60

517 Kata

“Gunung Salak Ma, boleh ya,” pinta Qisti yang terdengar sedikit merengek. “Sama siapa?” “Sama Yenni Ma.” “Tidak boleh, Mama tidak izinin kalau kalian Cuma berdua ke sana, itu hutan, kalau kalian di sana kenapa-kenapa, siapa yang mau tolongi.” Qisti memajukan bibirnya, kecewa dengan jawaban yang di berikan oleh Ara padanya. “Kalau perginya sama sopir kesayangan Mama boleh?” tanya Qisti dengan mencibir. “Maksud kamu?” tanya Ara yang mengerutkan keningnya. “Kalau perginya sama Mas Nizam juga, boleh?” Ara terlihat berpikir beberapa saat, kemudian mengangguk sambil berkata, “Kalau perginya bukan Cuma berdua-duaan, mama izini kamu pergi.” “Qisti pergi sama Yenni dan ustadz Nizam, berarti Mama kasih izin kan?” “Coba kamu tanya sama Papa kamu, jangan tanya sama doang.” “Ya kan biasany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN