Bab.25

1347 Kata

“Kemasi semua baju-bajumu! Aku akan mengantarkan kamu ke rumah orang tuamu dan jangan berani menginjakkan kaki ke rumah ini lagi. Aku tidak sudi memiliki istri pezina!” Suara Wahid lantang. Bagaikan petir yang menyambarnya di siang bolong. Air mata Aisyah makin deras. Sakit, sesak dan hancur tak bisa ia gambarkan. Tubuh Aisyah melemas. Tak terasa tubuhnya ambruk ke lantai. Aisyah hanya bisa menatap tubuh suaminya menjauh dan keluar dari kamar mandi. “Jangan temani dan tanya wanita itu!” perintah Wahid menghentikan menyadari tatapan orang tua, kakaknya dan juga Nurul penuh tanya. “Mas Wahid, ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba mengatakan Mbak Ais pezina?” tanya Nurul seraya mengejar langkah kaki suaminya. Rahma dan Ibrahim, serta Zalimar lebih menuruti ucapan Wahid. Tak ada yang me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN