Dia terpekur memandangku. Bibirnya bergetar dan Ian menjerit meluapkan semua kemarahannya. " Aku benci dia. Aku benci dia! Berani-beraninya dia melakukan hal itu di restoranku!" " Siapa?" Tanyaku binggung. " Aku akan membunuhnya! " Kata Ian meninju meja di samping tempat tidur meluapkan kemarahannya. Melihatnya begitu marah , aku berjalan mendekati tempat tidur. Menghela nafas prihatinku ketika melihat buku-buku tangan Ian memerah karena di pakenya untuk memukul meja dengan sekuat tenaganya. " Ian ada apa? Kenapa kamu ngamuk.? Apa yang terjadi? " Ian hanya menatapku dengan mata menyala lalu dia mengigit bibirnya dan air matanya terlihat mengalir dari sudut matanya, ntah itu karena sedih atau karena luapan emosi yang tak tertahankan. " Ian apa yang terjadi. Siapa yang mengirimmu pesa