Naik ke kelas dua belas merupakan kebahagiaan dan kebanggaan bagi siswa-siswi kelas sebelas. Tapi tidak dengan Aiden. Sejak kepergian Airi yang tanpa pamit, pemuda delapan belas tahun itu berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak ada kebanggaan apalagi kebahagiaan. Semua biasa-biasa saja bagi Aiden. Meski dia memiliki nilai tertinggi diangkatannya, semua terlihat sama. Seandainya Airi masih di sini mungkin semuanya akan berbeda. Hanya saja, Airi sudah pergi. Celakanya gadis itu membawa hati dan semua warna dalam hidupnya ikut bersamanya. Airi tak meninggalkan satu warna pun kecuali hitam dan putih yang memang sudah akrab dengannya sejak dulu. Aiden yang sekarang lebih sensitif, dia akan cepat tersinggung dan mudah marah kalau ada seseorang yang tidak disukainya. Aiden memang tetap tida