Tidak Pernah Direncanakan
Sebelumnya jangan lupa tap love untuk menambahkan cerita ini ke perpustakaan kalian, ya! Tunggu saja updatenya.
Di ruang rias pengantin yang waktu itu kamarnya dijadikan tempat merias calon istrinya. Ya siapa pun boleh menertawakan Reyhan sekarang. Seorang player yang tidak ingin mengenal cinta—apalagi pernikahan sudah dia kecualikan dari dalam hidupnya.
Dia hanya berpacaran dengan Mona. Tapi tidak pernah berniat untuk menikah dengan wanita itu. Sama sekali tidak pernah ada di bayangan Reyhan menikah dengan wanita itu sampai kapan pun. Niatnya memacari hanya untuk menyembunyikan status playernya dari sang mama. Mamanya sendiri sudah lelah meminta dia untuk menikah. Sedangkan Reyhan tidak pernah ada bayangan tentang rumah tangga.
Hari ini di mana dia harus bisa menikah dengan kekasihnya, ya walaupun sudah pacaran beberapa kali, tapi harga diri sebagai seorang player terkenal akan hilang begitu saja jika dia menikah nantinya.
Ia menghela napasnya dalam-dalam mengingat pernikahan ini adalah sebuah keterpaksaan dirinya dengan kekasihnya. Reyhan lebih tidak tahu lagi orang tuanya Yang datang melamar Mona untuknya. Dan terjadi kesepakatan yang akhirnya hari ini akan dilangsungkan pernikahan dengan sangat sederhana.
Kembali ke masa itu.
“Mama sudah lelah dengan sindiran orang-orang mengenai kamu, Reyhan. Kamu kalau nggak tidur sama anak orang bukan pacaran namanya. Sekarang kamu harus nikah apa pun yang terjadi. Toh kamu juga sudah pacaran cukup lama sama, Mona.”
Mona kekasihnya yang sudah ia kencani juga cukup lama. Jangan anggap pacaran kalau Reyhan tidak bisa dapat jatah dari kekasihnya sendiri. Sudah sering mengajak para wanita yang dia pacari untuk making out, bahkan dengan Mona sekalipun. Mereka sudah melakukannya puluhan kali. Tapi tidak sampai hamil, sebab dia ingin bermain aman dengan Mona.
Lagi pula ketika bersama dengan Mona, wanita itu sudah tidak perawan lagi. Tapi bagi Reyhan, dia tidak pernah menginginkan perawan. Dia lebih baik bersama dengan wanita yang sudah jelas pengalaman dancukup bisa ia nikmati wanita yang cukup liar di dalam hidupnya. Mona juga cukup pengalaman dalam hal berc*nta dengannya. Mereka juga sudah sering melakukannya di mobil, hotel atau apartemennya Reyhan.
Reyhan juga sebenarnya sangat menyayangi Mona meski sudah dia tiduri berkali-kali. Tapi untuk menikah. Mereka berdua belum ada rencana untuk itu. Keduanya juga sepakat untuk saling menunggu. Reyhan yang belum siap—alias tidak pernah ingin menikah. Toh dia punya uang juga kalau ingin memuaskan dirinya. Dia bisa gampang mencari kepuasan. Dan untuk Mona, wanita itu mengaku kalau dia pernah tidur dengan mantan kekasihnya dan hanya dengan satu orang. Jadi tidak masalah bagi Reyhan untuk membuat Mona lebih mendesah lagi. Walaupun tanpa kutip bahwa sudah cukup longgar ketika diajak bercint* tapi tidak ada kaitannya sama sekali. Toh mereka juga sama-sama suka dengan s*ks. Dan juga Mona tidak pernah menuntut lebih.
Mereka berdua selalu menggunakan pengaman. Atau kadang bermain aman tanpa pengaman tapi tetap Mona mengkonsumsi obat pencegah kehamilannya.
Kalau soal tidur dengan wanita, tentu saja dia memilih yang dia atas dua puluh tahun. Karena mereka lebih liar dalam bermain. Reyhan tidak pernah mau melakukannya dengan usia belasan tahun, meski banyak yang menjajakan diri. Tapi Reyhan tidak pernah berminat sama sekali. Malu dianggap p*****l oleh teman-temannya jika dia memiliki pengalaman berc*nta dengan remaja belasan tahun.
“Tapi, Ma. Mona juga belum siap untuk melakukan pernikahan itu. Aku sama dia sudah sepakat akan menunda pernikahan. Apa Mama nggak ngerti juga?”
“Mau sampai kapan? Kamu sendiri nggak bakalan pernah mau untuk menikah kalau Mama biarkan kamu terus seperti ini, Reyhan. Kamu bakalan mempermalukan Mama di luar sana.”
Reyhan mau tidak mau akan menjadi suami nantinya. Ya dia masih belum bisa menerima pernikahan ini dengan baik.
Di ruang keluarga, dia sedang bersama dengan kedua orangtuanya. Memiliki orangtua yang selalu mengerti dengan keadaan anaknya. Namun berbeda halnya dengan hari ini. Pilihan orangtuanya yang cukup egois untuk memaksa dia menikah dengan Mona.
Keluarlah adik satu-satunya yang dia miliki—Aisha sambil membawa keripik kentang dengan jus jeruk yang ada di tangan kirinya. Sedangkan orangtuanya sudah masuk ke dalam kamar meninggalkan Reyhan di sana. “Kakak kenapa cemberut?”
“Masa iya Mama sama Papa lamar Mona tanpa sepengetahuan kakak.”
“Aku kira kakak sudah tahu.” Dengan santainya adiknya yang masih berusia delapan belas tahun ini duduk disebelahnya sambil makan keripik kentang dan sesekali menyedot jus dari kemasan kotaknya itu. “Aku udah tahu ini dari awal.”
Reyhan menoleh ke arah adiknya yang sedang sibuk dengan cemilannya. “Kenapa nggak bilang?”
Aisha mengangkat kedua bahunya seolah tidak tahu menahu soal ini. Gadis berusia belasan tahun ini memang dekat dengannya. Tapi Aisha tidak terlalu dimanja, namun sikapnya kadang yang menyebalkan bagi Reyhan. Hal besar seperti ini tidak diberitahukan sama sekali oleh adiknya. “Kamu beneran gila, Aisha. Kenapa nggak bilang sih?”
Pelan mulutnya mengunyah keripik kentangnya. “Aku kan Udah bilang kalau aku nggak tahu, kak. Kakak sendiri yang punya pacar, tapi nggak tahu kalau pacar kakak dilamarin sama Mama dan Papa jadi istri kakak. Kakak emangnya nggak dikasih tahu sama kak Mona?”
Benar juga yang dikatakan oleh adiknya. Kenapa Mona tidak memberitahunya tentang hal ini? Kenapa Mona tidak bicara langsung kepadanya waktu itu? Kenapa juga Mona tidak ada kabar sama sekali kalau dia sudah dilamar oleh orangtuanya Reyhan untuk memintakan Reyhan agar Mona menjadi istrinya.
Reyhan bukan pria baik-baik. Dia senang mempermainkan hati wanita. Dalam arti dia tidak pernah tidur dengan satu wanita saja. Dia sudah sering melakukannya berkali-kali dengan wanita lain. Jika pun dengan Mona dia sudah pernah. Tapi bukan berarti bahwa dia bisa sesetia itu. Kalau Mona sedang datang bulan, dia masih punya cadangan wanita lain untuk diajak tidur.
Dia adalah pria yang memiliki cukup gila dalam berc*nta. Kadang Mona sendiri yang mengaku bahwa Reyhan terlalu panas diranjang. Tapi sangat memuaskan sampai Mona juga kadang ingin menyerah ketika sedang disetubuhi oleh Reyhan.
Sedangkan Mona sendiri juga seorang wanita yang punya cukup daya tarik untuk s*ks. Mereka sudah sering sekali melakukannya dan Reyhan selalu punya cara tersendiri untuk menyentuh kekasihnya itu.
Awal mengajak Mona berc*nta. Keduanya merasa cukup malu dalam melakukannnya, tapi makin ke sini Reyhan tidak pernah ragu lagi dan sehebat apa pun mereka bertengkar. Keduanya akan kembali lagi menjadi akur ketika sudah berada di atas ranjang untuk saling memuaskan.
Yang Reyhan sukai dari Mona adalah milik Mona yang bersih dan tidak pernah dia rasakan pada wanita lain sebelumnya. Dia juga suka dengan setiap kali gerakan Mona yang liar.