Alvero menoleh ke arah putranya saat Richard memanggilnya. Wajah Richard masih terlihat cemas saat memandang Ayahnya, ia benar-benar mengkhawatirkan kondisi sang Ayah yang membuatnya tak bisa tenang kini. Tiba-tiba Richard bersimpuh di kaki Alvero, ia memandang sang Papa dengan penuh sayang dan permohonan maaf yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Alvero mengamati Richard baik-baik, dalam hatinya ia sangat bersyukur bahwa Yura berhasil membuat Richard menjadi pribadi yang lebih baik dari dulu sejak mereka sama-sama bertemu di sekolah. Kali ini Alvero semakin yakin bahwa jodoh antara Yura dan putra sulungnya ini memang telah dirancang oleh takdir. "Papa, Maafkan Richard." kata Richard dengan suara yang bergetar dan mimik mata yang sekuat tenaga menahan air matanya agar tak tumpa