Kenapa? Farras menggigit bibir. Bingung. Ia tak tahu bagaimana harus membalas pesan abangnya. Ia tak tahu bagaimana memulai pembicaraan tentang Ando yang menghindarinya tanpa sebab. Ia tak mengerti. Terakhir, saat ia melihat lelaki itu di lampu merah, ia sudah senang. Namun ekspresi senangnya berganti sendu saat Ando terang-terangan menjauhinya. Pesannya dibaca lelaki itu namun tidak dibalas-balas. Pun teleponnya, tidak diangkat-angkat. Bahkan kini, lelaki itu tak pernah muncul lagi di yayasannya. Malah Andra dan teman-teman bandnya yang nongkrong. Kini mereka malah sedang menghibur anak-anak yayasannya dengan lagu-lagu barat. Aah...ia sedih. Biasanya lelaki itu paling rajin ke sini. Entah membantunya di kantor yayasan atau menjadi penghibur anak-anak yayasan. Kadang lelaki itu mengaji, m