Pagi ini kesibukan sudah memenuhi kota London dan itu juga berlaku bagiku. Hari ini aku kembali bekerja setelah mengambil cutiku selama seminggu dan hal itu membuatku merasa lebih baik karena itu berarti aku tak perlu terlalu sering bertemu dengan James.
Mataku memandang mobil-mobil yang melaju di sebelah mobil Corie yang kutumpangi saat Corie mengagetkanku dengan suara keras melengkingnya itu mengalahkan suara klakson mobil-mobil dijalan memanggil namaku.
“Kau sudah menikah Alex! Harusnya kau pergi bersama suamimu itu!” itu keluhan Corie yang kesekian kalinya setelah aku menaiki mobilnya pagi itu.
“Hei Mrs. Caplox! Apa kau mendengarku?” Corie mengeraskan suaranya, mencoba membuatku mengeluarkan suara.
Aku benar-benar merasa tak nyaman sejak kejadian kemarin malam dan hal itu berhasil menguasai pikiranku sejak kumembuka mata pagi ini. Entah aku harus mensyukuri atau kumaki, James terlihat biasa saja pagi ini seakan tidak ada yang telah ia nyatakan padaku kemarin malam.
Apa hal yang ia katakana itu benar atau tidak?
Ahh.. sudahlah Alexis! Benar atau tidak, itu tidak akan mempengaruhi keputusanku untuk memperoleh kebebasanku dan melepas keterikatan ini.
“Alex! Hello..! Apa kau baru mau mendengarkanku ketika aku menabrakkan mobil ini di tiang listrik itu?” Corie kini terlihat semakin geram.
"Tabraklah. Toh ini bukan mobilku." jawabku santai.
"Kau..Iiissshh!" tatapan tajam dari Corie membuatku tersenyum tak tahan ingin tertawa.
“Corie… Apa menurutmu James menyukaiku?” Corie menghentikan tatapan tajamnya padaku dan menurunkan kecepatan mobilnya.
“Alex… Apa kau mulai menyukai James?” mulut menganga Corie membuatku ingin membekam mulut gadis itu.
“TIDAK! Tentu saja tidak!” segera kutepis pertanyaan Corie yang terdengar lebih seperti pernyataan itu.
“Lalu?”
“Aku hanya…..” kugigit bibir bawahku tak tahu harus mengatakan apa. Aku tak mungkin menceritakan Corie soal kejadian semalam, karena kalau itu terjadi bisa kujamin hal itu akan membuatku terhujam ribuan pertanyaan dan kemungkinan besar aku tak akan bisa tiba dikantorku tepat waktu.
“Kau apa?” Corie mendekatkan wajahnya padaku saat mobilnya sudah berhenti didepan kantorku yang sudah terlihat cukup ramai dengan orang-orang berpakaian rapi khas kantoran.
“Lain kali akan kujelaskan! Bye!” dengan cepat kuangkat berkas-berkas dan tasku lalu segera keluar dari dalam mobil yang membuat Corie berteriak keras kearahku.
“Baiklah!Sampai jumpa Mrs. Caplox!”
Aku segera berbalik melihat Corie yang tertawa riang seraya melambaikan tangannya kepadaku dari dalam mobil. Ingin kusumpal rasanya mulut ceriwisnya Corie agar ia bisa lebih tenang sedikit.
Oh bagus! orang-orang mulai melihatku dan Corie malah sudah meninggalkanku dengan wajah manisnya tanpa ada perasaan bersalah sedikitpun.
"Awas kau Corie!!"
***
Keadaan kantor tak banyak berubah. Semua terlihat sibuk seperti biasa termasuk kumpulan 3 orang wanita yang sering menghabiskan waktunya untuk membicarakan hal-hal tak jelas dan tak berguna.
Saat kumelewati mereka, mereka terlihat acuh tak acuh. Aku cukup tahu, mereka tak terlalu menyukaiku karena aku dekat dengan Billy, pria yang menjadi incaran mereka juga. Mereka hanya melirikku sekilas dan aku mencoba tersenyum seramah mungkin pada mereka yang kutahu tak akan membuahkan hasil apapun.
Ketikaku akan memasuki ruanganku yang berada dilantai 3, langkahku terhenti saat beberapa teman wanitaku menyapaku dan menyambutku kembali setelah seminggu tak bekerja. Setelah menyambutku mereka kembali heboh sambil mengelilingi sesuatu yang menyebabkan rasa penasaranku terselutkan.
“Apa itu?” tanyaku penasaran saat melihat sebuah majalah gossip yang menyebabkan kehebohan pagi itu.
