Hari yang dinanti oleh Santi pun datang juga. Ia akan pindah ke Tembilahan karena rumah itu harus segera ia kosongkan. Senyum sumringah begitu terpatri di wajahnya. Bagaimana tidak, sebuah sepeda motor bekas sudah ia beli seharga dua juta tanpa berdiskusi dulu dengan saudara-saudaranya. Aser tahu jika motor itu sudah lama mati pajak dan juga bekas pemakaian saeorang anak muda yang tidak merawat motor tersebut dengan baik. Adi—anak tertua Santi—sudah mendiskusikan hal itu dengan Aser, namun Santi tetap bersikeras membeli motor itu saja. “Santi, jadi juga kamu membeli motor itu? bukan’kah kamu tahu jika motor itu tidak terawat? Beberapa kali jatuh oleh pemilik terdahulunya. Pajaknya juga sudah lama mati.” Aser berkomentar sebelum membantu mengangkat motor matic berwarna hitam yang bebera