Glen menghembuskan napasnya pelan. Dia mencoba mengambil keadaan itu, merombaknya sehingga membuat perasaan istrinya itu kembali pada kondisi awal. Nandira tampak berdiri di dekat pagar pembatas, tangan dan tubuhnya bersandar di sana, ada tatapan cemburu yang membuat dia sebal. "Kinan Sayang." Glen melingkarkan satu tangannya ke belakang tubuh Nandira. Pria itu menyandarkan bokongnya di pagar pembatas, menghadapkan tubuh pada istrinya. Dia bisa melihat jelas raut murung dari gadis itu. Glen tertawa kecil, menertawakan wajah Nandira yang menampilkan semburat merahnya orang marah. Dia memencet hidung gadis itu, gemas. "Hei," sahutnya. Nandira meraih tangan itu, lalu melepaskan hidungnya dari cubitan Glen. Pandangan matanya tertuju pada keindahan kota sore itu. Dia menggerutu dalam hat