Patah Hati?

1722 Kata

“Rapi amat!” Anne menyinyir. Akhir-akhir ini, ia memang rajin menyinyir. Apalagi kalau ada Ando. Lelaki itu terus menjadi sasarannya. “Mau kemana, bang? Anne ikut dong!” Ando geleng-geleng kepala. Sementara ia berjalan menuju mommy-nya, mohon pamit. Pasalnya, hari ini para cucu Adhiyaksa, hanya yang laki-laki, mau nonton bareng lalu nongkrong di restoran martabaknya Farrel. “Cowok semua yang pergi, sergah Ando ketika Anne masih mengikutinya hingga garasi mobil. Mata Anne memincing, yang tentu saja tak percaya. “Yang bener?” Ando terkekeh. “Tanya aja yang lain, kalo gak percaya,” balasnya santai sambil membuka pintu mobil. Anne berdecak melihatnya, terlebih saat mobil Ando sudah meninggalkan rumah mereka.  Ndo, jangan jemput dulu. Nanti abang nyusul. Itu pesan dari Farrel. Namun Ando m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN