“Aku nggak mengerti salah apa? Kenapa anak-anakku dijadikan korban seperti ini?” protes Harti di ruang rawat. “Anak kita, mereka anak kita, bukan anakmu,” balas Pridantono. “Yang bersalah kamu, harusnya tidak dilimpahkan ke anakmu kalau memang mereka bertiga masih mau jadi anakmu!” teriak Harti. “Ap aini yang disebut anak balas anak? Kenapa anakku jadi korban? Teriak Harti kembali histeris. “Tenang Bu, tenang Sayang,” bujuk Pridantono memeluk istrinya lembut. “Dan aku enggak menyangka. Mas bilang cuma cinta aku, dan selain aku serta istrimu itu tidak ada orang yang bisa mengusikmu. Ternyata tiap hari kamu melakukan hal tersebut dengan banyak p3lacur!” “Kamu bilang hanya aku yang bisa memuaskanmu sedang Radmila tidak, tapi nyatanya apa, kamu cari kepuasan dengan banyak p3lacur dan itu