Pedro POV Aku menghela napas, menutup koperku dengan malas. Sementara Ayah berdiri di depan pintu kamarku, menunggu dengan sabar. Ia tersenyum lembut saat aku berjalan mendekatinya sambil menyeret koper. "Sudah selesai, Nak?" tanya Ayah. Aku mengangguk. "Ya, sudah. Kapan kita akan berangkat?" Bertanya untuk memastikan waktu, sambil memainkan ponsel-ku, mengabari Ibu yang tidak sempat mengantarkan karena ada jadwal operasi yang tidak bisa ditunda. "Masih satu jam lagi, mau singgah ke rumah temanmu untuk berpamitan dulu?" Ayah menawarkan sebuah ide, menghargai hubungan dengan teman-temanku. Untuk sesaat aku teringat Josh, tapi kupikir tidak perlu menemuinya lagi. Kemarin kami sudah bertemu dan aku juga sudah berpamitan dengannya. Teman-teman yang lain juga sudah, waktu di sekolah kemari