Ada rasa yang tak biasa

5000 Kata
" Maaf sayang....ini tugasku banyak banget...kan kamu tahu sendiri sudah hampir lima hari aku ninggalin kerjaan, sekarang dokumen banyak menumpuk di mejaku, ini saja aku gak bisa istirahat" jelasnya. " Ya ampun....hmmm ya sudah kamu istirahat sebentar kamu makan siang, atau aku perlu pesankan makanan untuk kamu???" Tanya Verdo. " Hmmmm iya deh nggak apa-apa, kamu pesankan makanan untukku" jawab Gaby. " Oke...Kamu mau makan apa? Nanti biar aku pesan di grabfood" tanyanya kembali. " Hmm apa ya...aku mau pesan....mie goreng saja sayang..." jawab Gaby. " Yakin mau mie goreng mau sama apalagi???" Tanya Verdo untuk sekian kali. " Hmmm gak usah...cukup mie goreng saja...nanti badanku bisa-bisa melar kalau banyak makan" kata Gaby. " Baiklah..aku pesanin ya..." kata Verdo. " Iya sayang...makasih ya perhatiannya" kata Gaby senang. " Oke...jangan terlalu dipaksa kalau tidak selesai..." kata Verdo. " Iya sayangku...Kamu juga jangan lupa makan ya?" Kata Gaby. " Pastinya...aku pesanin dulu makanannya" kata Verdo. " Oke...bye sayang..muachh" kata Gaby manja.Verdo menutup teleponnya dan langsung memesankan makanan untuk Gaby. Saat Gaby menutup teleponnya tiba-tiba bos nya yang bernama Leo datang ke ruang kerjanya. " Gab...Kamu tidak istirahat?" Tanya Leo. " Eh Bos...enggak bos masih banyak tugas saya" jawab Gaby. " Hehehehe banyak ya tugasmu..." kata Leo. " Iya Bos...gimana bos ada yang bisa saya bantu?" Tanya Gaby. " Kamu tolong besok ikut saya ke luar kota, ada kontrak kerja ya harus kita sepakati" kata Leo. " Apa????keluar kota??" Tanya Gaby kaget. " Iya...kenapa kamu tidak bisa???" Kata Leo. " Hmmm gimana ya bos...hmmm harus dengan saya ya bos?" Tanya Gaby. " Ya iyalah kan kamu sekretarisku, masak saya harus mengajak supir?" Kata Leo. " Hmmm gimana ya...menginap nggak bos?" Tanyanya kembali. " Iya kita harus menginap karena perjalan sangat jauh, kenapa kamu keberatan ya ninggalin suamimu satu hari???" Tanyanya. " Hmmmm gimana ya bos...?saya bingung" kata Gaby kebingungan. " Ini sangat penting untuk kemajuan perusahaan kita, kalau nanti kita berhasil bekerjasama dengan perusahan mereka, aku akan menaikan gajimu" kata Leo. " Baiklah Bos..kalau begitu besok saya akan ikut" kata Gaby pasrah. " Oke...besok aku jemput kamu jam tujuh pagi ya" kata Leo. " Baik Bos..." kata Gaby. " Oke aku kembali ke ruanganku dulu" kata Leo meninggalkan Gaby. Gaby menyandarkan kepalanya ke kursi.. " Hmm gimana ini..apa Verdo mengizinkanku???" Pikir Gaby bingung. Ketika dia sedang bingung tiba-tiba ada yang mengantarkan makanan untuknya. " Permisi Bu ini ada pesanan makanan untuk Ibu" kata Pak Satpam kantor. " Owh ya...terimakasih ya Pak" kata Gaby mengambil makanannya, kemudian dia makan pesanan makanannya. Sementara ia makan, ponselnya berdering.. " Halo....sayang" kata Verdo. " Halo...sayang...makananya sudah sampai ini sementara aku makan, makasih ya"kata Gaby. " Oke kalau begitu enak nggak makananya?" Tanya Verdo. " Heeeeeem enak banget sayang" kata Gaby menikmati makanannya. " Baguslah kalau begitu" kata Verdo. " Emmmmh sayang...besok aku ada tugas keluar kota untuk kerjasama dengan perusahaan, gimana sayang???" Tanya Gaby. " Hmmm kamu menginap???" Tanya Verdo. " Iya sayang karena perjalanan cukup jauh jadi harus menginap" kata Gaby. " Apa kamu harus ikut????" Tanyanya kembali. " Iya sayang bos memintaku untuk ikut karena aku sekretarisnya" kata Gaby. " Hmmmmmmmm..." pikir Verdo sebentar. " Gimana sayang???" Tanya Gaby. " Hmmm ya sudahlah...kalau itu memang sangat penting untuk perusahaan...Kamu juga orang kepercayaannya...jadi gak papa" jawab Verdo. " Benarkah sayang kamu mengizinkan???Kata Gaby agak lega. " Iya...gak apa-apa kan hanya satu hari bukan satu tahun" kata Verdo. " Makasih ya sayang....i love you so much" kata Gaby." Oke...selamat melanjutkan kerja sayang, nanti kalau pulang kabari ya biar aku jemput" kata Verdo. " Siap sayang..." jawab Gaby manja. " Aku tutup teleponnya ya" kata Verdo. " Baik...bye..." kata Gaby menutup teleponnya. Gaby akhirnya bisa bernafas lega setelah mendapat ijin dari suaminya. Sementara Verdo masih memikirkan Gaby yang akan kerja ke luar kota. Di sekolah Leoni sudah selesai menyelesaikan ujian, dia segera bergegas untuk pulang ke rumah, seperti biasa Gerald juga telah selesai mengerjakan soal ujian. Melihat Leoni terburu-buru untuk pulang, Gerald kemudian segera mengejar Leoni dengan diam-diam. Leoni segera keluar gerbang sekolah dan menunggu angkutan umum. Sementara Gerald terus membuntutinya dari belakang. Angkutan yang ditunggu Leoni sudah datang, dia segera naik ke angkutan, Gerald pun juga segera naik ke angkutan. " Eh ngapain kamu naik???" Kata Leoni. " Lah memangnya tidak boleh???" Tanya Gerald. " Kan kami bisa bareng ayah kamu!" Kata Leoni ketus. " Loh terserah aku dong mau naik apa, yang penting kan aku pulang" jawab Gerald tersenyum manis. " Hmmm terserah kamu dah...!" Kata Leoni memalingkan mukanya. Angkutan pun berjalan, dan segera tiba di depan gang rumah Leoni. Leoni turun, begitu juga dengan Gerald. " Kiri bang!" kata Leoni turun dari angkutan dan menyerahkan ongkosnya kepada supir. Ketika dia memberikan ongkosnya tiba-tiba Gerald juga memberikan ongkos kepada supir dan ikut turun juga. " Lah kenapa kamu juga turun disini???" Kata Leoni bingung. " Kan rumahku dekat sini juga kan" jawab Gerald. " Hmmmm bilang aja kamu mau ngikuti aku" kata Leoni. " Hahahhahaha jangan G..R...dong..." kata Gerald. " Lantas kenapa dari tadi kamu buntutin aku terus???" Kata Leoni. " Hehehehehhe......" jawab Gerald menggaruk kepalanya. " Benar kan....Kamu memang sengaja ngikutin aku" kata Leoni. " Hem.... aku takut kamu pingsan lagi, jadi aku mau mastiin kamu baik-baik saja sampai rumah" kata Gerald. " Terserah kamu ajha deh" kata Leoni kemudian langsung berjalan menuju rumahnya, Gerald juga tetap mengikutinya. " Hmmm kamu mau ngikutin aku terus gitu???" Kata Leoni. " Ya...aku mau mastiin aja kamu sampai dengan selamat!" Jawab Gerald. " Huuufffhhhsss....ada ada aja!" Kata Leoni menggelengkan kepalanya. Mereka berjalan saling beriringan hingga sampai depan rumah Leoni. " Sudah sampai kamu masih mau buntutin aku juga???" Tanya Leoni. " Hmmm kalau boleh aku mau main sebentar di rumahmu" pinta Gerald. " Hmmm baiklah tapi jangan masuk ya...soalnya orangtuaku gak ada di rumah, kamu boleh duduk di teras" kata Leoni. " Oke gak apa-apa kok" kata Gerald sangat senang. " Yuk masuk" ajak Leoni membuka pintu gerbangnya dan masuk ke dalam. Gerald pun juga ikut ke dalam. " Duduk dulu, aku mau ganti baju, nanti aku buatin minuman" kata Leoni membuka sepatunya dan masuk ke dalam rumah. Sementara Gerald duduk di teras rumah. " Rumah Leoni estetik juga...." gumam Gerald. Leoni segera masuk ke kamarnya dan mengganti bajunya. " Hfuuuhhhh ada aja orang aneh seperti Gerald, aku nih mimpi apa coba hingga dipertemukan dengan orang seperti dia" kata Leoni dalam hatinya. Leoni selesai mengganti bajunya dan segera ke dapur untuk membuatkan minuman untuk Gerald. " Nih minum dulu" kata Leoni membawakan minuman segar untuk Gerald. " Oooh iya makasih Len" kata Gerald tersenyum. " Gak usah senyum-senyum gitu deh!" Kata Leoni. " Hehehehe biasa aja kok" kata Gerald. " Kamu kenapa sih selalu muncul di depanku?" Tanya Leoni. " Gak apa-apa kan...!" Jawab Gerald. " Hmmm dasar aneh" kata Leoni kemudian melihat ponselnya. " Len Ibumu dimana sama Ayahmu?" Tanya Gerald. " Mereka ke kantor" jawabnya singkat. " Hmmm maaf ya... dengar-dengar Ibu kamu baru nikah ya?" Tanyanya kembali. " Iya.." jawab Leoni. "Memang dimana Ayah kandungmu?" Tanyanya. " Gak tahu....Kamu ini ya kaya wartawan aja nanya-nanya!" Kata Leoni sedikit kesal. " Hm.. maaf kalau aku salah!" Kata Gerald. " Sudah kamu habisin gie minumnya, saya mau istirahat" kata Leoni. " Oke...Maaf kalau aku mengganggumu" kata Gerald lembut. " Baguslah kalau sadar!" Gumamnya dalam hati. " Oke aku pulang dulu ya Len..Maaf udah merepotkanmu" kata Gerald. " Hmmm santai aja...makasih perhatiannya" kata Leoni. " Owh ya...aku boleh minta nomer handphonemu gak???" Pinta Gerald mengeluarkan ponselnya dari sakunya. " 085728282171" kata Leoni. " Oke aku simpan ya... makasih..aku pulang dulu" kata Gerald bangkit berdiri untuk pulang. Leoni tidak menjawab hanya tersenyum. , Sampai di depan gerbang.. " Bye Len..sampai besok" kata Gerald melambaikan tangannya. " Bye..." balas Leoni. Gerald sangat senang karena mendapat no ponsel Leoni. Dia memperhatikan Leoni sampai Leoni masuk ke dalam rumah dan diam-diam mencatat alamat rumah Leoni.Sampai di dalam rumah Leoni langsung menuju ke dapur untuk membuat makan siang. Ketika dia melihat di kulkas dia langsung mengambil telur dan juga sayuran. Kemudian mengambil mie untuk membuat mie kuah. Saat dia membersihkan sayur yang ingin dipakai tiba-tiba ada orang berteriak dari depan pintu gerbang rumahnya. " Permisi...Permisi" Leoni segera keluar untuk melihat siapa yang datang. Saat dia melihat ada orang berpakaian hijau dengan helm gojek berdiri di depan gerbang membawa sebuah kantong berisi makanan. " Iya bang..Maaf mau cari siapa ya?" Tanya Leoni " Betul dengan mbak Leoni?" Tanya Abang ojek. " Iya saya sendiri" jawab Leoni. " Ini mbak pesanannya" kata Pak Ojek menyerahkan bungkusan yang ada ditangannya. " Loh saya tidak pesan Pak" kata Leoni bingung. " Tapi ini alamat dan nama penerima betul" kata Abang Ojek. "Tapi saya tidak memesannya Pak" kata Leoni linglung. " Maaf mbak saya hanya mengantar pesanan sesuai dengan nama dan alamat, dan ini sudah dibayar mbak, saya permisi dulu..mari" jelas Abang Ojek dan segera menyalakan sepeda motornya lalu pergi. " Tapi...Pak...hmm makasih ya Pak" kata Leoni bingung. Leoni melihat isi dalam kantong, ada bungkusan makanan, dia menutup pintu gerbangnya dan segera masuk kembali ke dalam rumah. Dia masih bingung dengan bungkusan itu, dia taruh di meja makan, dan dibukanya bungkusan makanan itu. Ketika dibuka ada nasi dengan lauk ayam bakar dan lalapan beserta sambalnya. "Hmmm siapa ini yang kirim????apa Nenek ya yang memesan???" Pikirnya bertanya-tanya. " Ya sudahlah aku makan daripada laper dan makan mie terus, mungkin ini kali rejeki" kata Leoni dalam hati dan segera memakan makanannya dengan lahap. Selesai makan dia mengambil ponselnya dan segera menghubungi Bu Rita. Bu Rita, Pak Roby dan Alex sudah tiba di rumah, Alex istirahat di kamar,Pak Roby pergi ke kantor dan Bu Rita sedang istirahat di kamarnya. Saat Bu Rita sedang bersandar pada tempat tidurnya sambil membaca majalah,ponselnya berdering lalu diangkatnya.. " Halooo...Len..." kata Bu Rita. " Halo Nek..." jawab Leoni. " Iya sayang...ada apa tumben kamu telepon siang, biasanya malam kamu telepon?" Kata Bu Rita. " Hmmm Nek..Nenek kirim makanan ya untuk saya?" Tanya Leoni yang masih penasaran. " Makanan?????" Kata Bu Rita juga bingung. " Iya makanan, nasi dan ayam goreng" kata Leoni. " Sepertinya tidak" kata Bu Rita. " Lah terus siapa yang memesannya???" Kata Leoni. " Hmmm mungkin Ibu kamu Len" kata Bu Rita. " Ah gak mungkin...Ibu gak mungkin ingat aku...." kata Leoni agak sedih. " Lah terus siapa, Ayah kamu Verdo???" Kata Bu Rita. " Hmmmm tambah gak mungkin Nek" kata Leoni. " Lah terus siapa??? jangan-jangan ada yang mengagumi diam-diam lagi" kata Bu Rita merayu. " Ah apaan sih Nek..." kata Leoni. " Tapi udah kamu makan kan?" Tanya Bu Rita. " Ya sudah di perut Nek, habis laper banget" kata Leoni. " Hehehehehhe...ya sudahlah itu berkat tak terduga namanya...Kamu syukuri saja" kata Bu Rita. " Hehehehe iya Nek...kalau begitu saya istirahat dulu ya Nek habis itu mau belajar buat ujian besok" kata Leoni. " Oke sayang semangat ya belajarnya jangan lupa jaga kesehatan , terus kalau kamu butuh apa-apa jangan lupa hubungi Nenek ya?" Kata Bu Rita. " Oke siap Nek...Terimakasih..Leni sayang sama Nenek, dalam buat Kakek ya Nek" kata Leoni. " Oke...daaa..." kata Bu Rita. " Daaaa Nek...muach" kata Leoni menutup teleponnya. "Hufhhhh siapa sih nie yang pesan makanan,,, ah biarin lah penting aku sudah makan" kata Leoni dalam hati kemudian segera masuk ke kamar untuk beristirahat.Sementara itu Gerald udah ada di rumahnya, dia segera ke kamar dan mengganti bajunya. "Hmmm akhirnya aku dapat nomer handphone Leni" kata Gerald dalam hati. " Hehehehe semoga Leni sudah menerima pesanan ku" Ketika dia masih memikirkan Leoni tiba-tiba ponselnya berdering. " Hmm Papa...aduh lupa kasih tahu Papa" kata Gerald dan segera mengangkat ponselnya. " Halo Pa?" Kata Gerald. " Kamu dimana????" Tanya Papanya. " Hm saya sudah di rumah Pa" jawab Gerald. " Lah kamu gimana sih tidak bilang Papa!" Kata Papanya. " Maaf Pa...tadi saya temenin Leni pulang" kata Gerald. " Owh begitu...ya sudah gak apa-apa kalau kamu sudah di rumah, lain kali kalau kamu mau pulang duluan kamu bilang supaya Papa gak bingung" kata Papa Gerald menasehati. " Iya Pa...Maafkan Gerald" kata Gerald menyesal. " Oke kalau begitu Papa agak terlambat pulang karena ada rapat" kata Papa Gerald. " Iya Pa" kata Gerald mematikan ponselnya dan kembali terjun ke lamunannya. " Heeemmm sebenarnya ada apa dengan Leoni, kenapa aku semakin penasaran dengannya?" Gumam Gerald. Ketika dia masih berfikir seperti itu, Gerald mendapat pesan dari grabfood yang tadi sudah di antar ke rumah Leoni. " Siang mas, pesanan sudah saya antar dan sudah diterima oleh mbak Leoni sendiri Terimakasih" isi chat dari grabfood. " Oke terimakasih" balas chat Gerald. " Hmmmm aku gak perlu kasih tahu dia kalau aku yang kirim makanan, nanti malah dia menolak kalau tahu dari aku" pikirnya kembali. Sementara itu Leoni belum bisa memejamkan matanya masih berfikir dan merasa penasaran siapa sebenarnya yang mengirim makanan untuknya. " Kalau bukan Nenek sebenarnya siapa yang kirim makanan untukku??? Kalau Ibu gak mungkin...hmmm atau jangan-jangan Verdo???? Ah masa bodoh ah....!!!" Pikirnya kesal. Ketika dia sedang kesal tiba-tiba ponselnya berdering...setelah dilihatnya ternyata Dian yang menelpon. " Halo Len!!!" Kata Dian keras. " Aduh....kencang sekali suaramu!" Jawab Leoni mengusap telinganya. " Hehehehe maaf...maaf...Kamu dimana sekarang???" Tanya Dian. " Aku ya...dirumah" jawab Leoni. " Hufhhh Syukurlah kalau kamu sudah di rumah, tadi kami mencarimu" kata Dian. " Hee...Maaf ya tadi aku terburu-buru jadi tidak menunggu kalian" kata Leoni. " Hmmmm Aris tuh cemas sama kamu" kata Dian. " Hahha apaan sih kamu ngomong gitu" kata Leoni. " Kamu ini gimana sih Len...masa kamu tuh gak peka" kata Dian. " Apa...??? Gak peka??? Maksudnya gimana nih???" Tanya Leoni. " Ya iyalah gak peka...Aris tuh naksir sama kamu" jawab Dian. " Hahahhahaha kamu makin ngacau saja...kan dari dulu kita teman kan....ya gimana ya...aku juga masih mau fokus sama sekolah gak mau pacaran dulu ah..." kata Leoni. " Hmmm benar juga sih....tapi sepertinya dia benar-benar sayang kamu" kata Dian. " Lah...malah nambah kemana-mana hahahaha" kata Leoni. " Hahahhahaha...iya ya... kamu lagi apa?sudah makan?" Tanya Dian. " Aku lagi santai baring-baring di kasur nie.....iya sudah makan aku" jawab Leoni. " Hahahhahaha makan mie lagi ya....ingat gak sehat loh makan mie terus" kata Dian tahu kebiasaan Leoni. " Ooo Anda salah.....hahahaha...aku makan ayam...entahlah siapa yang mesenin makan siang untukku" kata Leoni penasaran. " Hmmm mungkin Nenek kamu" kata Dian. " Bukan...tadi aku sudah telepon Nenek, tapi beliau tidak pesan makanan" kata Leoni. " Hmmm ya Ibu atau ayah baru kamu mungkin" kata Dian " Wah kalau itu sudah pasti gak mungkin hahahhahaha...kamu tahu sendiri Ibuku gimana..." jawab Leoni. " Lah terus siapa lagi????ada penggemar rahasia nie ...mungkin..........???" Kata Dian. " Mungkin apa nich???" Tanya Leoni tambah penasaran. " Siapa lagi kalau bukan penggemarmi yang tadi pagi kasih bekalnya untuk kamu" kata Dian menggodanya. " Hahahhahaha kamu lagi-lagi.....gak mungkinlah Aris sampai begitu" kata Leoni. " Lah kalau sudah sayang itu apa aja pasti rela dia lakuin...ibarat pepatah lautpun diseberangi...gunung didaki demi mendapatkan hatimu hajajajhahah" pungkas Dian. " Hahahaha kamu ada-ada saja Dian" kata Leoni tertawa. " Hehehehe ya bisa dibilang yang mesenin makanan untukmu delapan puluh lima persen Aris" kata Dian juga penasaran. " Ah biarin ajalah gak usah dipikirin siapa yang ngirim makanan...mau Aris Kek...Tama Kek...penting udah habis aku makan hehehe" kata Leoni. " Hahahhahaha kamu sekarang mulai melucu ya Len" kata Dian. " Hahahhahaha habisnya daripada otak kita diiisi sama rasa penasaran mending kita isi dengan materi soal ujian besok ya kan" kata Leoni. " Iya juga...lah kamu tidak belajar?" Tanya Dian. " Nantilah...aku mau ademin ini otak dulu biar gak pecah, kamu sendiri gak belajar?" Tanya Leoni. " Sebentar lagi guru les datang...makanya sebelum aku panas nih otaknya karena guru yang mau datang, aku ademin dulu jadi aku telepon kamu yang tadi tiba-tiba pulang gak bilang-bilang bikin kita bingung" jawab Dian. " Hehehehe..... okelah kalau begitu...maaf ya...buat kalian khawatir" kata Leoni. " Ketika mereka masih dalam perbincangan mereka, Guru Les Dian datang... " Hmmm Len..Guruku sudah datang...aku belajar dulu ya...nanti aku telepon lagi" kata Dian. " Oke baiklah...selamat belajar ya...bye" kata Leoni mematikan ponselnya.Dan kembali berbaring ke tempat tidurnya. Sementara di rumah Bu Rita... " Bi...apa makan siang sudah siap?" Tanya Bu Rita ke Bi Yati. " Sudah Bu, semua sudah siap" jawab Bi Yati. " Oke, kalau begitu saya ajak Alex dulu ya" kata Bu Rita. " Nggeh Bu silahkan" kata Bi Yati. Bu Rita segera menuju ke kamar Alex. " Tok..tokk permisi Lex...!" Panggil Bu Rita dari luar kamar. Alex yang sedang berdiri di dekat jendela pun langsung membuka pintu kamarnya. " Iya Bu ada apa?" Kata Alex membukakan pintu kamar. " Kita makan siang dulu yuk?" Ajak Bu Rita. " Owh ya Bu...sebentar saya ke kamar mandi sebentar" kata Alex. " Oke...Ibu tunggu di ruang makan ya, jangan lupa obatnya di bawa" kata Bu Rita. " Baik Bu" jawab Alex langsung ke kamar mandi. Bu Rita kembali ke ruang makan dan duduk di meja makan yang sudah tersedia hidangan yang enak dan lezat khas Surabaya. " Bi minta tolong diambilkan air putih hangat untuk Alex ya" pinta Bu Rita. " Baik Bu" jawab Bi Yati langsung menyiapkan minum air hangat untuk Alex. Alex sudah selesai dari kamar mandi dan segera menuju ke ruang makan. " Permisi Bu" kata Alex menarik kursinya. " Yuk sini duduk" kata Bu Rita. " Iya Bu.." jawab Alex. " Ini Den air minumnya" kata Bi Yati. " Makasih Bi" jawab Alex. " Yuk dimakan Lex" kata Bu Rita mempersilahkan makan. " Iya Bu" membalikkan piringnya. " Sini piringnya biar saya ambilkan nasi dan lauknya?" Kata Bu Rita ramah. " Makasih Bu...biar saya ambil sendiri nanti" kata Alex sungkan. " Nggak apa-apa, ini kamu harus makan banyak biar kamu segera pulih" kata Bu Rita mengambilkan nasi dan lauk untuk Alex. " Terimakasih ya Bu...Maaf jadi merepotkan " kata Alex. " Jangan bilang seperti itu....ini adalah kesempatan, kita harus saling menolong bukan" kata Bu Rita. " Hmmm Iya Bu" jawab Alex. " Sudah ayo dimakan dulu" suruh Bu Rita. " Iya Bu..mari makan" kata Alex segera memakan makanannya. Alex sangat senang dengan perlakuan Bu Rita dan Pak Roby. Alex merasa memiliki orang tua. Hal itu membuat Alex merasa haru dan tanpa sengaja meneteskan air mata. " Loh kamu kok nangis???" Tanya Bu Rita. " Saya tidak apa-apa kok Bu, hanya terharu dengan kebaikan Ibu dan Bapak kepada saya" kata Alex. " Kan saya sudah bilang...anggaplah kami ini orangtuamu...karena kami juga menganggap kamu anak kami" kata Bu Rita. " Iya Bu terimakasih banyak untuk kesempatan ini" kata Alex. " Sudah kamu habisin dulu makanannya dan jangan lupa minum obatnya" kata Bu Rita tersenyum, walaupun dalam hatinya dia sangat sedih karena perlakuan Gaby yang tega menyia-nyiakan Alex dan Leoni. Selain itu Bu Rita juga teringat tentang anaknya yang sudah meninggal Rudy namanya yang merupakan kakak dari Gaby. Bu Rita mempunyai anak dua orang Rudy dan Gaby. Namun Rudy sudah pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya dalam sebuah kecelakaan. Rudy dan Gaby sangat berbeda karakter, Rudy sangat perhatian dan penuh kasih sayang, sedangkan Gaby cuek karena dia selalu dibanding-bandingkan dengan Rudy sehingga Gaby selalu bertengkar dengan Rudy karena perbedaan pendapat. Rudy sangat cerdas sehingga dia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan studinya di Australia. Sedangkan Gaby juga cerdas namun dia memilih untuk tetap di Indonesia. Suatu hari ketika Rudy sedang mengikuti pembelajaran di universitasnya dan sudah memasuki semester dua, tiba-tiba dia mengalami kecelakaan saat mau berangkat ke kampusnya hingga membuat nyawanya melayang. Bu Rita dan Pak Roby sangat terpukul dengan kejadian itu, anak yang dibanggakan tiba-tiba diambil oleh sang Pencipta. Maka dari itu dia sangat senang ketika memiliki menantu yang juga sangat sayang dan perhatian dengan mereka, karena Gaby selalu sibuk dengan kerjaannya.Sementara itu Gaby belum juga selesai dari pekerjaanaanya, sedangkan Verdo sudah selesai dan menghubungi Gaby. Gaby fokus ke komputer sehingga dia tidak tahu kalau Verdo menghubunginya. " Hmmm kapan selesainya bisa-bisa aku lembur nih, aku kasih tahu Verdo dulu deh" gumamnya. Saat membuka Ponselnya dia melihat ada panggilan dari Verdo. Gaby pun segera menghubungi Verdo kembali. " Halo sayang" kata Gaby. " Halo...Kamu masih sibuk ya??" Tanya Verdo mengemas tasnya. "Iya sayang maaf ya...nanti mungkin aku pulang terlambat kamu bisa pulang duluan" kata Gaby sedih. " Hmmm gitu ya...oke nanti aku jemput kamu" kata Verdo. " Gak usah kasihan kamu pasti capek" kata Gaby. " Gak apa-apa kok...nanti aku pulang dulu kalau kamu sudah selesai kamu telepon aku ya" kata Verdo lembut. " Oke kalau begitu, terimakasih ya pengertiannya" kata Gaby tersenyum. " Oke...aku pulang dulu ya..." kata Verdo. " Iya sayang hati-hati ya...muach.." kata Gaby. " Oke byeee..." kata Verdo mematikan ponsel dan segera meninggalkan kantornya segera pulang ke rumah. Sementara itu di rumah Gaby, Leoni tidak bisa tidur siang, dia berinisiatif untuk menyiram bunga karena sudah lama dia tidak mengiram tanamannya. Dia keluar dari kamar dan segera untuk ke halaman rumah untuk menyiram tanamannya. Saat dia menyemprotkan air ke tanaman dia teringat dengan Alex. Ada kenangan yang begitu indah dengan Ayahnya itu. Waktu kecil Alex dan Leoni selalu menanam bunga di pot, dan saat ini bunga yang ditanamnya sudah besar. Dia memandangi bunga-bunga yang ditamannya bersama Alex, hingga akhirnya hatinya begitu sangat sedih merindukan Alex, air matanya berlinang hingga dia menangis terisak-isak. Saat itu juga mobil Verdo tiba-tiba datang, Leoni yang masih menangis sambil melamun itu tidak sadar kalau Verdo pulang. " Tinnn...tinnn..." bunyi klakson mobil Verdo. Leoni kaget mendengar bunyi klakson mobil Verdo segera mengusap air matanya dan mematikan air untuk membukakan pintu gerbang untuk Verdo. " Hmmm itu anak kenapa kelihatan sedih" pikir Verdo melihat Leoni dari dalam mobil. Leoni membukakan pintu gerbang dengan wajah yang tertunduk tanpa senyum. Verdo memasukkan mobilnya dan segera turun dari mobil. Leoni menutup pintu gerbang dan tanpa melihat Verdo dia kembali menyalakan air untuk melanjutkan menyiram bunga. Verdo yang melihat Leoni begitu cuek semakin penasaran dengannya. Ketika Verdo ingin ke dalam masuk ke dalam rumah tiba-tiba air keran bocor...air yang keluar begitu kencang Leoni gugup karena tidak bisa menutup kebocoran air itu hingga seluruh tubuhnya basah kuyup, Verdo yang melihat hal itu kemudian langsung menuju ke depan Leoni untuk membantunya, dengan sekuat tenaga akhirnya pipanya bisa tertutup. Saat Leoni ingin masuk ke rumah tiba-tiba dia terpleset dengan sigap Verdo menangkapnya dan tanpa sadar mereka saling bertatapan. Mereka tenggelam dalam pikirannya sendiri. " Hmmm kenapa hatiku berdebar melihat dia menatapku???" Pikir Leoni. " Kamu benar-benar cantik" pikir Verdo sambil memegang tubuh Leoni yang hampir jatuh. " Hmmm kamu tidak apa-apa?" Tanya Verdo memecah suasana. " Hmmm t.i.dak..apa...Terimakasih" kata Leoni gugup dan segera berdiri kemudian langsung ke kamarnya. Leoni langsung mengganti pakaiannya dan mengeringkan rambutnya. Sementara Verdo juga langsung ke kamarnya untuk mengganti bajunya. Sambil mengeringkan rambutnya Leoni bertanya-tanya dalam hatinya... " Kenapa saat melihat dia...hatiku rasanya nyaman... seolah-olah bebanku ringan" gumamnya. " Hmmm engak...engak aku gak boleh berfikir begitu...hm. ingat Len dia yang memisahkan kamu dan Ayahmu" kata Leoni sambil memukul-mukul