“Kyaaaa!” Cherry yang baru bangun tidur dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul itu langsung terduduk dengan terkejut saat mendengar teriakan yang lebih menggelegar dari bunyi petir yang semalam membuatnya menangis. Begitu juga dengan Rion, yang sebelumnya sedang menikmati mimpi indah tiba-tiba terbangun karena teriakan Eris. Iya, Eris. Siapa lagi yang cukup bernyali untuk meneriaki seorang bos mafia yang sedang terlelap dengan memeluk gadisnya—eh?—selain Eris. “Kau! Kau! Kau!” Belum cukup membuat bos besarnya itu terbangun, Eris dengan wajahnya yang memerah—karena marah dan juga sisa dari mabuknya—menghampiri tempat tidur dengan menunjuk wajah Rion. “Beraninya kau— Oi! Tutup mulutmu, sialan!” Amarah Eris harus tertunda saat Rion yang baru bangun tidur itu menguap sangat lebar di