Di balik senyum yang selalu Hita pamerkan, ternyata masih ada luka yang ia sembunyikan. Ia terlihat baik-baik saja di depan semua orang yang ia temui, ternyata itu hanyalah topeng untuk menutupi lukanya. Luka yang tentunya amat dalam, luka yang terukir sejak 5 tahun lalu, semakin hari semakin dalam. Ketika banyak orang menganggap Hita kuat, Hita hebat, nyatanya ia hanyalah manusia biasa, ia hanya wanita dengan hati yang rapuh. Kini ia menangis di pelukan orang yang tepat, karena Arutala tulus peduli dan perhatian padanya. Setelah Hita merasa sedikit tenang, Arutala mengajak wanita itu pergi dari sana dan mengajaknya ke tempat yang agak sepi. Hanya di pinggir jalan, tetapi tempat itu cocok untuk Hita menangis, sehingga tak banyak orang yang akan melihatnya. Arutala memberi minuman ke Hi