kepalanya. Selesai mengganti baju Verdo segera ke dapur untuk membuatkan teh hangat untuk dirinya dan juga untuk Leoni. " Aku buatkan teh untuknya supaya dia tidak sakit" pikir Verdo mengambil teh dan gula untuk membuat minuman. Selesai membuat minuman dia langsung menuju ke kamar Leoni. " Tok..tokk...Len..!" Panggil Verdo. Leoni yang sedang melamun kaget dan langsung ke depan pintu dia bingung antara mau membukakan pintu atau tidak...hatinya sangat deg-degan mendengar suara Verdo. " Len...Leni...!" Panggilnya kembali. " Aduh gimana nih....aku buka kan atau tidak" pikir Leoni bingung. " Len....." tiba-tiba Verdo membuka pintunya yang tidak dikunci oleh Leoni, Leoni kaget karena dia melihat Verdo membuka pintu kamarnya... " Heeeeeem ada apa??" Tanya Leoni gugup. " Ini aku bawakan teh hangat untukmu, supaya kamu tidak sakit" kata Verdo ramah dan tersenyum manis membuat hati Leoni tambah berdebar-debar. " Oke...Terimakasih, silahkan keluar" kata Leoni mengambil tehnya dan menyuruh Verdo keluar dari kamarnya. " Oke..diminum ya.." kata Verdo meliriknya, Leoni pun semakin salah tingkah dan segera menutup pintunya. " Hufhhjjjjjjj.... akhirnya dia pergi juga...ngapain. Juga dia buatin minuman hmmm" kata Leoni dan segera meminum teh buatan Verdo. Sambil duduk di meja belajarnya, dia terus bertanya-tanya dalam hatinya tentang perasaannya... " Aku nih kenapa sih...kok bisa deg-degan gini....????? Jantungku seperti mau copot rasanya" kata Leoni sambil meminum teh hangatnya. " Tidak..Len...tidak...!!! Pikirnya menggeleng- nggelengkan kepalanya. Leoni tidak mengerti dengan perasaannya, karena selama ini dia sudah merasakan kesedihan yang teramat dalam yang membuat hatinya beku dan tak mampu menceritakan perasaannya kepada siapapun juga, dia hanya memendamnya dalam hatinya. Tetapi kejadian itu membuat hati yang dingin merasa hangat ketika Verdo menatapnya dan memeluknya tanpa sengaja. Mungkinkah Leoni mulai membuka hatinya untuk Verdo, atau hanya perasaan yang sekedar datang untuk sementara??? Gaby masih juga belum selesai mengerjakan tugasnya, teman-teman Kantornya satu persatu pulang meninggalkan kantor.. " Gab aku duluan ya" kata Tania. " Iya silahkan duluan aku masih banyak nih" jawab Gaby masih fokus dengan komputernya. " Lah kamu belum selesai juga?" Tanya Rio. " Belum ini masih satu dokumen lagi" jawab Gaby. " Hmmm mau aku temenin???" Tanya Rio. " Eeemmm gak usah, kasihan kamu, pulang dulu saja gak apa-apa aku disini" kata Gaby. " Baiklah kalau begitu aku pulang dulu ya Gab" kata Rio meninggalkan Gaby. Di Kantor itu tinggal beberapa petugas keamanan juga Gaby, sementara Leo, Bosnya juga masih di kantor. " Loh Gab.... kamu belum pulang?" Tanya Leo. " Bulum nich Bos masih satu dokumen lagi" jawab Gaby. " Sudahlah kamu selesaikan besok saja" kata Leo mereka kasihan kepada Gaby. " Hmmm sayang tinggal satu lagi...besok kan kita juga mau keluar kota Bos" kata Gaby. " Iya....tapi kalau kamu tidak banyak istirahat nanti kamu sakit" kata Leo memberi perhatian. " Hmmmm okelah bos kalau bisa ditunda, saya akan segera pulang" kata Gaby. " Nanti kamu bareng aku aja, kan rumah kamu searah dengan rumahku" kata Leo memberi tumpangan. " Hmmm gimana ya...boleh deh Bos, nggak apa-apa, kasihan suamiku juga capek kasihan kalau menjemputku juga" kata Gaby segera mengemasi barang-barangnya. " Oke aku tunggu di bawah ya" kata Leo. " Baik Bos" jawab Gaby. Sementara itu Verdo dirumah sedang memasak mie kuah untuk dirinya juga untuk Leoni. Verdo kembali memanggil Leoni untuk membantunya memasak. " Tokk...tok...Len!!!" Panggil Verdo. " Aduh mau apa lagi itu orang...Hufhhhh" pikir Leoni dan segera membuka pintu. " Iya ada apa?" Tanya Leoni agak canggung. " Kamu bisa bantu saya?" Tanya Verdo. " Bantu apa ya?" Tanya Leoni. " Bantu aku masak mie kuah" kata Verdo tersenyum. " Hmmm baiklah sebentar" kata Leoni kembali ke kamar untuk mengambil tali rambut karena rambutnya terurai. Verdo merasa sangat senang karena Leoni sudah mulai mau membuka hatinya. " Semoga ini menjadi awal yang baik, agar dia mau menerimaku sebagai Ayah sambungnya" gumam