Risyad melangkahkan kakinya memasuki rumah. Rasa rindu kepada istrinya itu sudah membuncah dan segera ingin di obati. Ia sudah membayangkan, jika nanti istrinya itu akan 'menyambutnya pulang dengan pakaian menggoda iman, dan tampang siap diserang'. Akh! Mikir apa sih Risyad?. " Assalamualaikum, Sayang... I'm Home! " pekik Risyad dari arah pintu. Mata elangnya menatap istrinya yang duduk di sofa sambil membelakanginya. " Sayang? " panggil Risyad saat istrinya itu tak menjawab salamnya. " Kamu kenapa?" tanya Risyad sambil memegang kedua pundak Dinda, dan berjongkok dihadapannya. Dinda menggerakkan bahunya, agar terlepas dari sentuhan Risyad di bahunya. " Lepas! " ketus Dinda. " Kamu kenapa sih? " Dinda berdiri dengan wajah kusut. Sebelah tangannya nampak meremas sebuah amplop coklat y