Debar-Debar

2050 Kata

"s****n!" Ia jadi dongkol. Hahaha. Kenapa? Ya karena terngiang-ngiang terus oleh kata-katanya Agha tadi itu loh. Astagaaa! Rasanya gak percaya aja deh kalau si Indra suka padanya. Menurutnya itu mustahil. Tapi yang namanya perasaan gimana? Ia tentu menghindarlah. Selama ini, meski diolok-olok, ia tak pernah ambil hati. Bahkan terkesan tak perduli. Tapi berbeda dengan Indra yang tentu saja makin lama memang makin membuatnya kepikiran. Ia menunggu hingga malam loh. Muka, kaki, dan tangan masih terasa bengkaknya walau keadaannya sudah jauh lebih membaik. Tak ada keluarganya yang datang. Wong ia tak memberitahu. Tak mau merepotkan saja. Lagi pula, tak ada biaya juga untuk membawa mereka ke sini. Jatuhnya malah buang-buang duit. Mending minta doanya saja. Maklum kan generasi sandwich. Jadi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN