang sejatinya tidak baik untuk Zein dan yuyun juga tidak baik untuk Kiray Agustin sendiri.
Kiray berjalan ke arah altar dimana Zein yang berdiri dengan tenang juga senyum yang tidak pernah pudar dari bingkai wajah tampannya. Zein tersenyum saat tatapannya bertemu dengan sosok cantik dengan gaun putih kombinasi biru muda juga rambut coklat yang di sanggul rendah. Pikir Zein itu salah satu tamu undangan yang hadir di pestanya, namun Zein langsung terkejut saat Kiray menjabat tangan nya sambil berkata "apa kita bisa bicara di belakang sebentar, karena ini sangat penting untuk mu juga untukku," ucap Kiray yang terdengar sangat ambigu di telinga Zein saat ini. Dia tidak mengenal wanita ini lalu apa yang akan mereka bicarakan hingga wanita itu mengatakan jika itu sangat penting bagi Zein juga bagi wanita itu sendiri.
Meskipun ragu, Zein tetap mengikuti langkah wanita itu, juga laki-laki dengan jas hitam juga kaca mata hitam yang terlihat sangar di wajahnya.
Setelah sampai di private room, Kiray langsung memperkenalkan diri sebagai ibu dari Serly Agustin. "Apa kau tidak mengenalku?" Tanya Kiray lebih dulu dan Zein hanya menggeleng karena memang benar jika dia tidak mengenal wanita yang kini berbicara dengannya. "Aku adalah, Kiray Agustin. Ibu dari Serly Agustin." Ucap Kiray dan Zein langsung terpaku menatap wanita yang mengaku ibu dari kekasihnya yang artinya calon ibu mertuanya.
Meskipun Zein masih di dera dengan rasa terkejutnya, Zein ternyata dari tadi menyimpan kegundahan di hatinya perkara pengantinnya yang belum juga datang sampai saat ini.
"Lalu di mana, Serly?" Tanya Zein akhirnya. Kegelisahan nya akhirnya lolos juga di bibirnya dan Kiray Agustin kembali terlihat menghela napasnya dengan sangat kasar.
"Apa kau merasa tidak ada yang berbeda atau janggal dari sikap Serly selama ini padamu?" Tanya Kiray yang tetap terdengar ambigu di telinga Zein. Selama ini tidak ada hal yang terlalu berarti yang terjadi antara dia dan Serly , bahkan dari awal mereka pacaran, Zein dan Serly tidak pernah terlibat pertengkaran atau hanya selisih paham, tidak pernah sama sekali, tapi ya Zein juga beberapa hari ini menyadari jika sikap Serly agak berubah, bahkan Serly cenderung berbohong padanya, seperti beberapa hari yang lalu misalnya. Serly jelas-jelas mengatakan ada kelas di kampus, tapi justru dia mendapati Serly yang akan menghabiskan makan siang dengan ayahnya, Adam Herlambang. Tapi tentu saja itu tidak Zein tanggapi dengan hati karena Adam ayahnya juga sudah menjelaskan kenapa mereka sampai makan siang bersama, dan rasanya semua itu juga biasa-biasa saja bagi Zein.
"Tidak." Jawab Zein enteng
"Apa, kau tidak merasa jika Serly memiliki kekasih selain dirimu?" Tanya Kiray lebih dan Zein kembali menggeleng karena memang Zein tidak pernah melihat Serly dekat dengan laki-laki lain selain dirinya, dan ayahnya, juga beberapa bodyguard atau pengawal di rumahnya, dan rasanya mustahil Zein akan cemburu atau mencurigai Serly mengkhianatinya dengan salah satu pengawal di Mension miliknya.
"Serly sudah menikah tiga jam yang lalu, dengan laki-laki lain." Ucap Kiray Agustin, sambil menghela napasnya.
Piyaaaaar.
Bagai tersambar petir di siang bolong dan tertembak pistol dari jarak lima senti meter, Zein langsung membatu tidak bergerak dari berdirinya lalu langsung terduduk di kursi tepat di belakang punggung nya.
"Tidak mungkin." Ucap Zein tidak percaya dengan apa yang baru saja Kiray Agustin katakan. "Anda pasti sedang bercanda kan?" Tolak Zein lagi namun Kiray berkali-kali menggeleng dan tetap mengatakan jika Serly sudah menikah tiga jam yang lalu.
Kiray Agustin meminta rekaman video yang tadi Roy tunjukan padanya , lalu menunjukkannya pada, Zein, jika dia sedang tidak bercanda. Zein memperhatikan wajah cantik itu dengan gaun indah yang kemarin juga mereka pesan bersama di butik terkenal dan senyum cantik itu juga kini semakin cantik dengan tambahan make up yang sangat cantik, tapi air mata Zein juga ikut keluar secara bersamaan dengan kenyataan bahwa dirinya sudah terkhianati saat ini.
Buru-buru Zein menghapus air matanya dan menarik napasnya dalam. Pernikahan ini adalah impian ibunya, dan sungguh jika saat ini Zein mengumumkan jika pernikahan ini batal, Zein tidak tau apa yang akan terjadi dengan ibunya, terlebih lagi, hari ini juga sudah di ramalkan baik untuk Zein melangsungkan pernikahan, lalu haruskan Zein mematahkan segala keyakinan ibu juga keluarga nya dengan gagalnya pernikahan ini? Oooh Zein yakin setelah ini akan banyak kesialan-kesialan yang lainnya yang akan Zein dapatkan jika sampai pernikahan ini gagal. Tapi bagaimana ? Tidak mungkin Zein memaksa Serly untuk tetap menikah dengannya saat Serly sudah meninggalkan nya dan memilih laki-laki lain untuk menjadi suami nya.
"Apa yang harus, aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa mengatakan ini pada mamaku, karena sudah pasti dia akan terpukul, aku tidak ingin mengecewakan nya dengan gagalnya pernikahan ini, aku tidak bisa melihat keluarga ku malu di depan para tamu undangan dengan kegagalan ini. Aku tidak bisa," sesal Zein sambil memukul tembok yang tidak bergeming dari depannya. Kiray hanya memperhatikan punggung Zein karena Zein memang sedang menghadap tembok. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Lirih Zein yang terdengar seperti pertanyaan seseorang yang sedang frustasi, sambil menumpukan keningnya di tembok dengan kedua tangannya yang juga bersandar di tembok. Dan Kiray masih terlihat bingung karena dia juga tidak tau harus berkata apa saat ini, saat Zein terus merutuki dirinya sendiri, sambil terus memikirkan apa yang akan terjadi dengan ibunya.
Karena Zein yang tidak mau mengecewakan ibunya, dan Zein terus mengatakan tidak mau mengecewakan keluarga besarnya akhirnya Kiray Agustin kembali menghela napasnya lalu mantap dengan keputusannya saat ini, Kiray Agustin pun mengatakan
"Mungkin aku bisa membantumu menyelesaikan masalah mu, jika hanya kehormatan keluarga yang kau pertahanan. Aku bisa membantumu jika hanya nama baik keluarga mu yang ingin kau jaga." Ucap Kiray Agustin dan Zein langsung menoleh memperhatikan Kiray Agustin dan menyimak setiap ucapan yang Kiray Agustin ucapkan.
"Bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Zein penuh harapan. Saat keputusasaan tengah menyerang pikirannya , setitik harapan akan sangat bernilai .
"Nikahi saja aku." Ucap Kiray menjeda kalimatnya. "Ya, aku tidak keberatan untuk kau nikahi, sebagai pengantin pengganti, dan setelah pesta ini selesai kau bisa menceraikan ku, dan semua selesai. Nama baik keluarga mu tetap terjaga dan kau juga pelan-pelan bisa menjelaskan ini pada ibumu. Aku akan coba membantumu nanti." Sambung Kiray Agustin setelahnya.
Terlalu banyak pikiran yang memenuhi otak Zein saat ini , dan tawaran ibu mertuanya juga bukan hal yang bisa Zein terima dengan akan sehatnya. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Drama kehidupan macam apa yang tengah Zein perankan saat ini, hingga dia terjebak dalam masalah yang tidak satupun orang bisa memahaminya.