65

1107 Kata

“Yang penting kan tidak bersentuhan, untuk apa romantis, dia kerjanya Ustadz, kalau romantis sama perempuan yang bukan mahram dia kan berdosa,” cetus Qisti. “Walaupun bukan seorang Ustadz, itu tetap dosa, tidak mesti Ustadz dulu, baru berdosa,” jawab Nizam sambil tersenyum. “Nah, dengar tuh Qisti! Kasar-kasar sama orang juga berdosa,” timpal Yenni. “Tidak mau lanjut pulang?” tanya Qisti yang sudah berjalan duluan ke depan mereka berdua, tapi Yenni dan Nizam masih mematung di tempat yang sama. “Terima kasih untuk perhatiannya,” ucap Nizam yang membuat Qisti menoleh ke belakang sebentar, sedangkan Yenni menjadi orang yang tertawa cekikikan melihat sikap Qisti dengan Nizam yang malu-malu kucing dan saling salah tingkah. Qisti tidak menjawab lagi, dia berjalan hati-hati turun dari bukit y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN