Hita membalas pesan ke Arutala apa adanya, tanpa ada yang ia sembunyikan. Sekalipun ia tahu, pria yang lebih muda darinya itu mungkin akan merasa kecewa atau bahkan cemburu. Wanita itu bahkan keluar dari ruang kamar saat Arutala meneleponnya. "Mbak, kamu serius?" tanya Arutala di seberang sana. "Apa aku pernah bohong sama kamu? Atau seumur hidup kamu dipenuhi kebohongan? Bisa-bisanya tanya begitu." Hita bersuara lirih, ia takut suaranya terdengar Yassa. Bukan karena ia ingin menjaga hati dan perasaan Yassa, tetapi ia takut suaranya mengganggu tidur pria itu karena ia pikir pria itu sudah terlelap di balik selimut. Sementara di dalam ruang kamar, Yassa mengerutkan kening. Ia tahu Hita keluar kamar karena ada telepon masuk. "Siapa yang nelpon dia malem-malem begini? Jam segini? Apa mu