Setelah cukup lama mereka mengobrol, Kak Gilang dan Kak Giya memutuskan untuk pulang. Glen dengan Nandira mengantar mereka sampai lantai dasar, tempat parkir mobil, mereka juga mau sekalian main dan mencari udara segar. Waktu libur itu harus dimanfaatkan dengan baik, sayang jika hanya mendekam di apartemen. "Dadah, Geyo." Nandira melambaikan tangannya pada bocah kecil yang sudah duduk dipangkuan uminya. "Dadah kakak cantik," balas Geyo. Dia mengeluarkan kepalanya dan menumpukan kedua tangan pada jendela mobil. "Nanti main ke sini lagi, ya," pinta Nandira. "Geyo mau pulang ke Belanda. Oom katanya mau ajak kakak cantik ke Belanda?" protes Geyo. Glen terkekeh. "Gak boleh, ada corona." "Corona itu apa Umi?" Geyo mendongakkan kepalanya, menatap wajah uminya di atas sana. Kak Giya ha