Warning Trigger : Bab super panas yang hanya boleh dinikmati oleh anda yang sudah berumur dewasa.
Aku menekan tombol kamar suite 1721 di hotel Langham. Pintu terbuka dan nampak wajah seorang pria dengan potongan rambut ajaib. Rambutnya dipotong bagaikan dicetak dengan mangkok, jadinya dia keliatan lucu dan jadul. Wajahnya klimis tanpa kumis, kacamata bulat berbingkai hitam bertengger di atas hidungnya. Tubuhnya kurus tapi tidak ceking. Dia tampak salah tingkah menyambutku, bersuara lirih dia mempersilahkanku masuk sambil berkata
" Kamu Bee?" Tanya nya
" Iya. Namaku Bee." Kataku mengulurkan tangan, supaya suasana tegang yang terlihat di wajahnya bisa mencair. Dia memang kelihatan bagaikan lelaki nerd yang tidak bisa bergaul. Mana ada pria jaman sekarang yang mau berpotongan rambut seperti dia. Dia juga pendiam karena setelah mempersilahkan ku duduk di sofa di dekat jendela, dia tidak lagi berbicara denganku. malah asyik mengutak-atik handphonenya di meja kerja yang letaknya berseberangan dengan sofa tempatku duduk ini.
Aku mengamati wajahnya yang sebenarnya cukup ganteng kalau dia lebih pintar bergaya, misalnya rambutnya diberi gel dan disisir kepinggir. Dan tentunya jangan memakai kacamata bulat, yang membuatnya terlihat seperti Charlie Chaplin. Otakku sibuk memikirkan cara apa yang harus aku lakukan untuk mengajarinya bercinta sesuai permintaan ibunya.
" Selamat ulang tahun. Pak." Kataku memulai percakapan.
" Tidak usah panggil aku Pak. Namaku John." Katanya, tetap dengan suaranya yang lirih seperti berbisik.
" Selamat ulang tahun, John." Kataku mengulang.
" Kata mama, kamu hadiah untukku."
" Iya. Aku hadiah khusus untukmu dari mamamu . Mau membuka hadiahmu sekarang? Tanyaku langsung.
" Maksudmu?" Tanyanya salah tingkah.
" Aku , membuka diriku. Mau sekarang?" Tanyaku sambil tersenyum manis
" Bagaimana caranya?" Tanyanya dengan wajah memerah. Dia benar-benar tidak berpengalaman . Mungkin ini kali pertama dia berada dalam satu kamar dengan seorang wanita.
Aku berdiri dari sofaku dan berjalan mendekat ke mejanya. Lalu membalikkan kursi putarnya untuk menghadapku. Aku duduk dipangkuannya dan memeluk lehernya.
" Belai dadaku dan remas dia. Kamu harus membuat wanitamu terangsang terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan membelai dadanya." kataku mengangkat tangannya dan meletakkannya di dadaku. Tangannya tampak gemetar, tapi dia mengikuti arahanku, meremas payudaraku dengan tangannya yang gemetar. Pertamanya pelan dan ragu. Tapi naluri kelakiannya segera muncul dan dia mulai meremas dan membelai-belai payudaraku dengan lembut. Payudaraku ibarat mainan bola ditangannya. Kadang hanya dibelainya, kadang dia remas. Aku mulai membuka satu persatu kancing kemeja satinku , kini payudaraku menyembul keluar . John tampak menelan ludahnya sebelum dia melahap payudaraku itu dan mengigit puttingnya. Ah... ternyata tidak susah mengajarinya dia hanya lelaki nerd saja dan bukan seorang gay. Kalau dia gay pasti aku lebih susah, karena naluri kelakiannya tidak akan muncul meskipun aku goda dengan tubuh seksiku.
Aku mulai merasakan sesuatu yang menonjol dan mengeras dari balik celananya. Aku menurunkan tanganku dan membelainya sambil berbisik.
" Bagaimana kalau kita lanjutin di tempat tidur?"
John hanya mengangguk, tidak melepaskan ciumannya dari payudaraku.
" Lepasin dulu John, ciumanmu. Biar kita bisa berjalan ke tempat tidur, sambil aku membuka semua baju dan rokku agar kamu lebih nyaman. Kamu juga lepasin kemeja dan celanamu ya. Aku sudah tak tahan." kataku berpura-pura turn on agar John senang, berpikir kalau ciumannya di payudaraku sudah membuatku menginginkannya.
John mengangguk patuh, lalu bergegas membuka kancing kemerjanya, juga singletnya. Dia adalah satu-satunya klient ku yang masih memakai singlet, aku tersenyum sambil menunduk. Lalu dia menurunkan celanaya, tampak celana boxer kuning polkadot yang dipakainya. Celana polkadot ini,membuat senyumku semakin lebar. Aku terpaksa harus berpura-pura membalik ke arah jendela besar yang berpemandangan kota Jakarta, supaya John tidak tahu aku sedang tersenyum karena melihat outfitnya yang sama sekali tidak cocok untuk anak lelaki usia 21 tahun di jaman modern ini. Pakai singlet dan boxer polka dot pasti itu merupakan pilihan mamanya.
John sudah telanjang bulat di depanku, begitu juga diriku. Aku juga sudah membuka seluruh bajuku. Tubuhku yang memang sangat seksi,membuatnya menelan ludah dan miliknya tampak semakin tegang. Dengan akting sedikit malu-malu, aku berbaring di tempat tidur besar itu dan melambai padanya. Dengan terburu-buru John menghampiriku dan menindih tubuhku. Tapi dia seperti tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
" John jangan tindih aku dulu, aku harus membuka kakiku agar, milikmu bisa memasuki diriku." Kataku
Dia mengangguk patuh bagai anak sekolah pada gurunya. Aku membuka kakiku. John menatap ke arah intimku yang terwaxing sempurna. Lalu aku berkata lagi." Sini aku pasangkan dulu kondomnya." Kataku menyobek kondom Sutra dan memasangnya dengan lembut pada batang John yang sudah membesar sempurna. " Arahkan milikmu ke sini" Kataku sambil menunjuk lembah kenikmatanku sambil membelai-belainya . John melakukan apa yang aku ajarkan " Dorong masuk dia, John." Bisikku.
Dia berlutut di antara kakiku yang terbuka dan mendorong miliknya memasuki lubangku yang siap menyambutnya.
" Ah..:" Aku pura-pura mendesah.
" Sakitkah?" Tanya John penuh perhatian.
Aku menggeleng. " Nggak sakit, malah terasa nikmat." Kataku berbohong. Karena selama menjalani profesiku ini, aku tidak pernah merasakan sedikitpun kenikmatan. Tugasku adalah memberi klienku kenikmatan tiada tara, untukku, mendapatkan kenikmatan itu tak pernah berlaku.
John mendorong miliknya lagi ke dalam, Sekarang seluruh batangnya telah masuk sempurna, tapi dia hanya diam tak bergerak, menunggu arahanku selanjutnya. Aduh kalau aku tidak disuruh mengajari dia, pasti aku sudah menyuruhnya tidur telentang saja, biar aku yang akan melakukannya dengan gaya helicopter andalanku. Gaya yang selalu membuat semua klienku menjerit-jerit keenakan. Tapi dengan John , gaya ini tidak bisa aku lakukan, karena mamanya telah berpesan agar aku mengajari anaknya, sehingga mau-tidak mau aku harus bertindak sebagai guru seks bagi John.
" John. Kamu pernah onanii?"Tanyaku.
" Mengocoknya dengan tangan, pernah di kamar mandi." Katanya jujur.
" Bayangkan milikku ini adalah tanganmu, jadi kamu harus mengocoknya maju mundur, agar kenikmatanmu bisa tercapai. Cobalah bergoyang, kamu pasti akan merasa nikmat, lalu tubuhmu pasti akan bisa menemukan irama yang tepat." Kataku mengajarinya.
John mengangguk patuh, lalu dia mulai bergoyang maju mundur, mula-mula sangat kaku dan tidak beraturan, tapi beberapa saat kemudian dia menemukan ritmenya dan dia mulai bergoyang maju mundur penuh irama. John mulai mendentumkan bokongnnya ke tubuhku seperti mesin bor yang berusaha menembus lubang kenikmatanku. Dia terus menghantamku. Aku terus berpura-pura mendesah dan menjerit " Ah.. Ah.. Uhhhh Hmmm. Oh.... Yes...." John semakin bersemangat dan dia terus bergoyang dan bergoyang. Dia adalah klientku yang paling tahan lama bergoyang menghantam milikku, klien yang lain tidak ada yang selama dia. Umur memang tak bisa bohong. Stamina anak umur 21 memang beda dengan para klienku yang rata-rata sudah paruh baya. Beberapa saat kemudian, kening John mulai berkerut. " Oh.. Bee.. Oh Bee... Aku mau keluar...."
" Iya keluarkan saja sampai tuntas. Kamu pakai kondom kok. Jangan ragu." Bisikku padanya.
John mengangguk sambil matanya memejam menikmati sensasi yang sudah hampir tiba. Dia terus bergoyang, terus bergerak maju mundur, mendentumkan bokongnya pada tubuhku dan beberapa saat kemudian dia menjerit.
" Oh.. Ahhhh.... Ohhhhh." Lalu dia lemas dan dia telungkup di atas tubuhku, meredakan debaran di dadanya. Aku diam saja,membiarkan tubuh lemasnya di atas tubuhku, sampai beberapa saat kemudian. John berkata.
" Aku boleh berapa kali melakukannya? Mamaku membayarmu, untuk berapa kali?" Tanyanya. mengangkat tubuhnya memandangku.
Aku sebenarnya tidak pernah membatasi mau berapa kali para klienku melakukannya, tapi rata-rata klienku akan melakukannya dua kali, malam sekali dan besok sekali lagi, saat bangun tidur. Kondisi fisik mereka yang sudah paruh baya, tidak memungkinkan mereka melakukannya berkali-kali. Tapi untuk John sepertinya aku harus batasi karena untuk anak umur 21 tahun, dia pasti dalam kondisi sangat prima, bisa-bisa aku dihajarnya tanpa henti malam ini. Jadi aku berkata
" Kamu hanya boleh melakukannya sekali malam ini dan besok pagi sekali lagi." Kataku menyamakannya dengan para klientku lainnya.
" OH.." John tampak kecewa. Lalu berbaring di sampingku, tetap memejamkan matanya. Sensasi pertama kali berhubungan intim dengan wanita pasti sangat dahsyat terasa di hatinya. Aku lalu berdiri, mengambil jubah kamar yang terletak di lemari dan berbaring di sampingnya sambil bertanya.
" Mengapa mamamu bisa memberimu hadiah menikmati seks dengan wanita seperti aku sebagai kado ulang tahunmu yang ke 21?" Tanyaku dengan rasa penasaran.
Dia tertawa kecil dengan jujur menjawab pertanyaanku. " Mamaku mau aku menikah tahun depan dengan anak kolega bisnis mama yang sudah pernah menikah. Selama ini aku tidak mempunyai teman wanita jadi mama takut aku gay, karena dari aku kecil, aku tidak pernah bergaul dengan teman cewek. Jadi mama menggunakan cara ini untuk membuatku mau menikahi Gladys, yang janda itu."
"Mengapa harus dengan cara ekstrim ini?"
" Karena Gladys sudah janda dan menurut mama dia sangat suka bercinta . Asal suaminya okay di ranjang, pasti dia akan menerimanya. Suaminya yang dulu diceraikan Gladys karena tidak bisa memuaskannya di ranjang. Begitu kata mama."
" Jadi kenapa mamamu mau kamu menikahi Gladys, padahal kan punya menantu yang hanya mementingkan kepuasaan di ranjang sungguh menakutkan. Emang dia nggak perlu cinta untuk sebuah pernikahan? " Tanyaku tak habis pikir tentang prinsip perempuan bernama Gladys itu.
" Gladys itu keluarganya sangat kaya. Mamaku ingin aku kawin dengan Gladys supaya bisnis keluargaku semakin besar dan tentu saja. itu adalah langkah awal Mamaku yang sedang menyusun strategi untuk mendapatkan semua harta kakekku yang juga sangat kaya. Kakekku banyak tambang dan perusahaan - perusahaan lainnya . Kakekku pasti akan memilih aku sebagai penerus usahanya, kalau aku didukung oleh keluarga Gladys Dua keluarga kaya bersatu dalam perkawinan adalah hal yang sangat baik untuk bisa memperbesar kekayaan kami. " Kata John.
Aku mengggut-manggut " Jadi membuatmu menjadi lelaki yang jago di ranjang adalah salah satu cara mamamu agar kamu lolos menjadi suami Gladys dan untuk orang yang baru pertama kali berhubungan intim, sepertinya kamu harus lebih banyak belajar lagi. Nggak mungkin dalam sekali main denganku, kamu bisa jago di ranjang sesuai ekpektasi Gladys. Lagipula aku percaya, seks itu akan nikmat kalau kedua orang yang melakukannya saling mencinta. Kamu tidak akan pintar memuaskan wanita, kalau melakukan dengan orang seperi aku yang hanya tahu cara bercinta , tapi tidak tahu bagaimana rasanya kenikmatan itu karena tugasku adalah memberikan kenikmatan bukan menikmatinya."
" Kata mama,setelah ini aku disuruh ikut kelas kamasutra di India agar aku tahu caranya memuaskan wanita . Kamu ini hanya langkah awal agar aku tahu enaknya bercinta dan jujur aku memang menikmatinya. Kalau tahu ternyata memasukkan milikku ke lubang wanita ternyata sungguh nikmat, tentu aku akan melakukannya dari dulu, tidak tunggu sampai sekarang . Ngapain juga aku selalu pakai tangan?"
Aku tertawa mendengar kata-katanya . Dengan penampilan John yang sangat anak mami, aku yakin, tidak ada wanita yang mau melakukan hubungan intim dengannya,makanya mamanya mengatur hadiah ulang tahun ke 21 nya dengan menghadiahinya, tidur dengan seorang yang berprofesi sebagai kupu-kupu malam seperti diriku. Aku hanya mengeleng-geleng kepalaku tak mengerti dengan sisi gelap para orang kaya yang demi harta melakukan segala cara agar hartanya tetap kekal.