Hujan Anugerah

1865 Kata

Nayla berjalan tergesa menuju laboratorium Biologi ketika jam istirahat tiba. Pak Damar mengirimkan pesan agar menemuinya. Sepanjang perjalanan, ia terus memikirkan apa kiranya yang akan dibicarakan gurunya itu, apakah berita gembira atau berita duka? Setelah tiba di ruangan Pak Damar, Nayla duduk dengan hati gelisah, menanti pria di hadapannya membuka suara. Wajah Pak Damar menyiratkan raut tidak berbahagia. Oke, Nayla, siap-siap dengar berita duka. “Maafkan saya tidak bisa mengembalikan namamu di OSN tingkat nasional, Nay. Saya berharap kamu lapang dadaa dan bersiap mengikuti kompetisi dengan skala lebih kecil,” kata Pak Damar membuka obrolan. Nayla tersenyum simpul, ia sudah menyiapkan hati untuk mendengar hal yang tidak diinginkan itu. “Saya mengerti, Pak. Terima kasih atas perhatia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN