Richard benar-benar tak ingin pernikahannya dengan Yura batal. Ia terlihat gelisah saat ini setelah ia mematikan ponselnya. Dengan segera ia berjalan ke arah Yura yang memutuskan untuk memilih gaun berwarna biru untuk pertama kalinya. Ia berbalik dan kaget melihat sudah berdiri di belakangnya dengan tatapan yang sangat intens dan begitu tajam. Yura menoleh ke kanan kiri tepat para asisten toko yang melayaninya dengan tatapan bingung. "Bagaimana kalau kita menikah lebih cepat, Yur?" tanya Richard. Yura mengerutkan kening. Tak mengerti sama sekali maksud ucapan Richard barusan kepadanya. Dua hari lagi itu udah cepet, kan? Emang maksudnya apaan sih? "Mau kapan? Dua hari lagi nikah. Kamu mau nikah dua jam lagi?" kata Yura dengan acuh dan disambut gelak tawa dengan dua asisten di samping k