“James William Caplox menikah!” seorang wanita berambut pirang pendek menjawab pertanyaanku dengan wajah yang terkejut.
Apa Taylor baru saja menyebutkan nama James?
Dan kata ‘menikah” juga?
Oh Tuhan!! Matilah aku!
Bagaimana mungkin berita itu bisa tersebar? Padahal aku sudah meminta agar pernikahn ini tidak dipublikasikan kemedia atau ke umum.
“Dengan siapa James menikah?” aku meninggikan suaraku dan membuat 5 orang wanita yang sedari tadi sibuk menatap majalah gossip itu menolehkan pandangannya serentak padaku dengan tatapan heran bercampur terkejut.
“Alex.. sejak kapan kau peduli dengan hal seperti ini?” wanita berambut hitam panjang menatapku terheran-heran.
“Apa kau penggemar James Caplox juga?” wanita lain bertanya padaku dengan semangat.
“Tidak…” jawabku singkat kepada teman-temanku yang masih menatapku dengan tatapan yang membuatku merasa seperti alien yang tertangkap mata manusia.
“Jadi? Siapa istri James Caplox?” tanyaku lagi mencoba terlihat setenang mungkin walau sebenarnya dalam hatiku sudah penuh gejolak dan jantung yang mulai berdegub kencang.
“Kau lihatlah!” Julie menyerahkan majalahnya padaku.
Mataku langsung terperanjat saat melihat tulisan besar berwarna merah yang bertuliskan “Pernikahan Rahasia James Caplox” dan dibawah judul yang sudah membuatku ngeri itu, ada serentetan kalimat yang menjelaskan tentang pernikahan James di pulau pribadinya dengan seorang wanita yang belum diketahui identitasnya.
Aku dapat bernafas lega mengetahui hal itu. Setidaknya majalah ini tidak menjabarkan identitasku. Seharusnya aku tak perlu seheboh ini. Jika memang ada identitasku disana, aku pasti sudah menjadi salah satu incaran paparazzi dan teman-teman sekantorku pagi ini.
“Apa mungkin James Caplox menikah dengan Britney? Kudengar mereka tertangkap kamera sedang jalan berdua beberapa minggu yang lalu..” Angie memainkan rambut bergelombang hitamnya sambil berpikir keras.
“Aku harap tidak! Britney memang cantik! Tapi dia terlalu sombong..” Julie terlihat kesal saat menyebutkan nama Britney, sosok yang tak kuketahui sama sekali.
“Siapa Britney?” tanyaku ditengah perdebatan teman-teman kantorku itu.
“Oh my Gosh, Alex!” Taylor terlihat terkejut mendengar ucapanku.
“Tunggu!” Taylor mengambil majalah lain, lalu menunjukan foto seorang wanita berambut hitam dengan tubuh langsing dan berkulit cokelat eksotis sedang berpose seksi menggunakan sebuah gaun pendek yang indah.
“Ini Britney.. Dia top model yang merambah ke dunia perfilman juga..” Taylor menjelaskan padaku.
Wanita itu?
Ini wanita yang datang kemarin malam ke penthouse James! Wanita yang menatapku dengan sinis dan penuh kebencian.
Oh bagus! James benar-benar memilki dunia yang penuh dengan hal-hal yang tak kusukai. Kami memang sangat tidak cocok!
Aku menyerahan kembali majalah itu pada Taylor dan dengan senyum lega karena bukan aku yang menjadi bahan gosip dengan si Mr. Caplox itu. Lalu meninggalkan kumpulan wanita yang masih haus akan berita dari pria yang menurut mereka sangat menawan itu.
“Mrs. Kaplox?! Aku tak bisa membayangkan jika orang-orang memanggilku seperti itu…!”
“Wanita itu sangat beruntung!”
"Aku tak bisa bayangkan betapa bahagiannya dia bisa melihat wajah tampan James setiap hari!"
“Aku rela menukar posisiku dengannya!”
Suara ocehan teman-temanku itu masih dapat tertangkap ditelingaku walau tubuhku sudah menjauh dari mereka. Aku benar-benar tak paham dengan pemikiran mereka. Bagaimana mungkin mereka bisa berpikir seperti itu!
Mrs. Caplox?
Oh ayolah…. nama itu sangat tidak cocok denganku!
dan apa itu? wanita yang beruntung? Siapa? Aku?
Aku merasa menjadi wanita yang paling sial! bukan beruntung!
Mau bertukar dengan posisiku?
Aku akan dengan senang hati jika bisa melakukannya sekarang juga!