"Jam berapa ini?" Hande merentangkan kedua tangannya. Kemudian, ia mengulurkan tangannya dan menyambar jam weker di nakas, "Astaga! Bagaimana bisa sudah pukul enam pagi?" terkejut Hande. Ia melirik ke sebelah kanannya dan menyentuh kasur yang dingin. Wanita itu terlihat linglung. Ia mengingat dengan jelas ucapan suaminya tadi malam. Memintanya tidur lebih dulu dan jika sudah selesai bekerja, Lakeswara akan membangunkannya. Namun kenyataannya, sampai sepagi ini Lakeswara tidak membangunkannya. "Pagi, Sayang." Lakeswara keluar dari ruang ganti sambil merapikan kemejanya. "Kau? Kenapa tidak membangunkanku?" tanya Hande kecewa. "Maaf. Semalam aku ketiduran, jadi tidak tidur di kamar. Aku bangun juga karena Tama menghubungiku ada rapat penting dadakan," bohong Lakeswara. Padahal, ia memang