Akhir Dari Dendam

1752 Kata

Becca memasak seperti yang Sean inginkan, mereka makan siang berdua dalam suasana hening. Setelah itu, Becca membereskan bekas makan mereka. Sean tampak sibuk dengan ponselnya. Pemandangan kota New York dari atas Penthouse ini, tetap tak cukup menghibur hati Becca yang sedang hancur berkeping-keping. Becca tersenyum, masih menghadapnya. "Aku mengambil buah juga. Kau mau?" Ia seperti punya sisi berbeda dalam satu waktu, hatinya hancur tapi ia harus bersikap seolah baik-baik depan Sean. Becca mengambil beberapa buah segar. Stroberi dan anggur dalam satu piring. "Untukmu saja," ujarnya menolak. Ia merasa cukup sudah menikmati masakan Becca. Masakan yang kini jadi favoritnya, memang tak sebaik masakan para juru masak handal di Mansion maupun resto. Tapi, ada rasa yang ia bisa dapatkan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN