Bab 5

1105 Kata
Begitu sampai di rumah Dirga segera memarkir sepeda motornya di halaman samping, di lihatnya sepeda motor Rico yang sudah terparkir di sana. Suasana rumah yang sepi membuat Dirga menjadi gelisah, tapi demi keutuhan rumah tangganya dan juga demi kantongnya yang masih bergantung pada Karmelita membuat Dirga memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah dan menemui istrinya yang sedang marah dan cemburu. Dirga merutuki kebodohannya yang telah teledor membawa Minul ke cafe itu. Dirga masuk dengan perlahan, begitu sampai di dalam rumah Dirga melihat rumah yang nampak sepi, tak ada siapa-siapa di ruang tengah, maupun di ruang tamu rumahnya. Dirga segera mencari Karmelita ke dapur, tapi tak juga Dirga menemukan Karmelita di sana. Rico yang hendak ke kamar mandi melihat bapaknya yang mengendap- ngendap berjalan ke dapur hanya bisa menarik nafas panjang. "Bapak cari ibu? " tanya Rico pada bapaknya. Dirga yang terkejut mendengar suara Rico segera membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah Rico. "Bisa nggak kamu kalau bicara dengan orang tua itu di pelankan sedikit suaranya, bikin kaget saja" gerutu Dirga sambil mengusap dadanya. "Lagian bapak kenapa juga jalannya seperti orang yang mau mencuri saja" ucap Rico ketus. Dirga hanya menghela nafas kesal. "Ibu mu kemana?" tanya Dirga singkat. "Untuk apa bapak masih mencari ibu, apa perempuan yang bersama bapak itu yang menyuruh bapak mencari ibu? " tanya Dirga sinis. "Kamu itu, bisa nggak tak usah ikut campur urusan orang tua, tugas kamu itu belajar bukannya ngurusin urusan orang tua, paham!" Seru Dirga kesal. "Rico akan selalu ikut campur kalau itu sudah menyangkut ibu, karena Rico kasihan melihat ibu yang selalu saja di khianati oleh bapak, bukan hanya sekali tapi sudah berulang kali bapak berbuat seperti ini dan selalu ibu maafkan" ujar Rico pelan. Dirga hanya mendengkus kesal. Rico memang sudah lama memendam perasaan kesalnya pada sangat bapak, tapi baru kali iniRico bisa mengungkapkan kekesalan hatinya pada sangat bapak. Rico kembali masuk ke dalam kamarnya. Dirga segera mengejar Rico ke kamarnya, tapi sayang pintu kamar itu sudah kembali tertutup. Dirga mengetuk pintu kamar Rico sambil memanggilnya nama Rico. "Kalau bapak mau mencari ibu, cari saja di rumah kakek, karena tadi ibu minta di antar kesana" teriak Rico dari dalam kamar. "Kamu jemput ibumu sana dan minta ibumu segera pulang, bapak tunggu di rumah " ucap Dirga dengan suara keras di depan kamar Rico. Dirga memang tak pernah berani ke rumah mertuanya itu, sejak dulu dia pernah di tegur okeh mertuanya karena ketahuan selingkuh. "Kenapa bukan bapak saja yang menjemput ibu, Rico capek mau tidur" teriak Rico lagi. Dirga akhirnya memilih masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan memejamkan kedua matanya. Tak berapa lama Dirga pun terlelap. Hari sudah menjelang senja ketika Dirga terjaga dari tidurnya. Lamat-lamat Dirga mendengar suara Karmelita yang sedang berbicara dengan Rico di ruang tengah. "Ibu sudah lelah mendampingi bapakmu Rico" keluh Karmelita pada putra sulungnya itu. Rico hanya diam mendengarkan keluh kesah ibunya. "Entah apa salah ibu hingga bapakmu berulang kali melakukan hal itu pada ibu, apa karena ibu sudah tak muda lagi, atau karena ibu sudah tak cantik lagi sehingga bapakmu lebih tertarik pada perempuan lain di luaran sana yang lebih muda dan cantik" keluh Karmelita lagi. Wajahnya nampak sedih. "Kata siapa ibu tak cantik? " tanya Rico pada ibunya. Karmelita hanya menarik nafas panjang. Dadanya terasa sesak bagai di himpit ribuan beban. Rico menghampiri ibunya dan duduk di samping sangat ibu. Di genggamnya jemari ibunya yang sudah nampak keriput termakan usia. "Bu, ibu itu masih cantik, hanya saja ibu terlihat lelah. Ibu tak pernah memiliki waktu untuk mempercantik diri ibu, ibu selalu saja sibuk mengurus Rico dan adik-adik. Ibu terlalu lelah bekerja, seharusnya ibu lebih banyak beristirahat jangan bekerja terus" ucap Rico pada sangat ibu. "Kalau ibu tak bekerja, siapa yang akan menanggung biaya sekolah kalian, siapa yang akan memberi makan kalian? "tanya Karmelita sambil menghembuskan nafas dengan kasar. Rico hanya terdiam. "Kamu kan tahu selama ini semua kebutuhan di rumah ibu yang menanggungnya termasuk biaya kuliah dan sekolah kalian, sementara gaji bapakmu entah untuk apa karena setiap kali ibu minta untuk belanja selalu bilang tak ada yang" keluh Karmelita lagi. Dirga yang mendengarkan dari balik pintu kamar hanya diam sambil menarik nafas panjang. Dirga memang tak pernah memberikan gajinya kepada Karmelita sejak dirinya mulai mengenai Minum dan beberapa perempuan selingkuhannya, karena semua uang gajinya habis untuk membelikan mereka barang-barang keperluan mereka. Apalagi Minum yang selalu meminta lebih banyak karena selalu memberikan service yang lumayan bisa membuat Dirga terbang ke angkasa. Sedangkan Karmelita di mata Dirga sudah tak menarik lagi, selain sudah tak b*******h seperti waktu mereka baru menikah dulu sehingga Dirga merasa bosan dengan Karmelita dan Dirga butuh seseorang yang bisa memberikannya kepuasan sebagai lelaki. "Ehem" Dirga keluar dari dalam kamar dan segera mendekati Karmelita. Karmelita yang melihat Dirga tak mengacuhkan nya. "Kenapa masih pulang ke rumah ini, bukankah perempuan itu lebih cantik dari aku " ketus Karmelita bertanya pada Dirga. "Aku pulang karena ini adalah rumahku, dan di sini ada istri yang sangat aku cintai" rayu Dirga . Rico yang melihat ini dan bapaknya sedang bertengkar memilih masuk kembali ke dalam kamarnya, untuk memberikan kesempatan kepada kedua orang tuanya untuk menyelesaikan masalah du antara mereka. Dirga duduk di samping Karmelita begitu melihat Rico masuk ke dalam kamarnya. Dirga menggenggam erat kemarin Karmelita. "Aku mohon Lit, maafkan aku. Aku janji tak akan mengulanginya lagi" tutur Dirga sambil mengecup jemari tangan Karmelita dengan lembut. Karmelita hanya diam. "Maafkan aku ya Lit, please. Di hatiku hanya kamu yang paling cantik dan paling aku cintai sejak pertama kali kita bertemu dulu" Rico mulai mengeluarkan jurus rayuan mautnya, dan itu memang salah satu keahliannya sehingga membuat banyak perempuan jatuh cinta kepadanya termasuk Karmelita. "Aku janji Lit, tak akan selingkuh lagi, dan kalau aku melanggar janjiku kamu boleh lakukan apa saja terhadapku sebagai hukumannya. Aku akan menerima semua hukuman dari kamu" ujar Dirga lagi. Lama Karmelita terdiam, sejarah apapun dirinya pada Dirga, cinta yang begitu kuat pada Dirga membuat Karmelita lemah. "Baiklah sekali lagi aku memaafkan kamu, tapi kalau kamu mengulanginya lagi aku tak akan pernah mau memaafkan kamu" ucap Karmelita pelan. Dirga yang merasa senang karena mendapatkan maaf dari Karmelita tersenyum kecil, sementara itu Rico yang menguping dari dalam kamarnya hanya bisa menarik nafas panjang. "Aku akan menjagamu bu, aku akan pastikan bapak tak lagi bersama perempuan siapapun di luaran sana. Ibu akan lihat bagaimana Rico akan menjadi tameng bagi ibu dan adik-adik" janji Rico dalam hatinya. Sementara itu Dirga tertawa senang dalam hatinya, karena sudah berhasil meluluhkan hati Karmelita itu artinya dia masih bisa mencuri kesempatan untuk bertemu dengan perempuan-perempuan selingkuhannya di luaran sana, dan kini Dirga harus bermain cantik agar tak ketahuan oleh siapapun.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN