4. Meminjam uang

1819 Kata
Begitulah kehidupan, tanpa uang kita tidak akan mampu untuk hidup. Uang membuat kita dapat berjalan di atas kedua kaki kita, Tapi tidak semua orang mendapatkan keberuntungan itu, Andai semua orang diberi kecukupan yg sama mungkin tidak ada kata kesedihan dan air mata. Disinilah deni berdiri di depan pagar menjulang tinggi. Deni menatap takjub pada rumah bagai istana itu, tidak ini bukan rumah lebih tepatnya sebuah mansion mewah. Setelah deni mencari tau dimana tempat tinggal sosok Alexander Kevin Archelaus bos tempat ia bekerja. Deni sebenarnya ingin menemui alex di tempat kerja, tapi sayang alex tidak disana. Membuat deni bertekad menyusur alex ke tempat tinggalnya itu. Cukup lama deni berdiri di luar pagar menjulang tinggi itu. Tanpa ingin mengetuk atau membunyikan bel. Deni sedang berpikir apa keputusannya sudah tepat atau tidak, Mengingat bos nya itu adalah pria yg berwajah dingin dan bahkan teman kerja nya sempat menasehatinya agar jangan bermain - main pada sosok Alexander Kevin Archelaus yg terhormat itu. "Ya tuhan. Apa benar ini adalah keputusan yg tepat?" Batin deni sambil memikirkan kondisi putrinya yg malang itu, Cukup lama deni berpikir sampai dirinya menghela nafas kasarnya dan mulai membunyikan bel di samping pagar tinggi itu. "Ada apa ya pak?" Terlihat seorang pengawal yg berjaga disisi pagar itu membuka sedikit pagarnya, sambil bertanya pada sosok deni yg tengah berdiri sambil menatap sekeliling mansion mewah itu. "Bisakah aku bertemu dengan tuan Alexander Kevin Archelaus?" Tanya deni berharap. "Maaf. Sebelumnya ada kepentingan apa bapak mencari tuan kami?" Tanya pengawal itu curiga. "Kebetulan aku bekerja di tempat pembangunan hotel miliknya. Anda bisa menyebut nama saya pada tuan kalian, Nama saya deni dan saya sangat ingin menemui tuan kalian. Tolongla ini sangat penting?" Mohon deni sambil kedua tangan dilipat di dadaa. Pengawal itu saring menatap ke arah teman sesama profesi seperti dirinya. Akhirnya salah satu dari mereka berlari masuk ke dalam mansion mewah itu. Membuat deni menghela nafas lega, ada perasaan senang saat dirinya tidak dipandang rendah oleh mereka. "Kemana wanitaa jalangg itu? Kenapa sudah 3 hari ini aku tidak melihatnya? Biasa dia mengantar makanan untuk papanya? Atau jangan - jangan dia tengah menjual dirinya? Cih? menjijikkan," batin alex menahan kebenciannya pada sosok rosalind. Ya, memang sudah 3 hari ini rosalind tidak berkunjung ke tempat deni bekerja. Karna ia tengah terbaring di rumah sakit itu. Dan alex sering kali mengutik dari kejauhan, lebih tepatnya menatap kontrakan kecil itu. Tapi anehnya? Kontrakan itu terlihat sangat sepi seakan tidak ada penghuni sama sekali, Membuat alex semakin kesal dan semakin berpikir buruk tentang sosok rosalind. Ditengah lamunannya seorang pengawal berlari dan membungkuk di hadapannya. "Maaf tuan? Ada yg ingin bertemu dengan tuan?" Kata sang pengawal. "Siapa?" Tanya alex singkat. "Katanya? Namanya pak deni? Dia bekerja di tempat pembangunan hotel milik tuan," balas pengawal itu takut - takut melihat wajah datar dan tajam alex. "Untuk apa dia datang menemuiku? Aneh?" Batin alex bertanya pada dirinya sendiri." Biarkan dia masuk," tambah alex. Pengawal itu segera menjalankan perintahnya dan tak lama deni masuk dengan perasaan gugup sambil menatap alex. "Ada apa kau mencariku?" Suara bariton mampu menyadarkan kegugupan deni. Deni segera berjalan ke arah alex, setelah tepat di depan alex. Deni menjatuhkan dirinya di hadapan pria muda itu. Membuat alex tersentak kaget sambil berdiri. "Apa yg kau lakukan?" Tanya alex merasa bingung. Untuk apa deni berlutut di depan nya. "Tuan kedatanganku kemari adalah untuk meminjam uang kepada anda? Saya tau saya lancang tapi sungguh saya membutuhkan uang itu? Tuan," kata deni memberanikan diri, deni mendongak menatap ke arah alex yg tengah menatap dirinya dalam diam. Alex sengaja tidak menjawab dia ingin mendengar apa yg akan diucapkan deni kepadanya lagi. "A...ku butuh uang itu untuk membayar uang sewa kontrakan dan uang biaya hidup sehari - hari tuan," kata deni tapi tidak sepenuhnya benar, dia sengaja tidak mengatakan jika uang itu untuk pengobatan putrinya. Ia sadar, ia tidak boleh membuat putrinya dipandang lemah oleh semua orang maka dari itu dia berbohong. "Berapa yg kau inginkan?" Tanya alex dengan wajah dinginnya. "Sa...ya butuh 35 juta tuan,"jawab deni takut - takut. Karna seketika ia bisa melihat tubuh alex tengah memutar ke arahnya. Bahkan sepenuhnya membuat deni semakin takut. "35 juta? Hanya segitu yg kau pinjam dariku?" Tanya alex dengan senyuman miringnya. Membuat deni mengangguk tanpa memikirkan konsekuensinya nanti. "Lalu kau ingin membayarnya mengunakan apa? Kau tahu gajimu dalam 1 bulan hanya 3 juta? Bagaimana cara kau untuk melunasi hutang mu itu? Apa jaminannya? Apa jaminannya adalah putrimu?" Tanya alex dengan nada mengejek di setiap katanya.bMembuat deni mengepalkan kedua tangannya hingga kuku - kuku nya memutih. Deni merasa terhina di depan seorang Alexander Kevin Archelaus hatinya perih dia baru menyadari siapa alex itu. Ya deni sudah tahu? Jika alex adalah mantan kekasih putrinya, yang kini sifatnya telah berubah seperti iblis. Sungguh deni tidak percaya betapa kejamnya alex. Ucapan alex membuat hati deni semakin sakit. "Jaminanku adalah nyawaku tuan. Aku tahu aku miskin tapi aku masih memiliki tangan dan kaki untuk bekerja, tuan bisa memotong gaji perbulanku tapi ku mohon aku sangat membutuhkan uang itu tuan," lirih deni menahan tangis. "Kau kira memotong gajimu setiap bulan akan cepat lunas. Aku harus memotong gajimu berapa persen ehm, Kau tidak ingat gajimu hanya 3 juta bukan 30 juta pak deni," ujar alex dengan senyum sinisnya. Yg sudah terbit sambil menatap remeh pada lawan bicaranya. "Aku tahu tuan? Tapi saya mohon? Saya sangat membutuhkan uang itu segera. Aku rela bekerja mati - matian untuk melunasi hutang ku padamu tuan. Saya berjanji, sungguh hanya kau yg bisa menolongku untuk saat ini," ujar deni, bahkan kini deni yg tidak tahu malunya tengah mengeluarkan air mata kesedihan itu. Agar alex mau membantu diri nya, alex mulai memikirkan tentang lencana yg akan ia buat "Jika aku meminjamkan uang pada pria tua ini dan dia tidak bisa membayar semua hutang - hutangnya? Maka aku bisa mengambil wanitaa jalangg itu untuk aku jadikan budakku? Kedengarannya bagus juga,"batin alex dengan mata menatap tajam deni. "Baik aku akan meminjamkan uang padamu sebesar 35 juta. Asal dengan satu syarat, aku beri kau waktu 1 bulan untuk melunasi hutangmu padaku, dengan peserta bunganya? Apakah kau sanggup?" Tanya alex dengan sombongnya. Ucapan alex membuat deni tersentak kaget bagaimana mungkin ada orang yg begitu jahat seperti pria yg ada di depannya ini. Sungguh deni tidak habis pikir kenapa alex kekasih putrinya yg dulu begitu baik kini berubah menjadi seorang monster? Apakah jika deni memberitahukan tentang kondisi rosalind apa alex akan merasa sedih atau justru merasa bahagia, karna putrinya tengah melawan kematiannya sendiri. Sungguh deni tidak sanggup kehilangan putri semata wayangnya. "Tapi tuan? Waktu yg anda berikan padaku hanya 1 bulan. Bagaimana bisa aku melunasi secepat itu?" Tanya deni menahan rasa sesak di dadanya. "Kau pasti bisa, bukankah putrimu seorang jalang? Cukup dia menjual tubuhnya dia pasti memiliki uang yg banyak? Tapi kenapa dia malah meminjam uang padaku. Ck, wanitaa murahann itu tidak tau diri. Dia tidak memikirkan kondisi kedua orang tua nya yg miskin itu,"batin alex semakin jijik bila mengingat sosok rosalind. "Aku tidak mau tau, bisnis adalah bisnis?" Jawab alex dengan suara datar nya. "Tuan kau benar - benar tidak punya hati. Sungguh aku tidak percaya jika putri ku pernah men....."suara dering ponsel menghentikan ucapan deni. Deni segera mengangkat panggil sang istri, Tubuh deni seketika membeku saat mendengar tangisan sang istri. Tangan deni yg memegang ponsel seketika bergetar hebat. Sungguh dirinya ingin sekali memukul pria yg ada dihadapannya yg tengah menatap dirinya dengan angkuh. Tapi deni harus terpaksa membuang rasa marahnya. Demi putri semata wayangnya yg kini keadaan putrinya tengah kritis. Tadi istrinya mengatakan jika putrinya tidak segera melakukan cuci darah maka hidup putrinya tidak akan lama lagi. "Baiklah tuan? Aku mau," suara lirih deni bergetar menahan tangis tapi sekuat tenaga ia tahan. Sudut bibir alex tertarik berbentuk senyuman miring sambil menatap deni dengan pandangan kasihan. "Baik. Tapi ingat hanya 1 bulan jika dalam 1 bulan kau tidak dapat melunasi hutangmu? Aku pastikan putrimu akan menjadi budakku," ucapan alex membuat deni tersentak kaget hampir saja ia terjatuh jika tidak segera menyeimbangkan tubuhnya. "Tuan ka.....kau?" Deni seakan tidak sanggup menjawab ucapan alex lagi. Sungguh hatinya semakin hancur, bagaimana ia bisa membiarkan pria brengsekk ini berbuat jahat pada putrinya. Yg nyawanya saja harus dibantu oleh alat medis untuk tetap bertahan hidup dan pria ini? Justru berniat menjadikan putrinya sebagai seorang b***k, "Aku tidak jadi meminjamnya," Teriak deni menatap benci pada sosok alex yg berada di hadapannya. Deni segera berjalan pergi tapi langkahnya terhenti saat mendengar kata terakhir dari alex. "Kau yakin kau tidak menyesal? Ingatlah ini baik - baik jika kau keluar dari pintu rumahku? Maka jangan pernah menampakan dirimu lagi untuk mengemis padaku? Karna jika sekali saja kau menolak maka jangan harap kau akan diijinkan masuk kedalam mansion ini pak deni," Suara serak alex. Membuat tubuh deni menegang jika dia pergi maka putrinya akan mati hari ini. Tidak.....tidak jika putrinya melakukan perawatan maka otomatis hidup putrinya akan lebih lama. Deni tanpa malu kembali melangkah dan menundukkan kepala nya dengan hati yg sekuat tenaga ia tahan. "Baik saya mau. Aku akan berusaha untuk mengembalikan uang pinjaman ku pada waktu yg kau Berikan,"kata deni dengan terpaksa. Alex membuka koper besarnya sambil mengeluarkan beberapa uang yg sudah disusun rapi. Dan memberikannya pada deni. "Tapi ingat janji adalah hutang? Aku sudah merekamnya disana dan jika kau sampai mengikari janjimu kau akan tahu akibatnya,"ucap alex sambil jari telunjuknya menunjuk ke arah cctv yg berada di dinding itu. "Aku tidak akan mengikari janjiku? Aku bukan orang yg tidak mempunyai hati dan prinsip? Tapi aku sungguh kecewa padamu alex mengapa kau bisa berubah begitu keji hingga tidak mempunyai perasaan sedikit pun bahkan dirimu tidak memiliki belas kasihan sedikit pun," Kata deni tidak percaya dengan sifat pria yg dulu sangat ia puja. Kini berubah begitu drastis. "Oh....Kau sudah mengenalku lupa nya? Syukurlah. Kau bilang aku keji? Seharusnya kau tanyakan itu pada putrimu mengapa putrimu itu tega menghianati ketulusan cintaku padanya? Dan aku tidak habis pikir gadis yg aku cintai tumbuh menjadi seorang jalang murahan hanya karna uang dia meninggalkan aku," Balas alex tak kalah tajam. Membuat deni tak habis pikir mengapa pria yg dulu ia anggap cerdas bisa sebodoh ini. "Suatu saat kau akan menyesali ini semua. Dan ketika kau mengetahui semuanya, maka aku yakin kau sudah terlambat untuk menyesali itu alex. Aku sudah menganggapmu seperti putraku sendiri. Tapi kau tega menghina putriku sebagai seorang jalang, Ingat ini baik - baik alex? Suatu saat nanti kau akan menyesali semua perbuatanmu itu. Tapi ketika kau menyesalinya, dia mungkin sudah pergi meninggalkanmu untuk selama - lamanya," balas deni sambil menatap alex penuh kekecewaan sambil berjalan membawa uang 35 juta itu untuk pengobatan putrinya, walau hanya 1x tapi setidaknya dia sudah berusaha keras. Kata - kata deni seperti sebuah isyarat untuk dirinya, Sebuah makna yg sulit untuk alex pecahkan, Alex sempat membeku menatap tubuh deni yg sudah menghilang dari pandangannya. Perasaan alex seakan tidak tenang, tapi alex mencoba untuk menepiskan perasaan yg tiba - tiba saja membuat dirinya takut atau mungkin cemas pada sesuatu hak yg belum bisa alex pecahkan begitu saja. Tbc,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN