Bab 3

1195 Kata
Suara ketukan di pintu semakin nyaring di sertai panggilan dari Rico anaknya. Dengan langkah gontai Karmelita berjalan menuju ke arah pintu dan membukanya. Rico menatap wajah sangat ibu dengan perasaan heran melihat ibunya yang nampak kusut seperti baru bangun tidur. "Kamu ada apa sih pagi-pagi sudah teriak-teriak seperti orang kebakaran jenggot aja" gerutu Karmelita sambil menatap kesak wajah Rico. "Maaf bu, Rico kira ibu masih tidur, karena daritadi Rico ketuk pintunya nggak ada sahutan dari dalam. Ibu baik-baik saja kan? " tanya Rico sambil menatap wajah ibunya dengan seksama. "Sudah sana kamu mandi dan siap-siap, bukannya hari ini kamu ada kuliah ya, " bukannya menjawab pertanyaan Rico, Karmelita malah menyuruh Rico untuk segera mandi dan bersiap untuk kuliah. "Tapi bu, ini kan ... " belum sempat Rico menyelesaikan kata-katanya, Karmelita sudah menyuruhnya pergi dari hadapannya dengan mendorong tubuh Rico agar menjauh dari kamarnya. Rico yang heran dengan sikap ibunya memilih kembali ke kamarnya dan melanjutkan tidurnya. Niatnya tadi Rico mau menyuruh ibunya untuk solat subuh tapi melihat kondisi ibunya sedang tak baik-baik saja, Rico memilih cari aman dengan meuruti permintaan sangat ibu agar meninggalkan ibunya seorang diri. Sementara itu sepeninggal Rico, Karmelita kembali masuk ke dalam kamarnya dan duduk di tepi tempat tidurnya. Hatinya merasa cemas saat melihat tempat tidur dimana suaminya biasa tidur nampak kosong. Pikiran Karmelita kembali teringat akan kata-kata Rico semalam yang mengatakan kalau bapaknya sedang bersama perempuan lain. Dengan rasa penasaran yang tinggi Karmelita bergegas keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke kamarnya Rico. Karmelita yakin anaknya pasti tidur lagi setelah tadi mengganggu lamunannya. Begitu sampai di depan pintu kamar anaknya Karmelita segera mengetuk pintu kamar anaknya. Rico yang baru saja hendak memejamkan kedua matanya langsung terbangun ketika pintu kamarnya di ketuk dari luar. Rico segera membuka pintu kamarnya dan langsung tersenyum saat melihat ibunya berdiri di depan kamarnya. "Tuh kan ibu nyariin Rico, tadi aja nyuruh Rico pergi dari kamar ibu. Ada apa bu nyariin Rico kok kayaknya ada yang serius banget? " tanya Rico pada ibunya. "Ibu mau tanya soal kata-katamu semalam yang bilang kalau bapak dengan perempuan lain" tanpa basa-basi Karmelita langsung pada pokok pembicaraannya. Rico yang di tanya malah tersenyum geli melihat ibunya yang nampak penasaran. "Ibu penasaran juga ya, tapi katanya ibu nggak percaya sama omongan orang di luaran sana yang bilang bapak selingkuh, kok sekarang ibu jadi pengen tahu kebenaran cerita orang-orang tersebut." "Kamu itu kalau di tanya bisa kan langsung di jawab nggak usah berbelit-belit seperti itu" ucap Karmelita kesal. "Sudahlah bu, nggak usah ibu pikirin masalah bapak itu, nanti juga suatu saat semua yang di sembunyikan pasti akan terungkap. Nggak selamanya kebusukan itu bisa di simpan" Rico berusaha membuat ibunya tenang. "Ya sudah kalau kamu nggak mau ngasih tahu sama ibu soal bapak, biar nanti ibu cari tahu sendiri. Sekarang ibu mau siap-siap ke sekolah dulu" ucap Karmelita sambil berbalik badan hendak menuju ke kamarnya lagi dan bersiap untuk mengajar. "Memangnya hari minggu sekolah buka ya bu, bukannya sekolah libur" ucap Rico sambil tertawa kecil. Karmelita menepuk jidatnya yang mulus dan langsung berjalan ke kamarnya dengan hati kesal di ledek oleh anaknya. Sesampainya di kamar, Karmelita segera membuka jendela kamarnya dan dia baru teringat kalau dia belum solat subuh. Dengan bergegas Karmelita menuju ke kamar mandi yang berada di dekat dapur dan segera mengambil wudhu lalu segera melaksanakan solat subuh walaupun terlambat. "Aduh bagaimana sih aku bisa lupa solat dan bisa lupa kalau hari ini hari minggu" ucap Karmelita dalam hatinya. Matahari mulai memancarkan sinarnya dengan malu-malu, Karmelitapun segera menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Pikirannya masih tak tenang bila teringat kata istri dari teman suaminya yang mengatakan suaminya tak pernah lembur, sementara Dirga sudah empat kali dalam seminggu ini mengatakan kalau semua karyawan di wajibkan lembur karena tempat Dirga bekerja sering mengalami kehilangan dan sedang dalam masalah. Karmelita bingung, kalau memang tak pernah ada kerja lembur terus kemana suaminya pergi setiap kaki bilang akan lembur. "Aku tak bisa diam saja aku harus bisa membuktikan apa benar bang Dirga itu lembur atau dia pergi ke suatu tempat dengan perempuan lain seperti yang di katakan Rico dan juga orang-orang yang pernah bertemu dengan bang Dirga diluaran sana bersama seorang perempuan. " tekad Karmelita sudah bulat kalau dia akan mencari tahu kemana suaminya selama ini pergi dengan alasan lembur kerja. Karmelita segera masuk ke dalam kamarnya lalu keluar kembali sambil membawa handuk. Karmelita segera masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan tubuhnya. Selesai Karmelita mandi dan berganti pakaian, Karmelita segera kembali ke kamarnya Rico dan mengajak Rico untuk mencari tahu keberadaan bapaknya yang entah berada dimana kini. Hari sudah menjelang siang ketika Rico sudah siap untuk mengantar ibunya mencari bapaknya yang entah berada di mana. "Kita akan mencari bapak kemana bu" tanya Rico pada ibunya. "Ibu juga nggak tahu kemana harus mencari bapakmu Rico" ujar Karmelita pada Rico "Kalau begitu kita cari saja ke tempat-tempat biasanya banyak orang berkumpul " usul Rico sambil melajukan sepeda motor miliknya. Rico sengaja membawa ibunya ke cafe tempat di mana biasanya bapaknya duduk bersama selingkuhannya. Rico melakukan sepeda motornya dengan perlahan sambil kedua matanya menyisir cafe-cafe yang berjajar di sepanjang jalan yang di laluinya. Rico menghentikan sepeda motornya agak jauh dari cafe yang biasa di datangi oleh bapaknya bersama selingkuhannya, tapi ternyata bapaknya tak ada di sana. "Bapak pasti masih berada di suatu tempat bersama perempuan yang aku lihat dulu" ucap Rico dalam hati. Sementara itu Karmelita malah bingung, kenapa Rico menghentikan sepeda motornya di tepi jalan tak jauh dari sebuah cafe atau lebih tepatnya warung makan remang-remang karena bila di lihat dari jauh tempat itu nampak kumuh dan terkesan jorok. Tapi di sana banyak laki-laki duduk sambil minum kopi dengan di temani perempuan-perempuan dengan pakaian dan dandanan yang menor. Setengah jam Rico dan Karmelita menunggu sambil memperhatikan cafe itu, Tiba-tiba Rico melihat sepeda motor bapaknya dari arah berlawanan menuju ke cafe itu bersama seorang perempuan setengah tua dengan pakaian yang mencolok. "Bu, bukannya itu sepeda motor bapak ya? " tanya Rico pada ibunya. Seketika Karmelita mengarahkan pandangannya ke arah yang di tunjuk oleh Rico. Dan benar saja, Karmelita melihat suaminya sedang berboncengan bersama seorang perempuan setengah tua yang melingkarkan lengannya di pinggang suaminya. Karmelita segera mengajak Rico menghampiri bapaknya yang baru saja masuk ke dalam cafe itu. "Ayok Rico kita temui bapakmu" ucap Karmelita geram. "Sabar bu, jangan terlalu terburu-buru, kita lihat saja dulu dari sini nanti baru kita temui bapak" ucap Rico pada ibunya. "Bapakmu tega sekali Ric, padahal apa kurangnya ibu di banding perempuan yang bersama bapakmu itu" keluh Karmelita pada anaknya. "Sabar bu, biarkan saja bapak seperti itu nanti juga kalau sudah bosan bapak akan kembali lagi ke rumah. Tapi kalau ibu ingin liat lebih dekat perempuan itu ayok kita kesana bu" Rico mengajak ibunya menghampiri bapaknya. Dengan perlahan Rico melajukan sepeda motornya menuju ke cafe itu dan memarkirnya di samping cafe itu. Karmelita yang sudah di penuhi rasa kecewa dan emosi segera berjalan memasuki cafe itu tanpa bisa di cegah lagi oleh Rico. Begitu sampai di cafe itu Karmelita segera menghampiri suaminya dan berdiri tegak di hadapan suaminya dan selingkuhannya. Dirga yang melihat Karmelita berdiri tegak di hadapannya tentu saja kaget. "Kamu ...., " Dirga tak bisa melanjutkan kata-katanya karena terkejut melihat Karmelita.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN