Aku Anindira Eleanor Baran

1135 Kata
Perkenalkan namaku Anindira Eleanor Baran, yah itu nama ayahku Baran, John Baran, bukan Aldebaran yang sinetron emak emak mecin yah hehehe ... Kalian bisa memanggilku dengan nama Dira Aku adalah putri satu satunya dari keluargaku, oia pekerjaanku hrd manager disalah satu perusahaan kontraktor milik om-ku ... usiaku kini 25 Tahun ... yup tergolong muda untuk jabatan seorang manager ... semua orang pasti iri melihatku,tapi semua hanya melihat saat kita mencapai puncak tidak melihat perjalanannya ... miris yah tp memang seperti itu para netizen yang sukanya julit bin nyinyir ... mereka tidak tahu perjalananku sampai jabatan manager saat ini. Aku ambil kuliah malam khusus eksekutif karena pagi sampai sore aku harus bekerja ... iya serius aku bekerja jadi staf yang paling bawah ... bukan karena aku putri satu satunya lantas ayahku memberikan semua fasilitas tingkat dewa begitu aja ... aku dididik mandiri sejak kecil ... makanya sejak kuliah sambil kerja sudah aku jalanin ... sampai lulus kuliah dan mendapat gelar SH ... tadinya aku mau meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi S2 atau profesi jadi pengacara ... tapi ternyata perusahaan om'ku sedang membutuhkan tenaga ahli untuk duduk menjadi hrd manager dan disinilah aku sekarang ... boroboro meneruskan kuliah ... untuk hangout sama teman-teman ajah susah ... dari pertengahan bulan sampai akhir bulan,Khususnya akhir bulan menjelang gajian selalu sibuk dengan data data para pekerja ... memang bukan aku yang membuat, semua sudah di urus oleh staffku bagian divisi payroll tapi tetap saja sebelum aku tandatangan harus aku cek satu persatu dulu biar tidak ada kesalahan yang nantinya fatal buat perusahaan ... Seperti saat ini aku sedang tenggelam didalam berkas laporan gaji yang ada dimejaku dari pagi ... sudah selesai cek dan ricek berkas aku langsung menghubungi sekretarisku yang didepan ruangku. "San ... San ... tolong panggil Rini bagian payroll keruangan saya sekarang yah," "Baik, bu," jawab Susan dan langsung mendial nomer telpon divisi payroll. "Hallo ... Rin, lo dipanggil bu dira keruangannya," kata Susan, "Ada apa yah, San? apa ada yang salah? takut nih gue," jawab Rini, "Ishhh ga usah takut kalo ga salah sih ... tenang ajah,bu dira itu baik sebenernya,cepetan kesini sekarang yah" bela susan sekretarisku "Iya iya otw," kata Rini Tok!!! Tok!!! Tok!!! "Masuk ...." kataku "Permisi, Bu. Ibu panggil saya?" tanya Rini di ambang pintu "Ngapain kamu disana? masuk sini, tutup pintunya, terus duduk disana." perintahku tanpa melihat kearahnya karena terlalu fokus ke berkas. Dan disinilah dia sedang duduk didepan ku yang dibatasi oleh meja kerjaku sambil memainkan jarinya dan keringat dingin ku lihat ... kasihan sebenernya tapi untuk menjaga imageku aku harus pasang muka datar pada mereka yang masuk. "Ini sudah semua, Rin?" Kataku pada staffku yang bernama Rini, "iya bu sudah semua," katanya, "Gaji, tunjangan, lemburan,asuransi para pekerja sudah semua yah,jangan sampai saya terima surat dari Depnaker loh karena ada yang melapor hak mereka tidak sepenuhnya kita berikan" kataku lagi dengan muka datar sambil cek lembar demi lembar fisik laporan payroll pekerja, pusing awalnya tapi lamalama terbiasa. "I-iya, Bu." jawab Rini gugup "Ok saya tandatangan nih, langsung bawa ke bagian accounting yah," suruhku sambil menyerahkan berkas yang sudah saya tandatangani dan rini pun terima sambil bilang "Baik, bu ... makasih." lalu dia keluar dari ruanganku ... Tidak lama setelah staffku keluar ruanganku langsung aku menghubungi bagian accounting manager accounting tepatnya ... "Tan, staff gue otw kesana yah bawa berkas payroll ... langsung urus loh yah jangan ditundatunda gue ga mau gajian para pekerja telat dengan berbagai alesan trus loe nyalahin gue ..." ucapku tanpa memberi salam terlebih dahulu, karena manager accounting adalah sepupuku yang paling muda, anak bungsu om-ku namanya Sultan Baran dan kita seumuran. "Hallo ... ini siapa yah?" Jawab Sultan di ujung sana ... dengan wajah tengilnya... "Gubrak!!!... Sultan Barannn ... plis deh, gue lagi mode on serius ini," "Hahaha ... iya, Iya sepupuku yang cantikkk sekeluarga baran,tenang aja sih kamu, muachhh," "Iiisss gelaaayyyy," "Wakakak," Tut ... tut ... tut ... langsung mematikan sambutan telepon... "Hufff ..." aku menghembuskan nafas sambil memijat ujung hidung dengan jempolku karena sedikit pusing karena berkas payroll tadi. Tidak lama setelah aku matikan telpon si Sultan masuk keruanganku tanpa ketok pintu langsung selonong ajah duduk didepanku "Diraaa ..." teriaknya "Astaga dasar setan kerjaannya ngagetin ajah ..." teriakku ga kalah kencang "Sultan ... Dira, bukan setan ...." "Sama ajah!" "Wakakakak," "Ketawa mulu loe ... kenapa kesini bukannya lagi banyak kerjaan?" Tanyaku "Udah tenang ajah, gampang itu ... sekali klik udah langsung ketransfer koq," jawabnya enteng "Terus ngapain loe kesini?" "Ada sesuatu yang mau gue kasih tau sama loe biar loe ga jomblowati terus, Ra." "Anjaaayyyy,gini gini banyak cowo yang udah gue tolak yeee ... sembarangan ... jomblo itu pilihan karena memang gue lagi males pacaran," jawabku, "Asal loe tau aja nih yah, Om john sama tante valent itu udah pengen banget gendong cucu tau" "Kan udah ada si Janet,sama aj toh",jawabku menjelaskan si Janet itu anak dari bang tama abangnya si sultan. "Beda lah neng ... Janet itu kan cucu ponakan...kan mereka maunya cucu kandung" "Berisik loe ach, tar kalo sudah waktunya juga gue nikah trus punya anak" "Iya tapi kapan, jangan kelamaan" "Trus tadi loe mau kasih tau apa?" "Mana hape loe sini ..." langsung dirampas sama Sulltan dari meja trus di otak atik sampai terinstal salah satu aplikasi cari jodoh terkenal se Indonesia. Dengan serius selama 30 menit Sultan memegang hape Dira,entah apa yang dikerjakannya. Banyak pertanyaan seputar biodata yang Sultan tanyakan ke Dira dan dira jawab dengan seadanya. "Done ..." akhirnya Sultan menginfokan kalau dia sudah selesai memasukan semua data-data Dira beserta dengan foto tercantiknya. "Tinggal tunggu chat yang masuk dari para jomblowan, terus loe seleksi deh mana yang mau loe lanjut untuk kopdar," lanjut Sultan menginfokan "Baekkklah ..." seruku. *** Jam pulang kantor pun tiba, anindira bersiap-siap hendak pulang juga, tapi tiba-tiba ada telpon masuk diponselnya ... ...om Jhony calling... "Hallo ... Dira," "Iya,om. Ada apa tumben telpon Dira jam segini?" "..." "Dimana? jam berapa?" "..." "Ok, om. Ini Dira juga lagi siap-siap nanti langsung cus ke lokasi. Sampai ketemu disana yah, om. Bye." "Bye, Dira." Bener kan apa kataku, baru mau pulang eh ada telpon masuk dari si om ngajakin minta temenin kelokasi untuk ngelobby klien biar dapet tender proyek, sebenernya males ikut karena bukan jobdesk aku.tapi kata om kalau aku itu membawa keberuntungan untuknya. Apapun tender kalau ada aku pasti goal. seneng sih, tp kadang kesel juga karena ga inget waktu kadang sampai malem karena harus ikutan makan malam sambil ngobrol ngomongin bisnis tender. Apalah dayaku, kalau sudah si om yang minta karena om Jhony itu sudah kaya ayah kandungku sendiri. Ayah keduaku, karena dia tidak punya anak perempuan jadi dia sayang banget sama aku dari aku kecil sampai sekarang, bahkan melebihi kasih sayang ayah kandungku yang sibuk dengan bisnisnya di Luar Negeri dan jarang pulang ke Indonesia. Kadang aku suka tanya dalam hati sebenernya ayah kandungku siapa sih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN