Aku sedang duduk dengan laptop terbuka di hadapanku berusaha mengetik Addendum untuk pasal tambahan penalty dari perjanjian kawin kontrak aku dan Ian. Tapi otakku tidak bisa memikirkan satu kalimat hukumpun karena rasa khawatir mengenai keadaan Oma. Setelah kejadian Oma melemparku dengan gelas. Aku tidak masuk ke kamarnya lagi, Ian bilang karena Oma masih marah dan masih menganggapku sebagai Ellisa jadi lebih aman aku tidak bertemu dulu dengannya. Kami tidak jadi makan malam bareng masakan Ian karena Oma masih ngamuk dan Opa berusaha menenangkannya. Jadinya Ian mengantar sop iganya kepada Opa dan Oma sehingga mereka bertiga menikmati sop iga yang lezat itu di kamar Oma sedangkan aku makan sendirian di ruang makan. Jam sembilan malam, Ian masuk ke kamar , dia langsung menuju kamar mandi