Penyesalan selalu datang pada akhirnya, ketika semua kebenarannya telah terungkap. Maka untuk melihat wajah diri sendiri pun seakan sudah tidak mampu. Hanya tetesan air mata yg sanggup menjawab setiap kebenarannya yg terpapar jelas di depan kedua matanya sendiri. **** Alex semakin menatap tajam pada sosok roy, melihat roy yg tidak membalas pukulannya. Justru tertawa dengan wajah sinisnya, membuat alex mengepalkan kedua tangannya seakan bersiap - siap untuk melayangkan pukulannya kembali. Tapi sebuah suara yg sangat alex kenali di indera pendengarnya, membuat tangan alex seakan hanya mampu melayang di udara saja dan kedua bola matanya menoleh tepat di depan layar tancap berukuran cukup besar dan suara dari layar televisi itu yg di putar mengunakan sebuah kaset. Membuat alex menatap denga