Verdo dalam hatinya. Selang beberapa menit, Leoni ke dapur, dia melihat Verdo sedang menyiapkan bahan-bahan untuk membuat mie kuah... " Sini minta tolong kupaskan bawang putih dan bawang merahnya ya" pinta Verdo, Leoni hanya menganggukan kepalanya dan segera mengupas bawang merah dan putih yang disuruh Verdo. Verdo merasa sangat senang bisa memasak bersama dengan Leoni,, " Kamu gimana ujiannya?" Tanya Verdo memecah keheningan. " Baik" jawab Leoni singkat sambil mengiris bawang. " Maaf ya...." kata Verdo tersenyum. " Maaf????Maaf untuk apa ya???" Tanya Leoni bingung. " Kalau aku ada salah" kata Verdo. " Hmmm iya" jawab Leoni mengangguk. Saat dia mengiris bawang tiba-tiba tangannya terkena pisau.. " Aduh.......shhhhh" jerit Leoni dengan tangan yang penuh dengan darah di jari manisnya. " Loh kamu kenapa???" Kata Verdo panik dan segera memegang tangan Leoni dan menghisap darah yang mengalir ditangan Leoni. Leoni terdiam melihat apa yang dilakukan Verdo, dia menatap wajah Verdo yang berusaha menghentikan darah di tangan Leoni. Hatinya semakin berdebar kencang dan lagi-lagi dia merasa ada kehangatan yang dirasakan dalam hatinya. Verdo segera mengambil kotak obat, dan membebat luka yang ada di tangan Leoni. " Sakit nggak?" Tanya Verdo sambil menaruh plester di tangan Leoni. " Emmm enggak apa-apa kok" jawabnya gugup. Verdo kemudian menatap Leoni dengan senyum yang begitu hangat. Wajah Leoni tiba-tiba memerah dan jantungnya berdetak dengan kencang, semakin lama mereka bertatapan, Verdo pun merasakan kehangatan saat menatap mata Leoni yang sangat jernih. Wajah mereka semakin berdekatan, mereka tenggelam dalam perasaan mereka masing-masing, hingga akhirnya bibir mereka juga bersentuhan satu sama lain, kali ini Leoni tidak berkutik namun menikmati kehangatan yang diberikan Verdo, mereka saling berciuman. Saat ini Leoni benar-benar merasa ada sesuatu yang berbeda dengan hatinya,,,kebencianya kepada Verdo seolah-olah luntur dengan sikap dan kelembutan Verdo. Verdo pun juga merasakan kehangatan yang berbeda dia terus mencium Leoni dengan mesra. Tanpa sadar mereka masih berciuman hingga tiba-tiba ada bunyi orang mengetunk pintu gerbang. Mereka sontak kaget dan melepaskan ciuman mereka. " Hmmm maaf ya.." kata Verdo senyum. Leoni hanya tersenyum manis kemudian segera berlari ke kamarnya. Sementara Verdo keluar untuk melihat siapa yang datang. Saat dia membuka pintu terlihat Gaby sudah berdiri di luar gerbang. Dari jauh Gaby sudah tersenyum dan melambaikan tangannya. Verdo kemudian menghampirinya untuk membukakan pintu untuknya. " Hai sayang ..." Sapa Gaby. " Loh kamu pulang dengan siapa???" Tanya Verdo sambil membuka kunci. " Aku bareng Pak Leo" kata Gaby. "Kenapa kamu tidak menghubungiku supaya aku jemput kamu" kata Verdo. " Aku gak mau kamu kecapekan sayang, jadi sekalian saja aku pulang bareng Pak Leo" jelas Gaby. " Oke baiklah...tapi lain kali kamu harus telpon aku ya supaya aku jemput" kata Verdo agak sedikit marah. " Kamu marah ya???" Tanya Gaby sambil menggandeng tangan Verdo dan berjalan untuk masuk ke rumah. " Hmmmm iya sedikit" kata Verdo dengan muka agak masam. " Maaf ya sayang. .jangan marah ya???" Kata Gaby merayu. "Iya sudah aku sudah maafkan" kata Verdo mencium kening Gaby, dan ia pun semakin manja dengan Verdo.Sementara Leoni di kamar masih memikirkan apa yang baru saja terjadi dengan dirinya. " Apa yang barusan aku lakukan???" Pikirnya sambil memegang bibirnya. " Apa yang terjadi denganku????" Dia bertanya-tanya dalam hatinya. " Kenapa tatapan matanya membuatku hangat, sentuhannya membuatku seolah-olah semua beban ini hilang" katanya dalam hati. Gaby dan Verdo masuk ke dalam rumah, Gaby menaruh tasnya dan segera ke dapur untuk mengambil air minum, tapi dia melihat dapur agak berantakan,, " Hmmmm ini pasti Leoni" kata Gaby kesal. " Bukan sayang...itu aku yang buat, tadi perutku terasa sangat lapar jadi aku mau masak mie" sahut Verdo memeluk Gaby dari belakang, Gaby merasa sangat senang dipeluk oleh Verdo, kekesalannya berubah menjadi senyum yang manis.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN