Hita mengajak Arutala pergi ke kafe yang ada di seberang jalan. Keduanya duduk saling berdampingan, menghadap ke jendela yang dominan terbuat dari kaca. Mereka bisa melihat jalanan yang ramai lalu lalang, sembari menikmati kopi dan cake yang sudah mereka pesan. "Tadi beli apa aja?" tanya Arutala basa-basi. Pria itu terus memamerkan senyum manisnya, memancarkan kebahagiaannya yang tiada tara. Siapa sangka, ia bisa duduk berdua dengan wanita yang ia cintai, dengan suasana romantis dan perasaan yang berbunga-bunga. Hita pun juga ikut tersenyum. "Banyak. Beberapa n****+, buku sejarah, ada juga resep memasak." Wanita itu juga merasakan apa yang Arutala rasakan. Ia tak menyangka, duduk berdua dengan pria yang lebih muda darinya itu mampu memberinya kenyamanan, tak lagi memikirkan Yassa-sang su